*Dengerin lagunya sampe selesai ya
Dara pov:
Pagi ini aku bangun seperti biasa. Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Aku masih bergelut didalam selimut ku. Aku merasakan mata ku membengkak akibat menangis tadi malam. Aku pun yakin katung mata ku juga menghitam.
Aku mendengar suara pintu diketuk, itu Kak Tio menyuruhku untuk makan. Jujur saja dari kemarin aku tak menyentuh makanan. Aku kehilangan selera makan dan tidak ingin beraktivitas apa pun.
"Ra gua ke luar dulu bentar mau ngijinin lu sama ngurus urusan di kampus. Kalo mau makan di meja udah ada. Jangan lupa makan gua gak mau lo sakit." Pesan Kak Tio dari balik pintu kamarku.
Aku tak menjawab, toh rasanya sangat malas turun ke bawah. Aku membuka ponselku dan menekan icon galeri. Aku melihat lihat foto di album yang sudah ku beri judul 'Family'.
Sangat banyak foto kenangan disana. Mulai dari fotoku dan Kak Tio yang masih kecil, Hari ulang tahun Kak Tio, Sweet saventeenku, hingga foto ku dan Mama Papa liburan bulan kemarin.
Jika saja bisa aku ingin sekali mengubah takdir. Aku masih ingin bersama mereka. Bahkan saat ini aku sudah rindu pada mereka. Ya Allah apa aku memang selemah ini?
Aku sulit untuk merelakan mereka, tapi aku juga harus berusaha agar mereka tenang disana.
Air mataku menetes lagi entah sudah berapa kali.
"Dara harus gimana sekarang ma...paa" gumam ku lirih
Entah apa ini tapi tiba tiba sebuah suara terdengar di telinga ku
"Kamu harus tetap hidup, jangan pernah berhenti hanya karena kami gak ada disamping kamu. Ingat jalan kamu masih panjang, ada masa depan yang perlu kamu raih. Kami selalu ada dihati kamu Dara. Semangat kamu anak hebat dan kami yakin kamu bisa melalui semua ini. Ayo bangkit Dara"
Awalnya aku menangis sejadinya saat mendengar kalimat itu. Namun mereka benar, aku harus kuat dan iklhas. Karena mereka selalu memperhatikan ku disana. Aku tidak mau membuat mereka sedih.
Aku menyimbakkan selimut dan berjalan menuju kamar mandi. Aaku membersihkan diri lalu lanjut membenarkan keadaan muka ku yang sangat kacau.
"Allahuakbar!"
Kejutku saat melihat wajah ku sendiri. Pucetnya ngalahin mbak mbak kunti dipojok kamar gue ini mah sumpah.
Aku mengambil skincare dan memakainya di wajah ku. Terlebih lagi aku lebih fokus untuk menutupi dan mengurangi warna hitam di bawah mataku. Terakhir aku memakai lip blam agar bibirku tidak kering,pucet,dan kering.
"Udah jam 12 aja buset, makan dulu lah" ujarku lalu membuka pintu kamar dan berjalan menuju ruang makan.
"Siang non Dara, aduhh non gapapa kan? Itu matanya hitam banget" panik seorang pembantu yang melihat ku turun dari tangga
"Hehehe taulah ya bi, gausah panik Dara gapapa kok"
"Hemm non jangan bohong sama bibi, yang kuat ya non bibi yakin non Dara kuat ngadepin ini"
"Bibi bisa aja yaudah bi Dara mau makan dulu"
"Iya non mangga atuh"
Aku melihat diatas meja sudah tersaji banyak sekali makanan. Namun saat ini aku hanya ingin makan mie instan dan mungkin menghabiskan stok ice krim yang ada di kulkas.
Aku membawa semua makanan yang ku ambil ke kamar dan menikmatinya disana.
Dari kejadian ini aku belajar sesuatu,
Yang bisa menguatkan ku dan mencoba menerima semua keadaan ini hanyalah diri ku sendiri.
Karena jika diri kita sendiri saja tak bisa apa lagi orang lain.
To be continued.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Demen
Ficção Adolescente[Ambil pengajarannya jangan tololnya] Sekumpulan remaja yang memiliki kisah cinta tak biasa Diselingi dengan beberapa canda tawa Menjalani hari-hari sebagai seorang siswa SMA Juga melewati permasalahan dengan jalan mereka Inilah cerita nya, Sebuah c...