19.

150 19 20
                                    

Sepulang sekolah. di rumah, Lucas selalu saja menyentuh bibirnya yang tadi siang di kecup oleh athanasia.

Dia merasa malu ketika mengingat kata-kata athanasia tadi siang. Namun bayang-bayang Tatapan anastacius yang dingin membuat dirinya merasa ... Akan hal yang tidak mengenakkan hatinya.

Dan kejadian itu hampir membuat Lucas terluka, karena..

Flashback.

Lucas Pov

Aku bertanya kepada cabel dimana kelas anastacius berada. Menyebalkan memang, tapi harus bagaimana lagi? Aku tidak ingin athanasia dekat-dekat dengan anastacius.

Dia memang brengsek. Selalu menggangu, cih dukun menjengkelkan.

Sepanjang jalan aku menggurutu sampah, berusaha menyumpahi anastacius si serangga pengganggu.

Memang nya dia siapa Ingin dekat-dekat athanasia? Dia wanita ku!

Setelah sudah menaiki tangga, menuju lantai dua. Dari kejauhan lorong, aku dapat melihat pria berambut pirang yang  nampak sedang berbincang dalam ponsel miliknya.

Aku berjalan menuju pria itu. Berharap dia salah satu dari teman sekelas Anastacius. Namun, dia menyadari kehadiran ku. Dia berbalik dan di saat itu aku terdiam.

Rambut pirang, dan matanya yang beririskan biru safir berlian mirip seperti athanasia.

Claude.

Dia rupa-rupanya sekolah disini juga? Oh tidak, jangan lagi.

Ayolah Lucas pura-pura bahwa kau baru pertama kali bertemu dengannya.

Aku berjalan penuh percaya diri di ikuti wanita berbisik sepanjang lorong. Tatapan Claude nampak tidak suka akan kehadiran ku. Oh tuhan, dari dulu sampai sekarang dia sama sekali tidak berubah. Apa kehidupan yang sekarang dia akan menjadi sangat brengsek?

"Siapa kau?" Dia bertanya, disaat aku sudah berhadapan dengan nya.

"Namaku Lucas.. Lucas wizard, si tampan." mendengar ucapan ku dia tertegun. Dan wanita yang tadinya berbisik berteriak penuh semangat.

"Cih, kau ingin apa?" Dia berkata jengkel.

"Aku ingin bertemu anastacius. Ada yang harus ku bicarakan sama si sialan itu" aku menjawab pertanyaan Claude dengan nada malas. Memutar mata sedangkan Claude dia menyilangkan kedua tangan nya, menatap remeh.

"Untuk apa?" Sekali lagi pertanyaan.

"Kau ini banyak tanya ya? Kasih tahu saja dimana anastacius sekarang" aku menatap Claude tajam, tentu saja dia tidak gentar melainkan ikut menatapi ku secara tajam juga.

"Anas? Dia ada di klub berkebun." aku melirik sumber suara itu. Seorang gadis bersurai coklat dengan mata zamrud, mirip seperti dengan si chimera.

"Klub berkebun?" Dia mengangguk. Anastacius, dia ikut klub berkebun? Huh?  Tidak bisa ku percaya.

...

Dari kejauhan aku melihat anastacius sedang memperhatikan bunga-bunga.

"Hoii, bodoh!" Aku berteriak, secara reflek dia melirik ku, mengekerut Seakan tidak menerima kehadiranku. Cih jadi pengen pukul wajahnya.

"Kau?" Mendengar nada bicara tinggi dari Anas, aku mengambil senyum di sudut bibir. Menyeringai, dan Anas terlihat tidak menyukai nya.

"..." Anastacius terdiam. Tidak membuang-buang waktu aku menunjukkan bento pemberian dari athanasia. Wajah nya terlihat binggung melihat tindakan ku.

"Untuk mu, dari athanasia."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
·̩͙ ₊ ᨦ Lσʋҽ Iɳ Sραƈҽ Tιɱҽ ᨩ ໋₊ ·̩͙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang