Chaewon sama sekali tidak bersemangat. Kabar kekalahannya benar-benar membuat dirinya merasa sedih, marah, kecewa, depresi, frustasi bercampur menjadi satu.
"Udah Won, udah. Namanya takdir ga ada yang tau," ucap Chaeyeon berusaha menenangkan Chaewon.
"Udahan ah nangisnya. Lo jelek banget kalo nangis seriusan, malu diliatin orang-orang," ceplos Yena yang mendapat tatapan maut dari Chaewon.
Mereka semua sedang berada di halte bus sekolah depan sekolah Yuri. Alasannya adalah karena Chaewon yang tiba-tiba saja berlari ke lintasan bus dengan alasan ingin ditabrak oleh bus tersebut agar dirinya mati.
Memang gila, tapi itulah Chaewon.
"Ga mau pulang," -Chaewon
"Mau nya digoyang," -Yujin.
PLAKKK!!
Wonyoung mendaratkan tamparan cukup kencang di salah satu pipi Yujin.
"Ga lucu, temen lo lagi depresi," ucap Wonyoung pada Yujin.
"Galak amat," jawab Yujin.
Chaewon menghela nafasnya kasar. Ia benar-benar ingin mengakhiri hidupnya sekarang juga namun apalah daya, semua temannya menentangnya melakukan hal gila tersebut.
"Yaudah iya gua mau pulang," ucap Chaewon.
Terlihat senyuman terukir di wajah teman-teman Chaewon. Kemudian mereka menunggu hingga jemputan Chaewon datang karena jika mereka meninggalkan Chaewon sendirian, hal buruk mungkin saja terjadi.
Kebetulan hari ini Chaewon sedang tidak membawa mobil karena bangun terlambat. Alhasil, ia pulang menggunakan taxi dengan kondisi mata yang masih sembab.
Chaewon berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari Yuri setelah pengumuman tadi. Ia tidak mau Yuri mengetahui bahkan melihat sisi lemahnya seperti saat ini.
Namun meskipun begitu, Chaewon harus tetap terlihat kuat di depan semua orang karena ia tidak mau kesedihannya juga ikut mengalir ke orang-orang di sekitarnya, termasuk Yuri.
"Neng kok nunduk aja daritadi saya liatin," ucap sang supir taxi yang mengantarkan Chaewon pulang.
"Bapak mending diem deh, saya lagi sensi," ucap Chaewon dengan nada sewot.
Karena merasa atmosfer di sekitarnya tiba-tiba menjadi menegangkan, sang supir pun memilih untuk diam. Chaewon benar-benar terlihat sangat menyeramkan saat ini.
Tak lama kemudian, Chaewon akhirnya sampai di rumahnya. Saat ia hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja handphone nya berdering.
"Ck, apaan sih,"
Chaewon berdecak malas setelah melihat siapa oknum yang menghubungi nya saat ini. Ia pun tetap mengangkat telepon tersebut meskipun merasa kesal.
"Chaewon lo bisa ke rumah gua sekarang?"
"Ga mau lagi badmood,"
"Tolong banget kesini sekarang. Gua mau ngasih tau sesuatu hal penting sama lo, sebentar aja,"
"Ngga mau,"
"Ngga bakal lama. Please,"
"Ngantuk mau bobo,"
"Kim Chaewon,"
"Kwon Eunbi,"
Terdengar helaan nafas frustasi Eunbi di sebrang sana. Chaewon memang seperti ini. Ia sangat keras kepala apalagi saat kondisi hati nya sedang tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
euphoria ; ssamyul
Teen Fiction[gxg 17+] - completed. "take my hands now, you are the 'cause of my euphoria." ☆ written by : honeyujin [2021.08.22] ☆