Adam untuk Hawa|Part 1

301 135 43
                                    

️☺️Assalamualaikum ☺️☺️

Ini cerita pertamaku, maaf kalau ada kesalahan atau kesamaan nama, tempat, dan alur cerita. Cerita ini murni pikiran sendiri.

Jangan lupa vote dan comen jika kalian menyukai cerita ini.

Selamat Membaca


Seorang pria berbadan tinggi tegap baru saja menginjakkan kaki disalah satu Bandara yang berada di kota Bandung.Ia menggendong tas yang cukup besar dan Langkah lebarnya mengiringnya mencari keberadaan orang yang mungkin menunggunya sedari tadi. Hingga sebuah notif pesan masuk yang membuatnya mengeram kesal.

Maaf yah, Bunda sama Ayah nggak bisa jemput

Begitulah kira-kira isi pesan yang ada di benda pipih berlogo apel digigit itu.

Tak ingin berlama-lama di bandara, pria itu kembali membuka ponselnya lalu menekan salah satu nomor untuk dihubungi.

Panggilan tersambung, terdengar suara disebrang sana.

"Assalamualaikum, tumben telfon. Ada apa?"

"Waalaikumsalam, lo bisa jemput gue? Gue lagi di bandara." Balas pria itu.

Dengan masih mengenakan seragam lengkap, bisa diketahui jika lelaki tersebut seorang abdi negara.

"Sorry, gue nggak bisa jemput. Gue ada meeting hari ini. Lo minta jemput sama anak-anak lain saja." Balas orang yang di sebrang sana.

"Nggak masalah, gue naik taksi aja. Gue tutup ya, sampai ketemu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sambungan terputus, dengan segera lelaki itu memanggil taksi untuk pulang ke rumahnya.

Namun belum sempat menaiki mobil taxi, ponselnya berbunyi menandakan jika ada panggilan masuk.

"Abangggg!" Lelaki itu menjauhkan ponselnya dari telinga, suara teriakan dari sebrang sana membuat telinganya berdengung.

Menghela napas sejenak, ia mendekatkan kembali ponselnya. "Ucap salam dulu, Wa!"

"Ehehe, maaf bang. Abang uda nyampe di bandara kan?" Tanya orang yang diseberang sana.

"Iyah uda, ini mau langsung pulang di rumah."

"Nggak usah bang, temani awa aja. Awa lagi di minimarket."

"Abang cape, wa. Nanti aja yah." Rayu lelaki itu, yang benar saja ia baru saja pulang dari tugas yang sangat melelahkan malah disuruh untuk temani belanja.

"Kok abang gitu sih, awa bilangin bunda loh! " Rengek gadis yang merupakan adik dari lelaki itu.

"Lapor aja, abang nggak takut!" Sahut lelaki itu.

"Pokoknya awa nggak mau tau, abang kesini sekarang atau awa bongkar ke ayah kalau abang pernah..."

"Yah, yah. Abang kesana sekarang!" Potong lelaki itu cepat. Ia tau apa yang akan dikatakan adiknya itu. Padahal sudah lama, masih saja diingat.

"Yeyeyy, makasih abang!" Sorak gadis di sebrang sana.

"Kirim lokasinya abang kesana sekarang!" Ucapnya lalu memasuki mobil tadi yang dipanggilnya.

"Kamu sama supir kan kesana?"

"Iya bang, awa uda kirim. Nggak pake lama yah. Dadah, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Kensini yah pak." Lelaki itu menunjukkan lokasi yang berada diponselnya kepada supir taxi.

"Siap pak!" Seru Pak sopir lalu melajukan mobilnya ketempat tujuan.

"Kenapa berhenti Pak?" Heran Lelaki itu. Padahal ditempat ini tidak terlihat minimarket.

"Minimarketnya masuk lorong disana Pak, jadi saya hanya bisa antar sampai sini saja." Jelas Pak sopir.

Lelaki itu mengangguk tanda mengerti, lalu turun dari mobil.

"Terima kasih."

"Sama-sama Pak."

****

"Astaghfirullah, kok aku bisa lupa sih kalau hari ini ada janji sama teman teman." ucapnya sambil berjalan dengan terburu buru.

Gadis berhijab mocca itu terus berjalan dengan mata nya yang terus melirik jam hitam yang ada di pergelangan tangan nya tanpa menyadari jika di depan nya ada sebuah polisi tidur. Dan...

"Strekkk.."

Dia terkejut dan spontan menutup matanya.

1 detik

2 detik

3 detik

Anehh, dia tidak merasa terjadi sesuatu pada tubuhnya, dia langsung membuka mata dan menoleh kebelakang, ternyata ada tangan kekar yang menarik tas belakang nya sehingga ia tidak jadi terjatuh.

"Terima kasih.." ucapnya sambil memperbaiki posisinya menjadi berdiri tegak menatap lelaki yang telah menolong nya

"Tampan, idamanku!" gumamnya dalam hati namun tersadar ketika mendengar jawaban lelaki itu.

"Hmmm." jawabnya lalu melangkah pergi meninggal gadis itu yang masih dia di tempatnya.

"Tapi cuek" sambungnya dengan mencibirkan bibirnya dan kembali berjalan ke cafe Mentari

"Kayak pernah liat gadis itu, tapi dimana?" gumamnya sambil berpikir dan terus berjalan.

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Baru pembukaan, jadi segini dulu yah☺️sampai ketemu part berikutnya.

Adam untuk Hawa|Mini Series (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang