End

12.2K 581 16
                                    

Seorang gadis terlihat tengah uring - uringan sambil berbaring diatas karpet berbulu.

Guling kanan, guling kiri, hingga tanpa sadar kepalanya terpentok kaki meja.

Tak

"Aww sakit" ringis gadis itu sambil mendudukkan tubuhnya dan mengusap - usap kepalanya.

"Hiih nyebelin banget sih mejanya, udah tau ada orang disini malah nabrak - nabrak!" dumel gadis itu menyalahkan meja. Aneh memang.

Puas mengomeli meja, gadis itu kembali uring - uringan. Namun kali ini dilantai.

"MOMMY!" teriak seorang anak kecil laki - laki yang datang dari pintu utama sambil berlari.

Gadis yang masih asik uring - uringan itu sontak menolehkan kepalanya ke arah bocah tersebut.

"AVA!" pekik gadis yang tak lain adalah Ara itu senang.

Ara pun langsung memeluk Rava erat saat Rava sampai didepannya.

Sudah satu minggu Rava menginap dirumah Syifa karena Ara yang sibuk ujian.

Yap, sudah satu tahun Kainan pergi meneruskan pendidikannya. Sudah satu tahun juga mereka tidak bertemu Kainan, karena lelaki itu tidak pernah datang berkunjung. Hanya mengabari lewat telfon saja.

"Ava kangen mommy, mommy udah selesai kan ujiannya? Ava pengen tidul sama mommy lagi, Ava males jadi nyamuknya oma sama opa!" ucap Rava menggebu - gebu membuat Ara terkekeh.

"Udah dong, kamu udah makan belum?" tanya Ara sambil mengusap kepala Rava lembut.

"Udah Mom" jawab Rava.

Mereka pun asik bermain sampai hari sudah mulai malam, Rava pun sudah tidur dikamar Ara.

Namun Ara masih terjaga karena menunggu Kainan yang sudah dua minggu ini tidak mengabarinya karena sibuk membuat skripsi.

Saat asik melamun memikirkan Kainan, tiba - tiba handphonenya berdering tanda ada yang menelfon.

Dengan cepat Ara memgambil hpnya dinakas dan melihat siapa yang menelfon malam - malam seperti ini.

Senyuman lebar terbit dibibir Ara saat melihat nama Kainan tertera dilayar hpnya.

Kakai is calling

Ara pun langsung mengangkat panggilan dari Kainan dengan semangat sambil melangkah menuju balkon kamarnya.

"Hallo kak kenapa? kakak apa kabar? udah selesai skripsinya?" tanya Ara setelah panggilan tersambung.

"Ara maaf" jawab Kainan parau.

Ara yang mendengar suara parau Kainan sontak panik bukan main.

"Kakak kenapa?" tanya Ara khawatir.

"Maaf Ra, aku hamilin anak orang dan aku harus bertanggung jawab, maaf Ra, kita harus putus" jawab Kainan.

Bagai disambar petir, Ara membeku ditempat. Bahkan tanpa sadar air matanya sudah mengalir deras dipipinya.

"Ke-kenapa kakak te-tega?" tanya Ara terbata.

Hatinya terasa sangat sesak mendengar Kainan mengatakan bahwa dia menghamili seseorang dan meminta putus dengannya.

Ara tak yakin bisa merelakan Kainan begitu saja. Dia sudah terlalu dalam mencintai Kainan.

"Maafin aku Ra, aku khilaf, aku juga gak mau ini terjadi" jawab Kainan merasa bersalah.

"BRENGSEK!" teriak Ara emosi dan langsung mematikan sambungan telefon secara sepihak. Untung saja Rava tidak terbangun karena teriakannya.

Ara menangis tersedu - sedu. Sungguh dia sangat kecewa pada Kainan. Hubungan mereka yang sudah bertahun berakhir sia - sia karena ulah brengsek Kainan.

Badboy And Little Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang