(Ravi) Para Bunga

17 1 0
                                    

       Lelaki itu menatap cermin ditoilet kampusnya untuk yang kesekian kalinya. Dan untuk kesekian kalinya juga ia merasa puas seperti biasa dengan penampilannya hari ini. Hari yang sempurna untuk menarik para hati yang baru setelah putus dari Risa, hubungan yang tak terlalu disukai Ravi meskipun sudah berjalan 2 bulan yang lalu. Rekor untuknya bisa mempertahankan hubungan selama itu. Ia mengambil ponsel disakunya, dan segera melihat chat yang baru masuk dalam pesannya. Di pesan itu tertera nama "Simanis" yang dudalamnya sudah ada beberapa pesan rentet yang dikirim padanya.

(Aku gamau putus, maafin aku ya kemarin)

(Aku yg salah, aku terlalu ngekang kamu)

(Pliss bales dong Ravi)

(Jgn berakhir disini)

       Ravi tersenyum sinis melihat isi pesan itu dari Risa. Kemarin ia kepergok oleh Risa tengah berbicara dengan Amilia, mahasiswa tahun pertama yang katanya paling cantik seangkatannya. Jelas Risa jengkel melihat Ravi yang lagi lagi melirik para bunga cantik yang ia jumpai.

       Namun sekali lagi, Ravi tak mempermasalahkan setiap ocehan pacarnya, walaupun ia harus putus sekalipun dengannya.

       Dengan percaya diri ia keluar dari toilet itu dan melangkah anggun bak merak yang mengepakkan bulunya pada penonton. Dari kejauhan, ada sekumpulan wanita yang jingkrak jingkrak melihat Ravi melewati mereka. Tak hanya satu atau dua, hampir seluruh mata dilorong itu terhipnotis akan senyum manis si merak. Ravi sedikit kesal karena mungkin itu terlalu heboh dari biasanya. Namun, seketika raut wajahnya menjadi dingin ketika ia mendapati Risa sudah  berada diujung lorong, didepan kelasnya menunggunya. Tanpa memerdulikannya ia langsung berbelok kekelasnya. Risa memanggil pelan terdengar suara putus asa dari mulutnya.

"Rav !?"

       Ravi menoleh malas dan hanya mengucapkan satu kalimat saja dengan santai

"We done !"

       Lalu melangkah menjauhi wanita itu sembari duduk dimejanya yang paling depan. Fanya memandangi Risa yang masih menahan tangis dari kejauhan. Dipangkunya kedua tangannya dan mendekati Ravi lalu duduk dimeja dekatnya

"Napa tuh cewek lo ?"

"Eks !"

"Hh.. ! Putus ?"

       Ravi tidak menjawab dan hanya mengeluarkan kamera dari tasnya.

"Gila, kasian tuh sedih banget keknya"

"Salah sendiri posesif"

"Awas aja kena karma lo"

"Apaan si lo. Gue nggak apa apain dia kok"

"Bulls*t.. Palingan juga lo nya yang cari gara gara"

"Terserah gue lah"

"Denger denger kemaren lo minta sosmednya Amilia ?"

"Hu'uh"

"Buset.. Baru sehari putus udah dapet aja gebetan"

"Biasa aja, buat temen"

"Target lo selanjutnya ?"

"Target apaan si lu. Gausah aneh aneh"

"Yang mana si yang namanya Amilia ? Katanya yang paling wow diangakatan pertama ya ?"

"Cantikan elo kok Nya !"

"Apaan si lo, gamempan ke gue"

"Padahal gue ngomong jujur"

"Ati ati lo.. Jan terlalu gampang mainin hati cewek"

Langit Untuk CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang