Pagi harinya Ratu terbangun dari tidurnya dan seketika juga ia memegang kedua pipinya yang memanas mengingat malam panjang mereka berdua. Ratu menolehkan wajahnya ke arah Galaksi yang tertidur pulas. Perlahan Ratu melepaskan tangan Galaksi dari perutnya namun ia terdiam saat mendengar suara sesegukan
Ratu mengikat rambutnya yang berantakan. Saat ingin beranjak dari tempatnya tiba-tiba ia meringis kesakitan dan mendudukkan Kembali tubuhnya di atas kasurnya lalu menggoyangkan lengan Galaksi. Galaksi perlahan mengerjapkan kedua matanya dan tersenyum lebar ke arah Ratu
Suara sesegukan itu semakin keras namun Galaksi tak memperdulikannya karena ia mengira itu hanya suara kuntilanak saja. Ratu menggeram kesal lantaran Galaksi menutup kembali kedua matanya. Ia pun mengambil minyak telon lalu di buangnya ke dalam tempat sampah yang berada di dekat nakas
"GALAKSI BANGUN!" Teriak Ratu dengan sangat kencang
"Apa?" Tanya Galaksi dengan suara seraknya
"Itu ada yang nangis."
"Paling kuntilanak, mending lo kelonin gue aja."
"Ogah! Mending gue yang ngecek asal suara itu."
"Lo mau ngecek dalam keadaan kayak gitu? Tunggu di situ, gue ambilin baju lo."
Ratu memutar bola matanya malas dan Galaksi beranjak dari kasurnya lalu berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil baju Ratu. Berbeda dengan Ratu yang terdiam dan ingin sekali ia berteriak mendengar ucapan Galaksi tadi
"Nih." Galaksi melempari Ratu baju oversize berwarna hitam
"Thanks tapi lo jangan balik ke sini dulu gue mau pakai baju."
"Kenapa? Lagian gue udah lihat semuanya jadi lo nggak usah malu."
"Sekali lagi lo bicara tanpa basa-basi gue bunuh lo sekarang!"
Galaksi menggelengkan kepalanya sedangkan Ratu memakai bajunya dengan cepat sebelum Galaksi menoleh ke arahnya. Tak lama kemudian Ratu telah selesai dan ia pun menyuruh Galaksi untuk bisa menoleh lagi
"Lo udah bisa balik."
"Cepat amat."
"Suka-suka gue dong, mending lo keluar terus cari asal suara itu."
"Kenapa bukan lo aja?" Tanya Galaksi
"Gue nggak bisa jalan Galaksi Andromeda."
"Emang gitu kalau lo baru pertama kali, bdw sakit banget?"
Ratu mengangguk pelan. "Sakit pakai banget."
"HUAAAA! HIKSS! HIKSS!" Teriakan itu membuat Galaksi terkejut
"Lo mau ikut?" Tanya Galaksi
"Gendong."
Galaksi pun menggendong Ratu ala kuli bangunan yang mengangkat balok-balok. Ratu memukul punggung Galaksi dengan sangat keras namun sayangnya Galaksi tak menurunkannya. Saat melewati kamar Kania tiba-tiba Galaksi menghentikan langkahnya dan memundurkan langkahnya
Perlahan Ratu membuka pintu kamar Kania dan nampak bumil itu sedang duduk di pojokan kamar sambil memegang pisau di tangannya. Dengan cepat Galaksi membuang Ratu dan berlari ke arah Kania untuk mengambil pisau dari genggaman sepupunya sebelum dia mengakhiri hidupnya
Galaksi meletakkan pisau itu di atas kasurnya dan seketika Kania memeluk Galaksi dengan sangat erat dan menumpahkan semua tangisannya dalam dekapan sepupunya. Saat ini Kania sangat-sangat membutuhkan sandaran sedangkan Ratu tak mengerti ada apa dengan Kania
"Kau kenapa Kania?" Tanya Ratu
"Hiks, hikss, Vian."
"Vian kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA : COLD HUSBAND
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ratu Glensya Kusuma gadis yang terlahir dari keluarga yang bisa di katakan serba berkecukupan dan semua apapun yang di inginkan akan terkabulkan Kalau menurut kalian rumah adalah tempat paling ternyaman itu benar tapi tidak...