Hari ini hari pertama Winter sekolah dengan seragam baru, teman baru, dan tentunya sekolah yang baru. Sekolah yang ini tidak perlu khawatir karena sekolah ini berada dibawah pengawasan keluarga Adyatama.
Beberapa siswa dan siswa dari sekolah lama ada yang masuk ke sekolah ini juga. Semenjak kejadian tiga tahun yang lalu tidak ada lagi yang berani membully Winter soal berita simpang siur itu. Karena nyatanya Winter memang bukan anak haram.
Apa yang dilakukan oleh kedua orang tua Winter waktu itu cukup memberikan pelajaran kepada mereka. Lagi pula siapa yang mau dipukul ditengah lapangan dan disaksikan oleh banyak orang sampai dinyatakan koma.
Kalau ada berarti dia orang yang aneh.
"Win ayo pulang"
"Sebentar~ makananku belum habis juga"
"Perasaan dari tadi makan, masa belum selesai"
"Namanya lapar. Mending kau makan juga deh, Ning... dari pada ngomel mulu. Siapa tahu kau makin tembem."
"Kau mengejekku pipi gemuk heh! Tidak sadar diri dia juga sama."
"Suka suka lah"
"Sudah ah ayo pulang, kasian Njun sudah menunggu dari tadi"
"Kan aku tidak minta antar pulang, aku kan dijemput nan--"
"Bodo! Pulang pulang!" Ningning menarik Winter keluar dari kantin.
"AKU BELUM BAYAR!"
"Untuk apa bayar sekolah punya keluarga sendiri"
"Ya tapi kan--"
"Ssttt..."
"Ish!"
❄️
"Hati-hati jangan ngebut"
"Iya... Papai~"
Winter memasuki perkarangan rumahnya. Melalui taman bunga dan sungai buatan milik mama-nya, Winter sampai pada garasi atas disamping rumah.
"Apa papa punya mobil baru?" Winter tampak asing dengan mobil satu ini
"Beli mobil terus, padahal di garasi banyak mobil yang jarang dipakai, malah beli lagi. Seandainya bisa dilelang sudah pasti aku lelang." Winter ngedumel sepanjang jalan ke teras rumah. "Ini juga, kenapa punya rumah harus besar kali lebar begini, kan capek jalan jauh."
"Cucu Nona Muda Lee sudah pulang" sapa salah seorang keamanan keluarga Lee
"Iya paman. Papa beli mobil baru lagi ya paman?" Tanya Winter penasaran
"Setahu saya tidak Cucu Nona--"
"Aduh... Panggil saya Cucu Lee atau nama saja paman, kelamaan kalau panggil begitu."
"Baik Cucu Lee."
"Nah... Kan enak. Jadi?"
"Itu mobil rekan kerja Tuan Muda Lee"
"Oh... Begitu" Winter ngangguk mengerti, "ya sudah saya masuk dulu ya paman"
"Silahkan Cucu Lee"
Ceklek...
Winter celingak-celinguk melihat keadaan rumahnya sepi. Tumben, biasanya kalau siang agak ramai. Kemana semua orang?
"Mama cantik ada di rumah kan ya. Papa juga ada di rumah. Tapi kok sepi? Atau jangan-jangan papa sama mama berbuat iya iya lagi" Celotehan Winter berhenti pas melewati dapur. Aroma masakan semerbak menusuk hidungnya.
"Mama cantik~ Adek pulang~"
Karina menoleh ke sumber suara, putri manisnya sudah pulang." Anak Mama yang manis~ sini dek"
"Aduh adek lapar" Winter mengelus perutnya yang terlihat agak gendut. Iyalah kan tadi Winter habis makan di sekolah.
"Kita makan kalau kerjaan papa sudah selesai. Sana ganti baju terus samperin papa diruang kerjanya"
"Siap mama~"
❄️
Aku agak heran kenapa kalian baca cerita ini, padahal alurnya racu.
Chapter depan masuk book 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyatama Lee
Fanfiction(Belum Revisi) "Anak seperti teman."--Karina. "Minta dijodohkan bukan dijodohkan."--Jeno. "Aku seperti pedofil."--Jaemin. "Ma, Kakak Na ganteng."--Winter. Korea-Indonesia. #Book pertama loncat-loncat. Kisah singkat tentang Jenrina sebagai orang tua...