Adam untuk Hawa|Part 15

79 63 3
                                    

Assalamualaikum

Satu Vote satu kebahagiaan buat outhor.

Selamat Membaca
~
~

"Lama loh!" kesal Adam.

"Gue ketemu pacar gue tadi." ucap Fano tanpa sadar sambil menyimpan pesanan makanan di dalam job.

"Ekhh.. bukan bukan., gue.. gue ketemu Hawa tadi!" Fano tersadar langsung mengelak namun Adam tidak percaya.

"Lo punya pacar? " Adam menaikkan satu alisnya.

"Iy.. iyah gue udah punya pacar, tapi nggak usah ribut malas gue kalau Riyan atau Afan sampai tau!" Pasti nanti di ejek habis habisan.

"Trus kenapa bawa nama Hawa, pacar lo Hawa?" tanya Adam lagi.

"Nggak lah, gue ketemu pacar gue dan kebetulan dia sahabatnya Hawa dan ada dua lagi lupa gue namanya.. akh sudahlah nanti baru bahas, gue udah lapar." Fano menaiki motornya dan langsung menancap gas.

Adam masih terdiam di Tempatnya ia mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu.

Di sisi lain empat gadis tengah berjalan santai, mereka sengaja ingin merasakan suasana sore hari.

"Dasar, udah berapa lama emang!" tanya Hafizah pada Zahra.

"Hmm.. kurang lebih tiga bulan deh, gimana tampan kan." jawab Zahra dilanjutkan dengan memuji pacarnya itu.

"Ckk, kamu mah serba ganteng,kak Adam di bilang ganteng, kak Bisma di bilang ganteng juga." Ucap Dinda.

"Hehe, yah memang kenyataanya begitu kan, gimana Wa?" Zahra melirik Hawa di sampingan nya namun Hawa hanya acuh.

Ting

Ponsel Hawa berbunyi, ia segera mengecek ponselnya.

08**********
Online

Langsung pulang, nggak
usah nyasar kemana mana.

Hawa mengerutkan keningnya Membaca chat dari nomor yang tidak di kenal.

"Sapa Wa?" tanya Zahwa penasaran.

Hawa memperlihatkan isi chat itu pada ketiga sahabatnya.

"Mungkin Adam." tebak Dinda.

"Mungkin." Hawa hanya mengiyakan.

Sampai di pertigaan mereka berpisah namun hanya Hawa sedangkan yang lainnya satu arah.

"Angkot.." Teriak Zahra memanggil angkot yang kebetulan lewat.

"Wa kita dulan yah." pamit Hafizah kemudian masuk ke dalam angkot di susul Dinda dan Zahra. Hawa membalas dengan anggukan kepala.

"Udah mau gelap, mau jalan kaki tapi masih jauh." Hawa melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Tunggu angkot saja lah." sambungnya.

Adam untuk Hawa|Mini Series (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang