6

24 6 1
                                    

Assalamualaikum guys
Aku ubah judulnya dari "Cinta Semanis Cupcake Buatan mu" jadi "Cupcakes In Love" ceritanya masih sama cuman Aku ubah judulnya aja.
Terus pantengin ceritaku, Aku usahain up setiap hari.








Aku perlahan membuka mataku, masih terasa pening di kepala. Aku merima kabar bahwa bunda di rawat di RS seusai ia pingsan sewaktu di toko. Aku mendapat kabar dari Ruli, segera Aku meminta izin untuk pulang menemani bunda di RS. Hanan tampak khawatir ia tidak membiarkanku pergi dengan keadaan yang juga masih sakit.

Ia perlahan melajukan mobilnya, saat dalam perjalanan suasana terasa sunyi. Enggan ada yang memulai obrolan, mungkin mereka sedang berpikir dengan isi kepala mereka sendiri. Salwa terlihat khawatir dengan bundanya, ia sudah mewanti-wanti kepada bundanya agar jangan dulu membantu di toko. Biarkan Salwa aja yang menghandle di toko, tapi apalah bundanya yang keras kepala. Katanya suntuk kalo di rumah terus alhasil bundanya sering ke toko. Kalo sedang dalam ramainya pembeli Aku merasa kasihan dengan bunda. Aku masih belum bisa mewujudkan permintaan bunda yaitu menikah dengan pilihan bunda yaitu Hanan Bagaskara sendiri.

Aku memang mulai tertarik dengan Hanan Bagaskara. Dengan pembawaannya yang tegas, baik, ramah membuat Aku perlahan luluh akan pesonanya. Teringat sewaktu kejutan ulang tahunnya, ia membicarakan persoalan perjodohan ini. Saat Aku melihat raut mukanya sepertinya ia juga menerima perjodohan ini. Maka sewaktu ia menanyakan apakah menerima perjodohan ini atau tidak. Aku menjawab menerimanya, ini sudah Aku pertimbangan sebelumnya. Melihat Hanan juga orang yang baik, perhatian walaupun kadang ia menyebalkan.

Sesampainya di rumah sakit, Aku menanyakan dimana ruang rawat bunda ku kepada resepsionis. Aku masuk dan melihat kondisi bunda yang masih lemas belum sadarkan diri. Aku juga melihat tante Meysa dan Ruli membantu menjaga bunda di sini. Aku merasa sedih melihat kondisi bunda kata dokter penyakit bunda kumat lagi. Aku merasa takut, perlahan air mata membasahi pipiku. Hanan yang melihat itu perlahan memelukku dan menguatkan ku, bunda pasti akan baik-baik saja.


" Salwa hapus air mata kamu, bunda pasti baik-baik aja, " ia menguatkan ku dan menghapus jejak air mata di pipiku.


" Aku takut mas, takut kehilangan bunda, " bukanya tenang malah tangisan Aku menjadi-jadi. Perlahan Hanan mendekap ku dengan erat di pelukannya yang membuat perlahan menjadi tenang.


Dari tadi memang belum ada pemberitahuan dari dokter yang memeriksa bunda. Saat dokter memeriksa kondisi bunda Aku dipanggil untuk masuk menemui bunda bersama Hanan.


" Salwa sama Hanan masuk dulu tengokin bunda, " perintah tante Meysa.


" Bunda udah baikan kan ? kan Salwa udah bilang bunda jangan lagi ke toko biar Salwa sama mas Ruli yang menghandle, "


" Bunda baru siuman loh kok udah dicecar sama omelan kamu si Salwa. Bunda kan bosen di rumah, " jawab bunda dengan suara lemas.


" Bunda mau ngomong sama kalian berdua. Bunda pengin kalian tetap ngelanjutin perjodohan ini. Salwa bunda yakin nak Hanan ini orang yang baik, mampu jagain kamu jadi kalo bunda udah engga ada pasti ada yang jagain kamu. Bunda pasti tenang kalo kamu ada yang jagain, " jawab bunda dengan suara lemas. Bunda memang orang yang paling perhatian dengan kondisiku. Yang selalu khawatir ketika Aku sakit, pulang tengah malam, belum makan serta omelan kecil lainnya yang merupakan bentuk perhatiannya kepada ku.

Cupcakes In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang