-8-

50 4 0
                                    

-

Sepulang dari gor Aga, Iza, Ega, serta yang lainnya pergi kepemakaman Devina. Semoga dengan mereka ziarah kemakam milik Devina ada rasa sedikit tenang kepada Aga.

Suasana pemakaman begitu sepi, cuaca yang sedikit mendung dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus. Aga menabur bunga dengan merata di atas gundukan tanah, nisan yang bertuliskan Devina Binti Riko. Makam yang mulai penuh dengan rumput liar dan nisan yang sudah memudar.

Aga berjongkok disana sambil mengelus nisan tersebut, sebuah kejadian yang tidak bisa ia lupakan rasa bersalah menyelimuti dirinya takut, marah, sedih, semuanya bercampur saat mengingat kejadian itu. Namun apa daya ia tidak bisa memutar waktu.

"Vin udh 4 tahun kamu ninggalin Aga, maafin Aga Vin Aga gagal jagain kamu dan parahnya Aga yang buat kamu gini" Ucap Aga dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Iza dan Ega hanya bisa menguatkan sahabatnya tersebut. Begitu juga dengan Delima, Syifa dan Sirra yang hanya bisa mensupport Aga supaya tidak selalu menyalahkan dirinya.

"Ga lo yang kuat ya, kita semua bakal ada disini untuk lo" Ucap Delima menguatkan Aga.

Mereka semua berdoa untuk Devina. Dibalik pohon ada seseorang dengan pakaian serba hitam sambil memegang sebuah foto, foto tersebut memperlihatkan 4 orang anak. Tangannya tiba tiba mengepal yang membuat foto tersebut ringsek seketika. "Lo harus bayar perbuatan Lo" Gumannya dengan senyum yang terlihat sinis.

Aga, Iza, Ega dan yang lainnya memutuskan untuk pulang karena cuaca yang sepertinya akan turun hujan. Mereka mulai melajukan motor milik mereka untuk beranjak pulang Aga yang tengah membonceng Sirra tiba tiba terkejut karena ada seseorang yang menyebrang sembarangan dan hampir tertabrak oleh Aga.

Ketika Aga mengerem motornya dan hendak menasehati orang tersebut, orang tersebut hanya memberikan senyum tipis lalu berjalan kembali dan meninggalkan Aga dan Sirra.

"Ehh siapa sihh tuh, nyebrang nggak liat liat gue jadiin pentol enak kayanya" Ucap Sirra sangat kesal.

"Udah udah kita pulang aja, takutnya keujanan" Ucap Aga. Aga kembali melajukan motornya dan pergi.

Sesampainya didepan rumah Aga, Sirra langsung berpamitan pulang karena tadi Aga menumpang menggunakan motor milik Sirra.

"Thanks ya, mau masuk dulu ketemu bunda?" ucap Aga.

"Nggak nanti aja, Ade gue minta anter mau beli buku katanya" jawab Sirra.

"Yaudd hati-hati Lo".

"Okee, byee Ga".

"Byee Sirr, titip salam sama Aninda".

"Iyee sipp".

Sirra lalu melajukan motornya dan pergi dari hadapan Aga. Aga lalu masuk kedalam rumahnya tidak ingin berlama lama diluar.

"Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam" jawab Rita yang baru saja datang dari dapur.

"Kamu udah pulang Ga, loh Iza kemana?" Tanya Rita.

"Iza nganterin dulu delima bund, biasa" Jawab Aga.

"Owh ya sudah, kamu makan dulu udh makan belum?".

"Belum Bund".

"Ya sudah makan dulu".

Aga mengangguk lalu pergi keruang makan, disana ada Iga yang tengah makan sendirian sambil bermain ponselnya.

Aga lalu merebut handphone milik Iga, siapa yang mengajarkan dia untuk makan sambil main handphone.

"Astaghfirullah Abang hp Iga" Ucap Iga dengan mulut yang tengah mengunyah makanan.

Arlangga (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang