17.

155 20 10
                                    

"kenapa kau lama sekali?" Claude memasuki ruangan khusus ku untuk menyelesaikan tugas bisnis keluarga.

"Tidak, kau tidak perlu tahu. lagi pula ini tidak penting." aku menjawab pertanyaan dari claude, namun tidak memperhatikan reaksinya, aku hanya fokus untuk mengetik di komputer dengan lihainya. Sementara itu aku mendengarkan Claude mendengus.

"Tidak biasanya kau mengawasi restoran itu selama ini. Membuang buang waktu." Aku mencuri pandangan ke arah Claude yang sedang merebahkan dirinya di sofa panjang empuk di kantor milik ku. Dari gerak-gerik, aku bisa menyimpulkan bahwa dia sepertinya penasaran akan sesuatu.

Tapi Claude menyadari bahwa aku sedang menatap dirinya, lalu membuang muka. Sekilas aku bisa melihat tatapan dingin di mata topas, sama seperti mata berlian ku. Claude menghela nafas panjang.

"Aku mendapat kabar bahwa ada perdebatan di restoran tadi. Kau berkelahi?" Aku yang mendengar kan ulasan claude mengkerut kening.

"Dari mana kau tahu hal itu, siapa yang memberi info yang seperti itu dengan mu?" Seolah-olah sedang meinterogasi, Claude terdiam di tempat tanpa memalingkan wajahnya untuk tidak menatap mata topas dingin ku.

Sudah kuduga, dia menyembunyikan sesuatu.

"Yah, aku menyimpan salah satu nomor kontak pelayan dari Restoran itu. Aku melihat kau nampak sedang berdebat, dan wanita di sam-" aku tidak peduli tentang alasannya, Menurutku itu tidak masuk akal. oleh karenanya aku dengan kasar menyela Claude dengan nada yang represif.

"Tidak. Kau bahkan tidak mempunyai hubungan apapun di rollex pic Restaurant itu, Lalu bagaimana bisa kau mengetahui nya?" Aku bertanya, penuh tekanan serta kebingungan. Claude seperti semula. dia menjadi canggung.

Claude tidak lagi duduk di sofa. Namun dia berdiri. Berdiri mengarah kehadapan ku. Claude, dia tidak bisa menjawab pertanyaan. apa.. dia memang sengaja?

"Claude aku menunggu." Ucap ku menuntut jawaban. Itu menambah kecanggungan ruangan.

"Oh, apa selama ini kau memata-matai ku?"

"Tidak!! Itu sama sekali tidak benar!!" Claude secara langsung mengengkang perkataan ku. Dia hampir bergetar di sekujur badannya, sungguh lucu. Apa dia pikir aku sebodoh itu?

Tok.. tok

Belum sempat aku berbicara, ada suara ketukan yabg mempecah kan keheningan.

"Argh, sudahlah. Aku sibuk. kau fokus dengan studio mu saja." ucap ku, mengerang kesal bangkit dari tempat duduk. Lalu pergi melewati Claude yang masih berdiri canggung.

Setelah sampai di depan pintu ukir berwarna putih klasik, aku membuka salah satu pintu menampilkan seseorang pria tinggi berambut hijau tua memakai kemeja dengan rompi tuxedo.

Tapi aku mengenal orang ini. Dia Salah satu orang yang selalu meringankan pekerjaan ayah, juga memimbingku dalam pekerjaan bisnis selama ini.

"Tuan Edric Earl razy, apa sesuatu tidak beres?" Aku bertanya, dan dia tentu saja sedikit menunduk, menghormatiku.

"Maaf tuan muda. saya ingin menyampaikan bahwa pihak sekolah ingin anda sesegera mungkin menerima kerja sama dengan keluarga alger." ucap nya masih membungkuk.

Memang ada acara yang akan segera di rayakan oleh sekolah. Yaitu perayaan pesta dansa mewah. Tentu saja itu akan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memenuhinya. Karena itu pihak sekolah meminta bantuan dari keluarga alger. Karena keluarga alger adalah keluarga bisnis berpengaruh terhadap beberapa negara, termasuk arlanta dan obelia.

Lagi pula keluarga alger memang sudah terbiasa akan permintaan seperti ini. Hanya saja, nampaknya ayah ingin melihat hasil kinerja ku agar memastikan akulah yang pantas menjadi penerus.

·̩͙ ₊ ᨦ Lσʋҽ Iɳ Sραƈҽ Tιɱҽ ᨩ ໋₊ ·̩͙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang