Part 49 • Raditya

24.9K 2.3K 16
                                    

"Sial!" Aku menyisir rambutku ke belakang karena terlalu cemas.

Sudah lebih dari lima belas kali aku mengirimi Ika pesan teks, dan hampir sepuluh kali juga mencoba menghubunginya. Semuanya tidak menghasilkan sama sekali, dan justru suara operator lah yang terdengar dalam telingaku.

Sejak terakhir kali aku menghubunginya kemaren, whattsapnya masih centang satu hingga sekarang.

"Please, Ka. Angkat telfon Abang!" Gumamku sembari berjalan mondar-mandir di ruang sekretariat.

"Bang!" Suara Leo berhasil menghentikan langkahku.

"Ya?" Responku setelah menoleh ke arahnya.

Kulihat Leo melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya, lalu kembali menoleh ke arahku. "Lima belas menit lagi acaranya bakal dimulai, Bang. Lo jangan lupa siap-siap ya. Soalnya pesertanya juga udah pada dateng," Jelasnya sebelum kembali pergi.

Aku menarik napas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Duduk di salah satu bangku yang ada di sekret, dan mengambil sebotol aqua dan meminumnya untuk mendinginkan pikiran.

Aku harus mengontrol emosiku terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar. Tanggung jawabku masih begitu besar, sehingga untuk sementara  fokusku tidak boleh terpecah. "Semoga kamu baik-baik aja, Ka."

***

"..... Besar harapan kami jika acara ini bisa menumbuhkan kepedulian kita  kepada masyarakat dan juga lingkungan sekitar. Dan tidak lupa juga menambah banyak insight yang nantinya akan sangat bermanfaat di masa mendatang."

"Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih dan wassalamu'alaikum wr.wb."

Aku turun dari podium setelah selesai memberikan sedikit kata sambutan.

"Udah beres semua belom?" Tanyaku pada salah seorang panitia yang tepat berada di belakang panggung.

"Udah beres, Bang. Bang Saka juga udah dateng...."

Aku mengangguk-angguk menanggapinya. "Sekarang dimana orangnya?" Tanyaku padanya.

Aku mengikuti arah telunjuk Fahri, kemudian menemukan Bang Saka dan ketiga sahabatku yang sedang asik mengobrol. "Ya udah, semangat semangat! Gue temuin mereka dulu bentar."

***


"Halo bro...." Aku bersalaman ala laki-laki kepada keempatnya secara bergantian.

"Gimana, aman?" Reyhan bertanya padaku setelah beberapa saat.

Satria dan Ruben sedang asik bermain game online dari HP-nya, sedangkan Bang Saka sedang menyetel gitar yang akan digunakannya nanti.

"Overall aman sih, cuma tadi mulainya agak telat karena ada sedikit kendala." Aku menjelaskan tentang adanya sedikit kesalahan teknis di awal acara sehingga waktu mulai mundur sekitar lima menit.

"Bukan hal besar sih...." Responnya kemudian.

"Terus kenapa muka lo kusut banget?" Reyhan melontarkan satu pertanyaan lagi setelah melihat keadaanku yang mungkin sedikit berantakan. Dia adalah salah seorang yang sangat peka terhadap situasi apapun, sehingga tidak heran jika dia menyadari bahwa ada yang berbeda denganku hari ini.

Tingkat DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang