🐲

851 84 2
                                    

❄️

"Mulai hari ini mama, papa, kak Na, pokoknya semuaaaaa orang harus panggil adek dengan kakak, titik."

Hari ini secara resmi Winter menyatakan panggilannya naik satu tingkat dari adek menjadi kakak. Pasalnya mama cantik ternyata tengah berbadan dua ( ◜‿◝ )♡

Nah mereka bertiga sedang menunggu Karina ganti pakaian. Mereka mau ke rumah sakit untuk lebih memastikan lagi. Padahal sudah 20 tespack menunjukkan garis dua terpampang nyata dihadapan mereka sekarang.

Sampai di rumah sakit mereka ber-empat duduk menunggu sebentar, Karena perginya dadakan dan tidak ada janji sebelumnya jadi ya antri kalau tidak sabar menunggu besok. Untung saja hari ini tidak terlalu ramai jadi tidak lama nama Karina sudah dipanggil.

"Kak Na"

"Kenapa dek?"

"Kok orang-orang ngeliatin kita sih?"

Jaemin mengedarkan pandangannya ke sekeliling, iya sih mereka mencuri-curi pandang seakan bertanya apa yang dilakukan pasangan muda menunggu didepan ruangan dokter kandungan, agak aneh memang. Secara masih terlalu muda, apalagi yang Winter bahkan terlihat seperti anak baru masuk SMP.

Jaemin melirik Winter yang kini sibuk memainkan tangannya sambil bersenandung pelan. Dia sibuk dengan dunianya sendiri.

Kenapa Jaemin merasa seperti pedofil yang berpacaran dengan anak dibawah umur : )

Tapi yang namanya cinta ya mau bagaimana lagi. Tiba-tiba Jaemin membayangkan kalau dia sekarang sedang menemani sang istri periksa kandungan, anak pertama mereka.

"Hehehehe..." Jaemin terkekeh pelan. Lucu sekali.

"Kak Na kenapa?"

"Adek lucu"

"Kan tadi sudah dibilang panggil kakak bukan adek." Winter memicingkan mata tidak suka

"Ya masa kakak" Jaemin menunjuk dirinya sendiri," terus manggil adek dengan kakak juga." Nunjuk ke Winter, "jadinya aneh adek~ kakak mau ke mana? Main sama kakak yuk. Kan aneh."

"Hm... Benar juga. Aneh."

"Kakak Winter, ayo kita pulang"

Jeno dan Karina sudah berdiri didepan mereka berdua dengan senyum lebar menghiasi wajah kedua.

"Gimana, ma?"

"Adek sudah berusia 4 minggu, kakak~" ucap Karina sambil mengelus perutnya yang masih datar

"Wah~~"mata Winter berbinar-binar,"hallo adeknya kakak Winter~" Winter mendusalkan wajahnya ke perut sang mama, sambil terus menyapa calon adik dengan penuh semangat.

"Kan apa kataku, Jen. Insting Na Jaemin memang tidak pernah salah."

Memang sebelumnya Jaemin yang paling heboh menyuruh Karina menggunakan tespack tadi. Jaemin  curiga saja kalau istri orang sudah berprilaku aneh-aneh pasti ada apa-apanya. Soalnya pengalaman Jaemin sebagai korban dari kesengsaraan ngidam dari beberapa tantenya sudah cukup menjadi pelajaran bagi Jaemin.

Sampai-sampai ngotot minta air pipis Karina saking curiganya.

"Minta sedikit, masuk kedalam gelas ini"

Jaemin menyodorkan gelas kosong ke Karina, kemudian Jaemin langsung dapat hadiah sandal cantik dari Jeno.

Karena dua orang itu ribut tidak berhenti saling teriak satu sama lain, akhirnya karina mengalah. Karina ke toilet dengan gelas yang Jaemin sodorkan tadi.

"Sudah jangan ribut." Karina menarik Jeno menjauh dari Jaemin, sudah seperti indung ayam yang marah ketika anaknya diambil saja. Galak.

"Ini Na" Karina menyerahkan gelas yang sudah terisi seperempat kepada Jaemin.

Jaemin menerimanya dengan senang hati. Membuka satu tespack lalu memasukkan kedalam gelas sebentar.

"Tidak usah fokus sekali melihat gelasnya. Seperti tidak pernah liat air kencing saja" sewot Jeno

"Papa jangan galak sama pacar adek."  Winter cemberut tidak suka pacarnya dimarahin

"Salahin pacar adek tuh"

"Ish! Papa nih!"

"Gshisisuwveuewiwj!"

"Qoowbflalfdopaldojd!"

Gantian anak dan suaminya yang saling kata hingga tidak jelas lagi apa yang dibicarakan. Sabar sekalian Karina ini.

BRAK!

"EH AYAM PAPA!" Winter refleks teriak karena kaget

"Kenapa sih Na rusuh sekali?" Sekali lagi Karina sabar

"GARIS 2! NIH LIAT NIH!!" Jaemin memamerkan tespack tadi

"SERIUS?!" Teriak Jeno tak kalah heboh

"IYA!"

berakhirlah tespack itu dikerumuni oleh empat orang. Kasian sekali tespack nya dipelototin, padahal dia tidak salah apa-apa :(

"Masih ada kan tespack nya, Na?"

"Ada kok banyak" Jaemin menyodorkan plastik yang isinya tespack semua.

"Ayo kita coba semua. Siapa tau yang ini tadi bohongan."

"Oke!"

"Mama cantik, minta pipisnya lagi dong.." Jeno nyengir sambil menyodorkan gelas lagi ke istrinya

"Gelas punya adek juga isi, ma."

Lagi dan lagi Karina bersabar. Mereka terlalu brutal.

Setelahnya, tespack berbaring memanjang diatas meja, dan menunjukkan hasil positif. Dan sekarang mereka pulang dari rumah sakit dengan hasil yang sama pula, Karina positif hamil.

"Kakak mau pamer ah~"

"Sama siapa, kak?"

"Aduh papa nih, ya sama kakek, nenek, opa, oma, sama semuanya."

"Jangan dulu, kak"

"Kenapa, ma?"

"Biar nanti jadi kejutan. Kita beri tahu pas adek sudah tujuh bulan."

"Apa tidak terlalu lama, Rin?" Jaemin rasa keluarga Lee agak aneh

"Biarin, lagian mereka tidak pernah minta cucu lagi tuh."

Kan aneh.

Tanpa mereka sadari sejak tadi sepasang mata mengawasi mereka dari jauh.

'Tidak ada yang boleh mengambil milikku!'

Terkadang cinta membuat orang hilang arah.

❄️

Ehem... Ada yang mau mutualan tidak? :)

Adyatama LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang