Sirra tengah rebahan dikasur empuk miliknya. Dia tengah senyum senyum sendiri memikirkan hal yang terjadi tadi siang.
"Tapi masa gue suka sih sama tu tiang listrik" Ucap Sirra.
Dia hanya berguling diatas kasur miliknya. Lalu Dendi datang kekamar Sirra. "Sirra udah tidur?" Tanya Dendi sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Belum pah masuk aja" Jawab Sirra.
Dendi lalu masuk kedalam kamar Sirra dan duduk dikasur milik Sirra. "Anak papa kayanya seneng banget dari tadi sore, kenapa?" Tanya Dendi kepada anaknya.
Sirra lalu menghampiri Dendi. "Dulu papa sama mamah gimana ketemunya?"
Dendi sedikit terkekeh. "Kok nanya itu"
"Ahh udah jawab aja pah"
Dendi lalu bercerita bagaimana dia dengan Arnelita bisa bertemu. Dulu saat SMA Arnelita itu sering dibully karena disekolah dia sambil berjualan kue kering, namun itu yang membuat Dendi kagum padanya.
Walaupun Arnelita adalah orang yang sederhana dan apa adanya, tapi itu membuat Dendi kagum padanya dan membuatnya jatuh cinta pada Arnelita.
Dan awalnya kedua orang tua Dendi yaitu kakek dan neneknya Sirra tidak merestui jika Dendi bersama Arnelita. Karena Arnelita yang miskin berbeda dengan Dendi, namun Dendi mampu membuktikannya dan akhirnya bisa menikah dengan Arnelita ibunya Sirra.
Cinta Dendi begitu besar pada Arnelita, dan jika sifat Dendi yang terkadang main tangan adalah turunan dari ayahnya. Dulu Dendi juga sering dipukul ayahnya jika memang sudah keterlaluan.
"Emng anak papa kenapa?, lagi suka sama seseorang" Tanya Dendi pada Sirra sambil mengusap rambut milik Sirra.
"Menurut papa Aga baik enggak?"
"Aga?, Anaknya om Husain sama Tante Rita?"
Sirra mengangguk. "Iyaa"
"Menurut papa Aga itu orang yang baik, dia sopan, dermawan, dan positif banget orangnya" Jawab Dendi.
"Kenapa Sirra suka sama Aga?" Tanya Dendi menebak.
Sirra hanya terkekeh. "Hehehe, emang keliatan banget ya?"
Dendi hanya tersenyum lalu merangkul Sirra kedalam pelukannya. "Papa bakal dukung kamu biar kamu berubah"
"Makasi ya pah" Timpal Sirra lalu membalas pelukan dari Dendi.
Dendi melepaskan pelukannya lalu pergi dari kamar Sirra. "Ya udah anak papah harus cepet tidur besok sekolah"
"Okee sipp."
Sirra lalu mematikan lampu dan tidur karena besok harus sekolah seperti biasa.
Sementara Aga tengah membantu Iga mengerjakan tugasnya diruang tengah, kebetulan juga disekolah Iga sedang ada lomba cerdas cermat dan Iga terpilih mewakili sekolahnya.
Ya itung itung membantu Iga juga buat belajar. Dan bagaimana Iga nggak terpilih ikut cerdas cermat kalo kakanya saja sering mendapatkan piagam dan piala.
"Bang Aga udah aja, Udah malem Iga mau tidur" Ucap Iga sambil menguap karena sudah ngantuk.
Aga tersenyum. "Ya udah Iga kekamar aja, nanti abang yang beresin ini".
"Yaudah Iga kekamar dulu ya bang" Timpal Iga lalu pergi kekamarnya dan beranjak tidur.
Aga lalu membereskan buku dan tas milik Iga lalu berjalan menuju kamar Iga. Ternyata Iga sudah tidur Aga hanya tersenyum melihat adiknya, dia menghampiri Iga lalu mengusap kepala miliknya. "Selamat tidur jagoannya Abang Aga".
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlangga (REVISI)
Teen Fiction"ARLANGGA HUSAIN" Cowo tampan tinggi yang disegani di SMA Budi bangsa. ketika dia dihadapkan dengan "KEYSIERRA ARNELITA" sicewe yang menyebalkan. Pertemanan Aga bersama Sirra bukanlah hal yang ia inginkan. sebuah rasa yang tiba tiba muncul dalam ha...