Bagi Titan, keluarga Rara itu adalah pengganti keluarganya yang jauh di Jakarta. Mereka menerimanya dengan baik, bahkan waktu libur lebaran pun mereka selalu menyuruh Titan untuk datang, walau sudah jelas Titan tidak ikut merayakan.
Titan memang jarang pulang ke Jakarta. Bukannya tidak punya uang untuk pulang, uang jajannya bahkan lebih dari cukup untuk makan selama dua bulan bagi para anak perantau lain, hanya saja Titan sumpek lihat Jakarta. Biasanya ia menyuruh adiknya untuk main ke Jogja waktu liburan sekolah. Ia baru mau pulang ke Jakarta kalau Papa dan Mamanya mengancam akan menghapus dirinya dari daftar KK dan warisan, atau saat menjelang perayaan natal.
Itulah sekilas info tentang Titan, jadi tidak heran kalau anak itu santai saja bercanda dengan mamanya Rara. Setelah berhasil mengerjai si mama, cowok itu langsung ngibrit keluar rumah. Setelah ini rencananya dia mau langsung pergi ke tempat nasi goreng kambing langganannya karena dia sudah lapar banget. Padahal tadi ia berencana untuk numpang makan malam, tapi batal karena keluarga Rara pun sepertinya mau pergi.
"Permisi.."
"Iya mas, cari siapa?" Ten batal mengenakan helm, malah menghampiri pagar.
"Kamu siapa?"
"Loh, saya kan yang tanya duluan."
"Masnya bukan anak tante.."
"Memang bukan." Ten langsung memotong.
"Terus siapa?"
"Yeu, ini orang ditanyain malah tanya balik. Sebagai tamu Anda harus mengenalkan diri dulu baru saya bisa ambil keputusan mau menerima Anda atau tidak." Ten makin geram.
Tampak orang itu menghela napas lelah. Ia menatap Ten dari
atas sampai bawah, penasaran akan hubungan Ten dengan keluarga Rara, tapi akhirnya orang itu memperkenalkan diri. "Saya Rajen, calon tunangan Rara. Kalau boleh tahu Anda siapa ya?"
Waduh.
Ten menelan ludah berat, dalam hati ia mengumpat. "Anjrit, ganteng banget calonnya Rara. Si Donny mah lewat kalau sama yang ini."
Bukannya si Donny nggak ganteng, tapi levelnya terasa berbeda. Pemuda dihadapannya ini tinggi dan berisi, dari kemeja yang —agak ketat— membungkus tubuhnya itu Ten berani bertaruh cowok itu punya 6 kotakan di perutnya. Rambutnya ditata sedemikian rupa hingga membentuk comma hair ala idol korea masa kini. Kalau cowok ini mau ikut audisi di Korea, pastilah akan menaikkan Indonesia's pridenya rakyat negeri ini karena punya idol selain Dita Karang.
"Mas? Kok malah bengong sih?!" Rajen agak ngegas saat Ten malah bengong nggak jelas.
"Oh jadi masnya calon tunangan Rara? Saya Ten, temannya Rara."
"Pacar?"
"Bukan, cuma teman biasa. Jadi mas tahu kalau si Rara punya pacar?"
"Oh beneran punya, kirain dia bohong." Gumam Rajen, merasa tidak lega.
"Mas langsung masuk aja deh, Raranya ada di rumah kok. Saya mau pulang dulu." Ten berkata seraya membuka pintu pagar, mempersilahkan Rajen untuk masuk. Setelahnya ia langsung tancap gas meninggalkan Rajen sendiri di depan pintu rumah Rara.
🍊🍊🍊
"Ngapain mas ke sini?"
"Galak amat sie?" Rara cuma memutar bola mata lalu mendaratkan pantatnya di atas sofa.
"Bukannya bapak mas baru sakit? Kok malah ke sini?"
"Udah ada ibu sama mbak Naya. Tenang aja, nggak usah dipikir." Rajen menjawab cuek lalu meminum teh yang telah disajikan.
"Ck, dasar anak durhaka."

KAMU SEDANG MEMBACA
Citrus
General Fiction"Gara-gara Rara, gue jadi suka wangi Stella rasa jeruk." - Rajendra Arion Adiwangsa Start 16 February 2021 Highest rank in: #3 krystal #7 nctlokal #5 ff2021 ©tenfullsun 2021