16 | Cerita Kavi

0 1 0
                                    

Keesokan harinya Sean sengaja tak masuk sekolah karna Mami dan Papinya tak memberi izin. Ditambah dengan Kavi yang ikut-ikutan tak masuk dengan alasan..'enggak ada Sean kelas sepi'tuturnya. Halahhh alesan aje lo Kav😏

Sore harinya Kavi datang kerumah Sean. Kavi kini tengah duduk di kasur milik Sean menunggu sang empu sedang bersiap-siap dan ditemani dengan Lia.

"Kapan lo mulai sekolah?"tanya Kavi.

"Kata Papi minggu depan"

"Wihhh dapat kawan baru nih!"serunya. Lia hanya mengangguk-angguk.

"Akna kapan keluar?"tanya Kavi pada Lia. Lia menggeleng, "Lia enggak tau. Kata Bunda, Akna bisa keluar minggu ini tapii Akna bilang dia enggak mau pergi darisana"

"Loh kenapa gitu? Kan bagus kalo keluar"tanya Kavi heran.

"Akna enggak punya siapa-siapa Kavi. Dia enggak tau mau pulang kemana"tutur Lia. Kavi merenung, mengingat awal perkenalan mereka bahwa Akna juga sempat bilang kalau dia dibuang.

"Gue udah selesai"sahut Sean yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Yuk!"sorak Kavi.

Ketiganya lalu turun kebawah dan berpamitan dengan Juna dan Irene. Setelah mendapat izin dan pamit ketiganya lalu pergi ke tempat tujuan.

"Ajak Akna yuk!"tawar Kavi. Lia mengangguk semangat begitu juga Sean hanya berdehem. Kavi pun kembali melajukan mobilnya ke arah rumah sakit jiwa Ok.

15 menit berlalu ketiganya kemudian sampai disana. Kavi dengan riang masuk ke rumah sakit sementara Sean dan Lia hanya berjalan santai dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Kavi.

"Sean baik-baik aja? Mukanya pucat?"tanya Lia dengan air wajah khawatirnya.

"Gue enggak papa"jawab Sean dengan senyumnya.

"Beneran?"tanya Lia memastikan dan Sean mengangguk meyakinkan.

"Kalo sakit kasih tau Lia ya?"Sean mengangguk lagi. Dan keduanya lalu menyusul Kavi yang sudah hilang dari pandangan mereka.

Sean dan Lia kemudain menemukan Kavi dan Akna di depan ruang Bunda Hani tepat setelah mereka berdua keluar.

"Akna udah izin. Ayo berangkat!"ujar Kavi. Sean, Lia dan Akna mengangguk lalu pergi bersama.

____________________________

Kurang lebih 1 jam sudah mereka lalui kini mereka berempat sudah sampai. Pantai,  tempat yang mereka kunjungi. Pantai adalah salah satu tempat untuk menghilangkan penat.

Keempatnya kemudian berhenti di pinggir pantai dan duduk disana. Tak ada suara. Hanya deruan ombak pantai saja yang terdengar. Keempatnya menatap langit yang berganti menjadi oranye. Suasana inilah yang sangat mereka nantikan. Senja berganti malam. Hangat terasa.

"Makasih semuanya. Makasih karna mau ikut kesini bareng gue. Makasih udah jadi temen gue. Gue udah ngerasa kesepian lagi"semuanya menatap ke Kavi yang mulai angkat suara.

"Dulu, gue selalu kesepian. Semenjak Ayah meninggal, Bunda selalu sibuk di rumah sakit. Begitu juga Kak Kava, sibuk sama tugasnya. Gue sendiri dan enggak punya temen. Gue sering nangis sendiri di kamar. Bunda sama Kakak benar-benar sibuk. Kavi sempai prustasi karna itu dan... sempat mau bunuh diri. Sampai akhirnya gue ketemu sama seorang cewek. Dia yang buat gue enggak jadi lakuin itu semua. Dia yang yadarin gue kalo Bunda dan Kakak itu sayang sama gue. Dan dia benar. Bunda dan Kakak memang sayang sama gue. Seandainya gue enggak lupa namanya, gue akan cari dia"

Mereka bertiga tersentak saat tahu Kavi pernah hampir mengakhiri hidupnya. Terutama Akna, ia merasa kejadian itu pernah terjadi dalam hidupnya.

"Kavi enggak usah sedih lagi, enggak usah merasa sepi lagi. Kita akan selalu ada buat Kavi. Kita teman Kavi. Jangan sedih ya.."ucap Lia sambil mengelus pundak Kavi. Kevi tersenyum, "makasih Ya, makasih Na, Makasih juga Se. Makasih udah mau jadi temen gue". Ketiganya hanya mengangguk.

"Kalo lo Ya? Kenapa bisa kenal Sean?"tanya Kavi. Lia tersenyum dan melirik ke arah Sean sebentar lalu mulai bercerita.

"Waktu itu----"

_________________________________

Lanjut part selanjutnya👌

Tekan bintangnya dong👌

Salam dari Sehun yang gantengnya udah bukan kuadrat lagi tapi kubik🤣

See youu dadah byebye👋👋💙

Sagara AlseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang