11

129 24 4
                                    

"Happy Reading"

Yeonjun dan Jungkook sedang bersiap-siap untuk menuju kebandara, kedua pria itu berencana akan segera terbang ke New York.
Yeonjun sudah menitipkan perusahaannya pada ayahnya dan juga Taehyun.
Mungkin Yeonjun dan Jungkook akan tinggal selama masalah ini belum kelar.

Sesudah mereka memasukkan barang-barangnya didalam koper, Jungkook dan Yeonjun pun segera keluar dari kamar masing-masing dan berpamitan pada ayah, Jia dan Tae Kyung untuk segera pergi.
Tidak perlu khawatir lagi, Tae Kyung sudah mengerti kenapa ayahnya dan juga pamannya akan terbang ke negara lain.
Yeonjun mengatakan bahwa ia akan menjemput paman  Tae Kyung yang lain.
Tentu saja bocah itu mengizinkan tanpa memberontak, karena ia ingin melihat siapa pamannya yang dimaksud Yeonjun.

"Hati-hati Appa, Samchon"
Saat Yeonjun dan Jungkook menaiki mobil, Tae Kyung melambaikan tangannya tinggi-tinggi dengan senyum cerahnya.
Yeonjun dan Jungkook membalasnya sebelum mereka pergi.

Setelah koper-koper milik Jungkook dan Yeonjun tersimpan di bagasi mobil, mobil itu pun berjalan membelah jalanan Seoul.
Didalam mobil Yeonjun dan Jungkook sudah merasakan jantungnya berdetak dengan kencang.
Mereka merasa sedikit gerogi walaupun belum menginjakkan kaki mereka di New York.

000

"APA?!!"

Jimin tak dapat mempercayai informasi yang anak buahnya sampaikan tadi, hal itu benar-benar mengejutkan.
Jimin menyuruh anak buahnya untuk keluar meninggalkannya, ia sedang banyak pikiran sekarang.
Entah harus berbuat apa ia untuk menghentikan Yeonjun dan Jungkook sampai ke new York.

Jimin mengepalkan tangannya, menghantam cermin disebelahnya dengan kencang sampai cermin itu pecah.
Ia abaikan darah yang muncul ditangannya akibat pukulan tadi.
Jimin terlampau takut kehilangan Beomgyu, ia merasa gelisah.
Jungkook dan Yeonjun pasti sudah mengetahui kebenarannya, harus bagaimana ia?
Apalagi hubungannya dengan beomgyu sedikit bermasalah.

Jimin panik sendiri, ia meremas kuat Surai hitamnya.
Bahkan darah ditangannya yang sudah membanjiri wajahnya saja ia abaikan, Rasa sakit ditangannya tak  sebanding dengan rasa khawatirnya jika Beomgyu lebih memilih Yeonjun.

Saat Beomgyu bertemu dengan Yeonjun waktu itu, ia tak melupakan kakaknya itu, hanya saja Beomgyu........

Kembali pada Jimin, Jimin berjongkok sambil menangis keras, Sampai membuat teman-temannya yang berada diruang tamu panik.
Mereka pun berlari kearah tangga untuk menuju  ruang kerja Jimin.

Yoongi mengetuk pintu ruangan itu dengan rasa panik, tetapi Jimin tak ada menjawab.
Karena mereka sangat khawatir, jadilah keempat pria itu mendobrak pintunya dengan paksa.
Saat pintu sudah terbuka, betapa terkejutnya mereka melihat banyaknya pecahan kaca yang disertai darah Jimin yang menggenang besar dibawah sana.

Seokjin cepat-cepat mencari keberadaan Jimin yang ternyata ada dibawah mejanya.
Mereka segera membawa Jimin keluar dari sana, dibawanya Jimin keruang tamu.
Namjoon segera memanggil dokter supaya datang kemansion ini untuk mengobati luka Jimin.

Seokjin, Yoongi, HoSeok dan Namjoon merasa iba pada kondisi Jimin yang sekarang sedang meringkuk diatas sofa masih dengan tangisannya.
HoSeok segera memanggil Maid untuk membuatkan air hangat untuk membersihkan luka Jimin.

Sedangkan Namjoon sekarang sedang mencari keberadaan Beomgyu.
Entah kemana bocah itu, mungkin diruang bawah tanah?
Namjoon segera turun menuju kesana, ruang bawah tanah adalah ruangan kedap suara, maka dari itu siapapun yang berada dibawah tidak akan mendengar suara ribut dilantai dua keatas kecuali lantai satu.

[✓] Disguise •YeonGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang