Selesai mandi Winter menuruni tangga menuju lantai bawah yang langsung mengarah ke dapur. Dari tadi dia nelpon tidak ada yang mengangkat, jadi Winter terpaksa turun sendiri.
Suasana rumah besar itu tengah sepi sekarang. Pasalnya cuma ada Winter dan pekerja, mungkin. Ntahlah Winter tidak yakin kalau ada orang lain dirumah ini selain dirinya. Sedangkan yang lain pasti masih sibuk ditempat acara.
Sesuai yang dikatakan Jeno waktu itu, mereka akan memberitahu jika usia kandungan sudah masuk bulan ke-7. Nah... Saking senangnya kedua keluarga besar itu membuat acara besar-besaran untuk menyambut cucu kedua.
Winter pulang duluan setelah acara inti selesai. Dia ada ujian hari ini makanya dia buru-buru pulang.
Sampai dapur Winter menyalakan semua lampu. Setelahnya Winter baru menggeledah dapur, eksperimen di dapur sepertinya seru. Belum memulai rencananya Winter dibuat bingung dengan suara gaduh diluar.
Winter berlari keruang tengah menyalahkan layar lebar yang langsung menampilkan rekaman cctv dari setiap penjuru rumah.
"Siapa mereka?" Gumam Winter.
Melihat seseorang dengan pakaian tertutup masuk kedalam rumah, Winter buru-buru menelpon Jaemin. Belum sempat berbicara Winter pergi meninggalkan gagang telpon yang masih terbuka, berlari menuju lantai atas.
Derap langkah seseorang berlari kearahnya menggema ke setiap ruangan.
Winter tidak tahu mereka ini punya niat menguras isi rumah atau punya niat lain. Yang pasti Winter harus bersembunyi. Semua pekerja saja bisa di lumpuhkan. bagaimana dengan dia yang sendirian.
"Lee Winter!"
Winter mematung ditempat, "Aku," bisik Winter pada dirinya sendiri,"dia mencari ku" dan bodohnya Winter lupa mematikan rekaman cctv diruang tengah tadi.
Winter berlari melewati lorong lantai 2. Sudah pasti orang itu bisa melihat dirinya. Sekarang Winter merutuki kenapa rumah ini penuh dengan cctv.
❄️
"Hallo? Dek?" Jaemin menyerengit bingung tidak ada jawaban dari seberang sana. Hanya langkah kaki menjauh dan mendekat yang ia dengar.
"Winter?" Panggil Jaemin sekali lagi.
"Lee Winter!"
Suara menggema diseberang sana membuat Jaemin langsung panik mencari si pemilik rumah.
"Paman?!"
Taeyong menatap Jaemin bingung. Ada apa gerangan dengan anak ini?
"Kenapa Jaemin?"
"Winter tadi pulang sama siapa? Siapa yang nemenin dirumah?"
"Winter pulang sendiri Jaemin. Kenapa memangnya?"
"Aku rasa terjadi sesuatu sama Winter. Paman bisa akses cctv lewat handphone kan?"
"Tentu bisa. Tunggu sebentar."
PRANG!
Deg
"WINTER KU!" Teriakan Jaemin sukses menarik perhatian seluruh orang yang ada disana.
"Pulang! Ayo pulang!" Taeyong menyusul Jaemin yang sudah berlari dulu.
"TAEYONG KENAPA?!"
"CUCUKU DALAM BAHAYA!!" Taeyong masih sempat membalas pertanyaan Jaehyun.
"Hah cucu? Cucu... Cucu berarti... WINTER CUCUKU! TAEYONG!" Jaehyun mengejar Taeyong yang baru hilang dari pandangan, diikuti orang-orang berpakaian hitam dibelakangnya.
"Jeno ada apa sama kakak?" Rasa khawatir mulai merasuki perasaan Karina.
"Sebentar aku cek dulu" Karina ngangguk.
"MOM TITIP KARIN!" Dan ya... Jeno pun pergi buru-buru, lebih mirip seperti orang kesetanan sih...
❄️
Winter sudah ngos-ngosan. Orang yang mengejarnya seperti tidak kenal lelah. Sembunyi bukan pilihan yang tepat. Apalagi kamar. Sekali terjebak maka tamatlah riwayatnya.
"Hai manis~"
"Ew!" Winter menyerengit jijik mendengar suara yang menjijikkan di telinganya.
"Kenapa repot-repot berlari hm?"
"Soalnya kau jelek! Makanya aku tidak mau dekat kau bodoh!"
"Jelek-jelek begini aku bisa memuaskan padahal. Mau coba?"
Winter beringsut mundur ketika orang didepannya maju dengan aura mendominasi. Winter akui dia jelek. Lihat pori-porinya... Iww!
"Aku yakin kau belum pernah disentuh bukan, aku akan sangat beruntung menjadi yang pertama."
Grap!
"Jaga batasan anda!" Winter menahan tangan yang leluasa mengelus pipinya.
"Oh tidak boleh yang disini ya... Bagaimana kalau tempat lain. Disini~"
PLAK!
"Berani sekali kau megang pahaku!" Delikan tajam Winter layangkan
"YA! Bahkan aku berani lebih dari itu. Kemari kau! Ku pastikan kau mendesah dibawah ku bocah!"
Ntah Winter kehabisan tenaga atau orang ini terlalu kuat, dengan muda orang itu menarik Winter. Hanya satu yang ada dalam pikiran Winter, orang ini pasti mencari kamar.
Tangan Winter menyambar pahatan kayu disamping pilar yang mereka lewati.
BUGH!
"AAAAAAAA!"
Good! Cengkraman terlepas dari tangannya. Sekali lagi Winter menghantam kuat kepala orang itu. Meninggalkan dia yang meraung-raung kesakitan.
❄️
Jaemin nyetir bak orang kesetanan. Matanya seakan tidak mau lepas melihat ke handphone yang dia genggam, dengan layar yang masih menampilkan rekaman cctv.
"Jangan lari dek nanti kena beling!"
"Hati-hati turun tangga!"
"BERANI SEKALI MEMEGANG PAHA KEKASIHKU! BRENGSEK!"
"KURANG AJAR!"
TIN! TIN!
Jaemin sibuk mengoceh tidak menghiraukan mobil polisi tengah mengejarnya.
❄️
"Mmppphh"
Demi kerang ajaib Winter ingin merobek bibir yang bertengger dilehernya sekarang!
❄️
BRAK!
TIIINNN!!
"SIAL!"
Jaemin keluar dari mobil. Tidak menghiraukan mobilnya yang menabrak trotoar.
"PAK! Antar aku cepat! Calon istriku dalam bahaya! Ayo pak!"
Jaemin mendorong polisi yang hendak menegurnya untuk segera masuk kedalam mobil.
❄️
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyatama Lee
Fanfiction(Belum Revisi) "Anak seperti teman."--Karina. "Minta dijodohkan bukan dijodohkan."--Jeno. "Aku seperti pedofil."--Jaemin. "Ma, Kakak Na ganteng."--Winter. Korea-Indonesia. #Book pertama loncat-loncat. Kisah singkat tentang Jenrina sebagai orang tua...