Nyaris saja ia beradu jotos lagi dengan Rama jika Johan tidak segera datang dikala itu. Rama terlihat mengurungkan niatnya karena kehadiran Johan.
"Kenapa bre !?" tanya Johan pada Ravi dengan mengangkuhkan tatapannya pada Rama
"Gapapa bre.. Tenang !"
Tanpa basa basi lagi, Rama pergi dari hadapan mereka berdua. Namun lengannya dicegah paksa oleh Ravi. Dengan kasar Rama melepaskannya.
"Nama lo Rama ? Bukannya kita punya nama yang sama ?"
"Itu gara gara bokap lo!"
Ravi mengernyitkan Dahi.
"Bokap gue!?"
Rama tetap acuh dan pergi
"Hei ! Gue belum selesai ngomong. Mo kemana lo"
"Bukan urusan lo"
Tangan Ravi mengepal tanpa sadar dengan sangat keras.
"Eh.. Gue juga berhak tau beg* ! Lo pikir gue segampang itu lepasin Cahaya Hah.. !?" teriak Ravi yang sudah hilang kesabarannya.
Langkah Rama terhenti. Namun ia tak berbalik badan. Dan tetap diam selama beberapa saat. Sampai ketika ia tiba tiba membalas ucapan Ravi yang marah padanya dengan suara yang lebih tenang.
"Kalo lo sekekeuh itu suka dama dia. Temuin gue nanti"
"Kenapa gak sekarang ? Lo mau hajar gue sampe mati gitu ?"
"Terserah.. Kalo lo beneran berjuangin Cahaya, mestinya lo gak takut mati nanti"
Dan Rama semakin menjauh dari pandangan Ravi. Johan hanya berdiri menyaksikan sahabatnya yang terdiam seribu bahasa. Lalu dengan wajah datar mencegah Ravi.
"Kalo ini demi cewek itu, gue bakal nyegah lo"
"Gabisa Han" kini giliran Ravi yang memandangi wajah Johan dengan tegas
"Gabisa apanya ? Lo beneran mau mati? Kemaren aja lo hampir sekarat dipukulin tuh orang"
"Gue punya feeling dia memang mau kasih tau info penting"
"Ck.. Hei !! Ayolah, jangan bod*h demi cewek yang lo bisa dapetin lebih dari dia"
"Lo gatau gimana perasaan gue, dan menurut gue Cahaya gak ada siapapun yang sepadan"
"Hhh.. Konyol !" Johan tertawa lepas
"Gimana seandainya bener dia bakal ngehajar lo sampe mati ? Gue sebagai sahabat lo apa nggak lo pikirin ?" sambungnya
"Sory Han.. Tapi gue harus nemuin dia"
"Ya Ampun ! You really F*cking Cr*zy man.. Beneran udah gila lo Rav" Johan mendorong bahu Ravi
Ravi hanya menghela nafas sedalam dalamnya.
"Lo ingat nggak gue pernah bilang, kalo gue bisa dapetin dia. Gue gamau lagi cewek manapun didunia ini"
"Tapi kenyataanya lo belum dapetin dia bro"
"Gak.. Gue udah dapetin dia"
"Na terus sekarang dia dimana aja lo gatau, dapetin gimana maksud lo ?"
"Johan ! Seenggaknya buat pertama kali, ada yang bener2 bisa ngetuk pintu hati gue dengan tulus"
"Bulsh*t !!" Johan geli mendengarkannya. Walaupun kata yang terlontar dari mulut Ravi itu terdengar sangat meyakinkan ditelinganya
"Lo tetep gamau bantuin gua !?"
"Terserah lo deh, mau mati ya mati aja sono" Johan dengan hati yang sangat kecewa meninggalkan Ravi yang mematung disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Untuk Cahaya
RomanceRavi, si playboy yang selalu merasa dirinya paling menarik dengan wajah tampan disekitarnya yang mampu menghipnotis mata para wanita yang melihat, harus dihadapkan pada kenyataan bahwa ia ditaklukkan oleh seorang gadis muslimah misterius yang tak te...