🍽️

1.1K 145 7
                                    

Jaemin otw...

🦢

Karina membalik meja dihadapannya. Meja kaca itu pecah berhamburan menghantam lantai.

"Apa guna anda menjadi kepala sekolah? Apa sebagai pajangan?"

"Atas dasar apa anda bicara seperti itu Nona Karina?"

"Anda masih bertanya, apa anda bodoh?"

"Anda--"

"Ett... Diam. Aku tidak mau mendengar pembelaan yang tidak penting."

"Tidak bisa seperti itulah--"

"Diam atau ku hantam sama beling."

"Nona Karina anda ini tidak sopan sekali"

"Oh ya... Aku tidak sopan, dan anda yang bodoh. Sudah cocok kan kita?"

"Dasar gila!"

"Iya memang aku gila. Em... Jadi siapa yang membuat wajah putri kesayanganku terluka? Angkat tangan kalian anak pintar" Karina memindai satu persatu siswa dan siswi di sana.

"Tidak ada yang mau mengaku ya? Baiklah kalau begitu," Karina mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu disana, "nah... Ini dia. Kalian lihat dengan baik, buka mata kalian lebar-lebar."

Jelas sekali rekaman cctv dilayar ponsel milik Karina. Satu persatu orang tua siswa diperlihatkan oleh Karina. Terakhir, kepala sekolah.

"Apa pendapat anda kepala sekolah yang terhormat?"

"Dapat dari mana anda rekaman cctv ini?" Tanyanya balik

"Ck. Orang nanya malah nanya balik" Karina balik badan menghampiri para siswa yang sudah memucat ditempat

"Nah... Kau yang menghantam putriku dengan kayu mau bagaimana?" Tanya Karina kalem

"Nona, kita bisa membicarakan masalah ini baik-baik"

"Tentu saja. Tapi tanganku gatal ingin memberi pelajaran kepada putra anda Tuan. Bagaimana ini?" Tanya Karina sok polos

"Jangan sentuh cucuku!"

Karina menarik kembali tangannya tadi yang siap melayang kepada seorang siswa yang sudah bersembunyi dibalik tubuh orang tuanya. Karina menutup mulutnya dengan tangan, tak lupa mata melotot menandakan Karina tengah terkejut.

"Cucu? Woah... Pantas anda diam saja cucu ternyata hahaha... Atau jangan-jangan semua yang ada didalam sini cucu anda juga hahaha..."

"Kalau iya anda mau apa hah?!"

"Hahaha... Haha... Ha..." Karina berhenti tertawa. Matanya bergulir melihat satu-persatu orang didalam ruangan.

"Mama!" Salah seorang perempuan tampak melotot atas pengakuan dari sang kepala sekolah.

"Konspirasi macam apa ini?"

"Apa yang terjadi disini?"

"Papa" Winter merasa lega melihat kehadiran papa Jeno. Semoga bisa menenangkan mama cantiknya yang masih sibuk mengoceh ini. Winter tidak berani menengahi nanti malah dia yang kena ceramah juga.

"Tuan Lee, kenapa anda ada disini?" Tanya seorang lelaki disana bingung

"Putriku menyuruh aku datang kemari, tentu saja aku harus datang," jawab Jeno, "adek kemari" Jeno membuka kedua tangannya siap menyambut sang putri.

Winter berdiri dari duduknya lalu memeluk lengan Jeno.

"Mama kemari"

Karina balik badan kemudian memeluk lengan Jeno juga. Jeno membawa kedua kesayangan ini kedalam rengkuhannya. Tubuh tegapnya menjulang dihadapan yang lain seolah menantang.

Adyatama LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang