🌺

1.8K 178 0
                                    

Setelah pertunangan kedua anak-anak ini melanjutkan pendidikan mereka seperti biasa. Tidak ada hambatan walaupun keduanya terpisah jarak jauh.

Sekolah dari senin sampai kamis, sisa hari libur merupakan kunjungan rutin ntah itu dari Jeno atau Karina.

Keduanya bercengkrama hangat dalam perjalanan pulang dari kantor milik Jeno. Minggu ini Karina yang pergi ke Korea menemui calon suaminya, ehek.

Di dalam mobil hanya empat orang termasuk asisten pribadi Jeno dan supir pribadi Jeno. Mereka berdua merupakan pasangan suami istri yang sudah sangat dekat dengan calon menantu keluarga Lee, Karina.

"Paman tolong berhenti sebentar di supermarket ya, Karin mau beli cemilan."

"Baik Nona Muda Adya--"

"Eii! Panggil Karin saja, paman."

"Baik Karin."

"Nah... Itu baru benar."

Deretan mobil berhenti di depan supermarket. Karina keluar diikuti Jeno.

"Kenapa turun juga, Jen? Mau beli sesuatu?"

"Tidak, mau nemenin Karin saja."

"Hm... Begitu."

Jeno ngangguk. Jeno mengulurkan sebelah tangannya disambut Karina dengan senang hati.

"Lihat buahnya segar sekali. Buah apa ya, Jen? Mangga atau jeruk?"

"Ambil semua, Rin"

"Tidak boleh begitu, itu namanya pemborosan"

"Tidak ada namanya pemborosan untuk Karina Lee."

"Ish! Nikah saja belum sudah Lee Lee"

"Kita nikah setelah umur legal, Rin."

"Masih lama, sekarang umur kita masih 7 tahun."

"Nikah sekarang mau?"

"HAH?!"

BRAK!

PRANG!!

Jeno refleks menarik Karina ke dalam pelukannya.  Hampir saja pecahan kaca menghantam kepala Karina.

Jeno menoleh, mobil yang mereka tumpangi tadi sudah terbalik ditengah jalan. Sedangkan mobil asing menerobos masuk ke dalam supermaket.

"Paman sama bibi, Jen!"

🦢

Pagi hari setelah kejadian semalam, keluarga Lee dan Adyatama berkumpul disalah satu ruang rawat VVIP. Siapa yang dirawat? Karina. Dia shock dan tidak sadarkan diri selama 5 jam.

Setelah sadar Karina menanyakan perihal bayi yang dikandung asisten pribadi Jeno. Asisten pribadi Jeno memang tengah hamil tua. Padahal sudah tidak di izinkan untuk ikut kemarin, tapi dia menolak, katanya bosan kalau banyak berdiam diri. Alhasil ini yang terjadi. Akibat kejadian semalam, calon orang tua itu sudah berpulang kepada sang pencipta, meninggalkan bayi mungil yang kini dalam dekapan Karina.

Pemakaman juga berlangsung tadi malam. Mereka tidak memiliki keluarga lain selain keluarga Lee. Mereka diambil dari panti asuhan oleh nyonya Lee waktu mereka beranjak remaja. Hal ini sangat disayangkan tapi yang namanya musibah siapa yang tahu.

"Dia imut sekali kan, Jen"

"Hmm... Pipinya bulat"

Jeno jahil menusuk pelan pipi bulat mirip bakpao sang bayi.

"Apa yang harus kita lakukan dengan bayi lucu itu? Atau mengangkat dia sebagai anak dari salah satu keluarga kita?" Tanya Jaehyun ayah Karina.

"Aku tidak keberatan kalau dia masuk dalam keluarga Lee" Jennie angkat suara.

"Masukkan saja dia dalam keluar Lee, Appa. Tapi setelah kami berdua menikah dia akan menjadi anak kami. Urusan merawat juga campuran tangan kami."

"Bagaimana kalau sementara keluarga Adyatama saja, Jen. Bukannya kamu akan tinggal di Indonesia mengurus anak perusahaan di sana"

"Benar juga," Jeno ngangguk, "Nanti aku cari lokasi rumah yang dekat dengan sekolah dan kantor"

"Kalian berdua ini bicara apa? Kalian masih kecil, biar kami yang mengurus bayinya"

"Tidak bisa begitu, Karin sama Jeno duluan yang mau mengurus adik bayi ini. Kalau kami sibuk baru kami titip Mom atau Bunda yang urus."

"Yakin?"

"Yakin!"

"Kalian mau tinggal berdua?"

"Iya. Rumah kita yang agak kecil itu kami akan tinggal disana, Yah."

"Oh.. tidak jauh dari rumah. Tenang-tenang mudah mengawasi mereka nanti."

"Apa kalian sudah memberikan nama?"

"Sudah, Mom"

"Apa?"

"Lee Min Jeong Adyatama."

🦢

Adik bayi debut ( ◜‿◝ )

Adyatama LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang