Setelah obrolan panjang keduanya. Karina mengajak minjeong untuk tidur. Karina tau minjeong tak akan berani melakukan apapun ke karina tanpa seijinnya. Maka dari itu ia meminta minjeong menemaninya tidur. Ia masih takut akan kilatan kilatan petir yg terdengar menggelegar di langit.
Tidurlah disni. Temani aku tidur. Ucapnya singkat.
Apakah tak apa nona?tanya minjeong.
Eoh. Cepatlah kemari. Ucap karina malas.
Baiklah Aku akan memakai bajuku dulu nona. Ucapnya.
Setelah itu ia membaringkan tubuhnya disamping karina. Karina menarik lengan kekar minjeong untuk memeluknya. Kemudian ia menghadap kearah minjeong dan menelusup kan kepalanya di ceruk leher minjeong.
Seketika aroma khas tubuh minjeong menyeruak menghampiri indra penciumannya. Karina merasa sangat tenang dan tak lama tertidur lelap. Berbeda dengan minjeong yg sedang gugup dan mencoba mengatur debaran jantungnya.
Ahh tenanglah minjeong. Jangan berpikir yg tidak tidak. Gumamnya mensugesti diri sendiri.
Setelah setengah jam minjeong dapat menutup matanya. Terlelap dengan karina berada di rengkuhan lengan kekarnya.
Setelah kejadian malam itu karina mulai berubah sikap. Ia sudah tidak sedingin sebelumnya. Karina juga telah mengetahui latar belakang minjeong dengan adiknya haaechan. Mengenai bagaimana kerasnya hidup mereka berdua sejak kecil. Karina juga menjadi kagum akan sikap minjeong yg sangat bertanggung jawab pada haechan. Bahkan dirinya rela tidak bersekolah demi menyekolahkan adiknya.
Karina mulai memperlakukan minjeong dengan baik bahkan kadang tanpa sadar ia malah akan bersikap manja pada minjeong. Appa nya saja sampai heran karina bisa berubah 180 derajat sikapnya terhadap minjeong. Tapi appa nya jg bersyukur mereka sudah bisa lebih dekat. Artinya karina sudah menganggapnya sebagai teman atau bahkan lebih yaitu sebagai sahabat. Ia tak perlu khawatir lagi tentang karina karena ada minjeong yg bisa menjaga nya.
SEKOLAH
Disekolah minjeong dan karina masih menjaga jarak. Bukannya karina tak ingin bersikap seperti saat dirumah padanya tapi karena ia tak mau teman temannya salah sangka dengan hubungan mereka berdua.
Dikantin karina melihat lagi minjeong makan berdua bersama lia. Mereka terlihat semakin akrab bahkan lia sudah berani menggoda minjeong. Mereka berdua tertawa bersama. Sesekali minjeong melirik kearah meja karina dan ningning untuk terus memantau.
Karina merasa sebal dengan kedekatan keduanya. Bahkan ada rumor yg tersebar bahwa keduanya sudah menjalin hubungan.
Ck. Dasar genit. Gumam karina sambil menatap intens lia yg terus mengajak minjeong bercanda. Entah apaa yg mereka bicarakan hingga tawa minjeong tak berhenti.
(Cemburu mode on yak😏)
Kamu kenapa sih rin, itu sedotan ampe gak berbentuk kamu gigitin gitu. Ucap ningning yg melihat tingkah aneh karina.
.......
............
Bel pulang sekolah berbunyi. 15 menit berlalu tersisa lah beberapa siswa yg harus menjalankan piket mingguan kelas yaitu ningning dan karina. Minjeong menunggu mereka di depan kelas. Melihat karina yg terlihat kelelahan dengan wajah pucat membuatnya tergerak untuk mendekat dan membantu piket keduanya.
Non.. Ekhem. Karin. Biar aku bantu sapu lantainya. Kau istirahatlah. Wajahmu pucat. Ucap minjeong berusaha menyembunyikan nada ke khawatir annya.
Ningning kemudian melihat karina sekilas. Memang benar karina tampak pucat.
Iya minjeong bener. Kamu duduk disitu aja ini biar dibantu minjeong. Ucap ningning
Tapi ini kan tugas aku ning. Bantah karina.
Udah deh. Gk akan ada yg tau minjeong ikut bantu piket. Kamu duduk aja daripada ntar kamu kenapa kenapa. Tegas ningning
Karina pun hanya diam mengikuti keinginan temannya itu.
Beberapa menit kemudian kelas telah bersih saatnya mereka ber tiga pulang.
Ditengah perjalanan mereka bertiga menuruni tangga sekolah, tiba tiba karina oleng dan hampir saja terjatuh jika tidak dipegangi minjeong.
RINN!! Teriak ningning panik mendapati sahabatnya hampir terjatuh dari tangga.
AWASS!! Teriak minjeong bersamaan dengan teriakan ningning. Untung saja minjeong menangkap karina tepat pada waktunya. Tapi kaki minjeong jadi sedikit terkilir karena menahan tubuh karina yg akan terjatuh.
Akhh.. Ringis minjeong lirih.
Yaampun rin. Hampir aja kamu jatuh kalo minjeong nggak nangkep.
Thanks ya jeong. Ucap ningning.
Iya nggak apa. Karin bisa jalan? Tanya minjeong.
Karina hanya menggeleng pelan karena kepala nya sudah sangat pusing.
Melihat keadaan lemah karina, minjeong mengangkat tubuh karina bridal style keluar gedung sekolah.
Ning, kamu pulang duluan aja biar karina aku anter. Ucapnya
Huum hati hati ya jeong. Kemudian pandangannya beralih ke karina.
Rin kamu cepet sembuh ya. Ucap ningning yg benar benar khawatir padanya.
Um. Makasih ning. Ucap karina.
Yaudah kamu hati hati bawa mobilnya jeong. Ucap ningning mengingatkan.
Di mobil
Nona istirahatlah nanti biar saya gendong nona ke kamar. Ucap minjeong.
Jeong. Ucap karina lirih.
Iya? Balas minjeong.
Jangan terlalu dekat dengan lia. Aku nggak suka.. Ucapnya yg masih cemburu saja di keadaannya yg sedang sakit.
Minjeong terheran dengan maksud karina. Tapi ia hanya mengangguk permintaan aneh tersebut. Karena karina adalah prioritasnya.
Baiklah. Tapi nona harus cepat sembuh. Ucap minjeong.
Kemudian karina menyandarkan kepalanya di bahu lebar minjeong dan mengaitkan lengannya bergelayut manja bak seorang pacar posesif.
Dengan wajah pucat karina membisikkan sesuatu di telinga minjeong.
Gomawo. Jongie~
Ucap karina sebelum tertidur dipundak hangat tersebut.
Karina tak tahu wajah minjeong memerah atas sikapnya kemudian menggigit bibir bawahnya menahan senyum...