"Menginap saja, Na" tawar Jeno
"Boleh."
Setelah menjemput Winter pulang les tadi sore, tidak lama hujan lebat hingga sekarang. Jaemin dilarang pulang takut terjadi apa-apa dijalan. Selesai makan malam mereka berkumpul diruang tengah.
"Aku dengar dari paman Jaehyun kau membantu pekerjaan Karina, Jen"
"Tentu saja aku harus membantu, Na. Aku takut Karina banyak pikiran nanti mengganggu kesehatan bayi kami."
"Paman Jaehyun tidak curiga?"
"Apa yang mau dicurigai dari orang bucin, Na"
"Ah ya... Kau bucin akut."
"Kakak Winter mandi gih, nanti hari makin malam, tidak baik mandi terlalu malam."
"Sebentar lagi, ma. Masih mau main sama dedek nih.."
"Dedek nya mau tidur kakak"
"Mama tahu dari mana?"
"Dedek bayi yang bilang."
"Wah~ hebat!" Winter menatap kagum perut sang mama. Kandungan Karina sudah masuk bulan ke-5, tentu perut itu sudah mulai membesar. Winter suka sekali mendusal disana, kadang saingan sama daddynya.
"Ajak kak Na sana"
"Mandi berdua?"
"Sendiri-sendiri lah kakak~ enak saja berdua" nah Jeno sewot sekali sama putrinya ini. Kok polosnya kelewatan. Perasaan Karina tidak sepolos itu. Apa perlu diajarin hal-hal yang tidak polos agar mengerti?
"Walaupun berdua aku kuat iman kok, Jen"
"Tetap tidak boleh."
"Sama daddy saja kalau begitu" lancar sekali kakak Winter ini ngomongnya
"Kau melihat tubuh pacarku Jeno?!" Jaemin mendelik tajam kearah Jeno
Jeno beringsut menjauh dari jangkauan Jaemin, "Y-ya kan dia anakku" Jeno tidak salah kan?
"Tapikan dia sudah dewasa Jeno! Aduh! Tubuh polosnya itu seharusnya yang boleh liat ibu sama suaminya saja. Kau ayahnya tidak boleh liat lagi!" Rasanya Jaemin mau melakban mata Jeno untuk selamanya.
"Sudah sudah. Ayo Jen mandi sama aku saja." Karina menarik Jeno menjauh dari sana. Meninggalkan anak dan calon menantunya. Terserah mereka mau ngapain. Mandi bareng kek, buat bayi kek, Karina dukung kok.
❄️
"Kak Na mandi dulu. Adek mau makan bentar."
Tanpa protes Jaemin langsung melipir ke kamar mandi. Soal pakaian tidak perlu khawatir, di lemari Winter seperempat isinya pakaian milik Jaemin. Saking seringnya Jaemin mendap dirumah adek pacar.
Selesai menyiapkan pakaian untuk calon suami... Ehem, Winter membongkar paketan makanan kesukaannya, apalagi kalau bukan martabak keju, dan tambah satu lagi, bakso bakar yang dijual dekat rumah sakit. Selain disana, tidak ada bakso bakar yang enak menurut Winter.
Selang beberapa menit Jaemin keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya. Selesai memakai pakaiannya, Jaemin baru mencolek lengan sang pacar yang masih sibuk ngunyah.
"Mandi dek"
"Siap!"
❄️
"Narra kok belum tidur?" Lisa yang ingin ke dapur malah menemukan anak bungsunya duduk diruang tengah dengan ruangan yang gelap. Hanya diterangi kilat yang lewat menembus jendela kaca.
"Narra menunggu Jaemin oppa pulang, ma"
Lisa menatap Narra bingung. Tumben sekali Jaemin tidak mengabari adiknya. "Oppa tidak bilang ke kamu ya? Tadi bilang sama mama dia nginap tempat pacarnya"
"Kok gitu?"
"Mama tidak tau. Sudah sana tidur. Besok juga pulang kok. Ketahuan daddy kamu masih mendep disini, bisa kena omel kamu."
"Ini Narra mau tidur."
"Hm... Bagus." Lisa baru saja mau berbalik, tangan sudah ditahan duluan.
"Ma"
"Kenapa sayang?"
"Mama pernah bilang kalau mama merestui hubungan Narra sama Jaemin oppa kan?"
"Mama tidak pernah melarang anak mama mau suka sama siapa saja. Asalkan dia baik dan dari keluarga yang baik juga. Tapi Narra, oppa mu itu sepertinya serius sama pacarnya. Coba Narra sendiri yang tanya langsung sama oppa."
"Apa mama mau membantu misalkan Jaemin oppa menolak Narra?"
"Perasaan tidak bisa dipaksakan, Narra. Maka hasilnya tidak akan baik."
❄️
Ceklek
Winter keluar dengan handuk kebesaran melilit tubuhnya sampai dada. Kata mama cantik kalau ada pacar didalam kamar jangan menggunakan sesuatu yang terbuka. Contohnya ya pakai handuk, pakai sampai dada biar aman. Sebagai anak baik Winter nurut lah. Biasanya Winter bahkan tidak memakai apa-apa.
"Kak Na~"
"Sini dek"
Winter merangkak masuk kedalam selimut.
"Kenapa tidak pakai baju?"
"Nanti, mau peluk kakak dulu"
Jaemin menarik selimut sampai leher Winter. Dingin nanti masuk angin. Mana diluar masih hujan deras.
"Masih dingin, dek?"
"Hm sedikit"
"Lepas sebentar, dek"
Winter melepas pelukannya.
"Sini"
Dengan senang hati Winter merapatkan tubuhnya yang hanya menggunakan handuk itu ketubuh Jaemin yang sudah menanggalkan bajunya.
Jangan sampai Jeno melihat ini. Bisa gila dia.
❄️
Aku berencana published buku yang rated M nya lumayan disini. Tapi aku agak ragu apalagi main cast nya JenRina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyatama Lee
Fanfiction(Belum Revisi) "Anak seperti teman."--Karina. "Minta dijodohkan bukan dijodohkan."--Jeno. "Aku seperti pedofil."--Jaemin. "Ma, Kakak Na ganteng."--Winter. Korea-Indonesia. #Book pertama loncat-loncat. Kisah singkat tentang Jenrina sebagai orang tua...