" Hari Senin ini Seperti biasanya Irene akan selalu bangun pagi untuk ia bersiap siap berangkat ke kantor-nya.
Pagi ini dia bangun dengan kondisi badan yang sangat lelah, ia pun bangkit dari tidurnya lalu berjalan perlahan menuju kamar mandi.
Bandung hari ini sedikit gerimis, cuaca di luar tampak runyam dan mendung " pagi yang tak cerah... " ucap Irene sambil memperhatikan jendela di kamar mandinya.
Setelah ia mandi ia pun bersiap siap mengenakan pakaian kerjanya dengan perpaduan warna hitam dan putih.
Lalu ia turun dari lantai atas menuju lantai bawah dan pergi keruang makan untuk sarapan sebentar.
" selamat pagi nyonya... " ucap Mina, salah satu pelayan dirumah Irene yang ia selamatkan dari panti asuhan lalu ia angkat menjadi pelayan tetap dirumahnya.
" selamat pagi... " balas Irene kepada Mina.
Irene pun duduk di salah satu bangku di ruang makannya, di atas meja sudah tersedia kentang goreng dan sebuah sandwich lengkap dengan sayuran dan dagingnya.
Irene memakan sandwich itu hanya setengah tak sampai habis, ia tak bisa sarapan terlalu banyak bisa bisa nanti perutnya sakit atau dia akan mual.
Irene mengambil sebuah kotak jus yang sudah di siapkan oleh Mina lalu membawanya sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.
" selamat pagi nyonya... " sapa Supir Irene dengan senyuman di wajahnya dan menundukkan kepalanya sedikit tanda sopan.
" pagi... " balas Irene dengan singkat sambil memperhatikan iPad yang ia bawa di tangan kanannya.
Mobil itu pun bergerak maju memotong macetnya Bandung pada pagi itu, dengan iringan patwal yang berada di depan Irene bisa cepat sampai di kantornya dengan tepat waktu.
Sesampainya di kantor ia turun dari mobil-nya dan melihat beberapa karyawan yang menundukkan kepala mereka dan memberikan ucapan selamat pagi kepada Irene.
Namun hanya di balas dengan senyuman oleh Irene kepada mereka semua, Irene pun menaiki lift yang khusus untuk dirinya.
Sampainya di lantai paling atas pintu lift itu pun terbuka lebar lalu ia keluar dengan langkah kaki yang panjang layaknya seorang model.
Setelah keluar dari lift itu ia langsung di sambut oleh sekertaris-nya solar " pagi Rene... " sapa solar kepada Irene sebagai teman.
" pagi lar, apa jadwal gw hari ini... " balas Irene lalu tersenyum kepada solar lalu duduk di singgasananya.
Tiba tiba saja pintu ruangannya di gedor berkali kali oleh seseorang, orang itu adalah Ayahandanya sendiri.
" IRENE BUKA PINTUNYA... " Teriak pria tua yang menyandang ayahnya itu.
Solar pun cukup ketakutan dengan hal ini, ia bingung harus berbuat apa? Apakah harus membukanya atau tidak?
" buka... " ucap Irene dingin.
Solar kaget dengan hak itu, ia lekas buru buru membuka pintu besi itu dengan perlahan lahan.
" mengapa lama sekali dasar sial... " ucap pria tua itu kepada solar.
Dia berjalan mendekati Irene dengan wajah yang cukup kesal, lalu ia mengebrak meja Irene sampai sampai semua barang yang ada di atasnya jatuh berantakan.
" IRENE KAU BERANI BERANINYA MEMBAWA SEORANG WANITA KE PERUSAHAN INI BAHKAN MENYETUBUHINYA DI SINI ... "
Teriaknya di depan wajah Irene dengan nada yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOMMY
Fanfiction- Anak pertama yang harus menjadi tulang punggung keluarga setelah kepergian sang ayah, mencoba mendapatkan uang tambahan dengan cara melakukan hal instan, apakah ini benar? Atau sebuah kesalahan, ikuti kisah seulgi kali ini Di my Mommy -