Kenyataan

10 5 0
                                    

Hari Senin pagi cuaca berawan dan udara sedikit dingin. Dara berangkat ke sekolah mengenakan sweater tambahan.

"Gilak jujurly males banget hari Senin gini mana ditambah udaranya dingin lagi" keluh Dean sambil menempelkan kepalanya di meja.

"Hawa hawanya enak banget kalo dibuat tidur seharian behh" timpa Uguy yang duduk di atas meja samping Dean

"Apa kita bolos aja? Trus tidur di UKS?" Ide Dean pun muncul di kepalanya

"Lo bedua jangan berulah yee ini masih hari Senin jangan buat gua frustasi" ujar Aaron sambil memegangi kepalanya

"Kalo frustasi ya minum polisilen" -Tama

"Polisilen mah buat sembelit atuh" -Bian

"Itu buat maag goblok" -Mila

"Sodaranya Bodrek berarti ya?" -Dara

"Lu mau join club dongo ini kaum adam?" -Mila

"Becanda elah pms lu?" -Dara

"G" -Mila

"Sok kul" -Tama

"Shut your cocot" -Mila

Bel masuk berbunyi membuat Dara dan teman temannya kembali ke meja masing masing. Guru masuk dan membuka kelas dengan salam. Pembelajaran berjalan seperti biasa tanpa ada masalah apa pun.

2 jam kemudian pembelajaran jam pertama selesai, waktu istirahat digunakan Dara dan teman temannya ke lapangan basket. Para kaum adam bermain dengan licah sampai lupa bahwa hawa disekitar mereka sedang dingin, mereka bahkan berkeringat.

"Woy oper gua sini!" Teriak Dean pada Uguy

"Nih ambil an!" Balas Uguy sambil mengoper bola ke Dean

"Cuy! Cuy! Tahan tahan!" Pintah Aaron pada Bian dan Tama

Namun Dean terlalu lincah dan tak semudah itu untuk menahan nya. Alhasil ia berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket.

"Wohoooo masuk braderrrr!!" Dean berlari kearah Uguy dan melakukan tos tangan.

"Hahahaha lemah lu betiga, masak kalah sama kita yang bedua" ledek Uguy pada Bian dan yang lainnya

"Kita gak lemah ye, lu bedua aja yang lincahnya kek anak anjing" -Bian

"Lebih ke kijang si kata gua" -Tama

"Kata gua kok lebih ke buldog" -Aaron

"Sebut aja sekalian nama nama hewan di kebon binatang" -Uguy

"Kan name pet huehehehe" -Bian

"Name pet name pet kopet kalik ah" -Dean

Disisi lain para kaum hawa sedang menikmati cemilan di pinggir lapangan sambil berbincang. Namun perbincangan itu terhenti ketika ponsel Dara berbunyi.

Tertera nama Kakak nya disana dan dia pun langsung mengangkatnya.

"Halo kak ke--" belum sempat dara melanjutkan kalimatnya Tio sudah memotong nya lebih dulu

"Daraaa! Ra lo cepet kesini!" Nada suara Tio sangat panik dan ngos ngosan

"Kak?! Kak Tio kenapa?! Kok kaya panik gitu? Kesini kemana kak?! Woylah jangan bikin gua panik!" Dara kalang kabut dibuatnya

"Ke Rumah sakit!"

"HAH?! RUMAH SAKIT?! LO KENAPA KAK?! ANJIR LAH GUA PANIK INI" Dara yang panik pun membuat teman temannya yang lain berkumpul bahkan Bian dan yang tadi di lapangan juga menghampiri Dara

"Gua gakpapa, tapi..... Tapi Mama sama Papa kecelakaan ra" kalimat itu membuat Dara mematung ditempat tak percaya. Apa ini sungguhan? Begitu pikirnya

Dara mematikan sambungan telepon itu sepihak, tangannya terkulai lemah pandangan kosong ke arah lapangan.

"Ra siapa yang masuk rumah sakit?" Bian memegang bahu Dara. Bian terkejut ketika merasakan tubuh Dara bergetar.

"Dar lo gapapa?" Tanya Mila

"O-orang t-tua gue ke-kecelakaan, gue harus cabut dulu ke rumah sakit" Dara hendak berlari namun tangannya ditahan oleh Bian

"Gua anterin biar lebih cepat, ron ijinin gua sama Dara" ucap Bian kemudian berlari bersama Dara dengan cepat

"Yoii! Ti ati lo bedua!" Teriak Aaron

"Semoga orang tuanya kak Dara baik baik aja yaa" -Cindy

"Iya semoga aja gitu" -Nova

"Kita bantu doa aja semoga gak terjadi hal hal buruk" -Karina

"Aminnn" balas semuanya

Disisi Bian dan Dara, Dara sedang mati matian menahan air mata agar tidak lolos dari matanya nya. Matanya sudah panas dan siap untuk menangis kapan saja.

Bian merasakan jaketnya di cengkram kuat. Ia sudah berusaha menancapkan gas secepat mungkin namun memang pada dasarnya jarak rumah sakit yang di maksud Tio jauh dari sekolah.

Tio sedang duduk menatap kosong lantai rumah sakit. Bagi nya ini seperti mimpi tapi nyata. Kedua orang tuanya sudah tiada. Tio lemas tak tahu bagaimana nanti ia mengatakan nya pada Dara.

Suara langkah kaki berlari terdengar di gendang telinga Tio. Dara dan Bian, mereka sama sama menghampiri Tio yang sedang terduduk.

"Kak gimana keadaan mama papa? Mereka baik baik aja kan? Mereka gak apa apa kan kak?" Dara menghujani Tio dengan pertanyaan penuh kepanikan itu.

"Mama sama Papa udah gak ada Ra"



+

-

+

-

+

-

To be continued......

Temen DemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang