Hai
Apa kabar pren? Semoga baik selalu ya.
Jangan lupa vote dan spam komennya!
°
°
°"Plis Syil, dengerin gue!"
"GAK!"
Saat ini Syila dan juga Reno sedang berada di rooftof, Reno yang mengajak Syila kesini. Tadi Syila sudah menolak, tetapi Reno tetap saja memaksa dari pada urusannya makin panjang, lebih baik Syila menurutinya.
"Syil, gue waktu itu khilaf."
Syila tersenyum sinis, ia langsung menatap Reno tajam. Tetapi ada rasa takut, takut kejadian itu terulang lagi. "Khilaf lo bilang? Hahaha, lo tuh brengsek tau gak sih!"
"Kasih gue kesempatan, Syil. Gue janji gak akan ulangin kejadian itu." pinta Reno, tapi nihil. Syila sudah tidak percaya lagi dengan ucapan mantannya itu.
"Bullshit!"
"L-"
"Sabar Ren, harus sabar. Lo gak boleh kasar! " umpat Reno dalam hati.
"Gue harus apa biar lo balik ke gue lagi?" tanya Reno.
"Balik? HAHAHA, gue ogah balik sama cowok brengsek kayak lo. Masih banyak cowok yang lebih baik di luar sana." ketus Syila. Reno geram, tetapi ia harus bisa menahan emosinya.
"Putri!"
"Lo jangan pernah panggil gue Putri lagi, gue jijik denger lo panggil gue Putri. Asal lo tau, lo udah gak pantes panggil gue Putri!" gumam Syila.
"Plis balik ke gue, balik kayak dulu lagi. Kita mulai dari nol, gue janji gue bakal jaga lo." tutur Reno. Percuma, Syila tidak akan kembali.
"Cukup Ren, gue masih trauma. Lo sendiri yang udah bikin gue trauma, seharusnya lo mikir, apa pantes lo ngelakuin itu." Syila menangis, entah apa yang membuatnya menangis. Perasaannya saat ini campur aduk, sedih, kesal, dan juga trauma. "Lo ngelakuin itu, seolah-olah lo gak mikirin perasaan gue gimana. Dan lo pergi gitu aja, pamit ke gua aja ngga. Terus sekarang lo pulang dan minta gue buat balik ke lo lagi, gak segampang itu Ren. Lo dah bikin gue trauma, lo bikin gue kecewa!"
Reno menggenggam kedua tangan Syila."Iya gue tau Syil, gue nyesel. Waktu itu gue gak sempet pamit ke lo, karena gue buru-buru."
"Lo bisa kan pamit ke gue lewat telepon? Sesusah itu buat pamit? Kalau lo buru-buru, kenapa waktu itu sebelum berangkat lo malah jalan sama cewek?" rengek Syila. Tidak ada jawaban dari Reno, ia menegukkan ludahnya dengan kasar. Mengapa Syila bisa tau kalau dia pergi dengan perempuan lain?
"Itu sepupu gue, Syil." bukan, itu bukan sepupu atau saudara Reno, melainkan selingkuhannya.
"Sepupu? Harus banget ya pegangan tangan? Lo gak usah ngelak lagi, gue udah tau semua."
jleb, Reno kehabisan kata-kata. Ia tidak bisa menjawab, tak ada lagi alasan. "Ga gitu."
"CUKUP!" pekik Syila.
"G---"
"Minggir gue mau pergi."
Syila beranjak pergi, Reno menahan tangan Syila agar tidak pergi, "Bentar Syil, gue belum selesai ngomong sama lo." dengan cepat Syila menghempas tangan Reno. Syila segera pergi dari rooftof, Reno hanya bisa pasrah. Ia juga salah, tidak seharusnya ia melakukan itu.
"Gak segampang itu lo ngehindar dari gue." umpat Reno sinis. Menyerah? Hahaha, bukan Reno Anendra kalau menyerah begitu saja. Reno tidak akan menyerah sebelum mendapatkan Syila kembali. Ia akan melakukan hal gila kalau tidak bisa mendapatkan Syila kembali. Sudah 2 tahun Reno pergi, tetapi sifatnya tidak berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVENDRA
Fiksi RemajaKakak, Adik saling suka yang tidak akan pernah bersatu. Gue egois, gue cuma mau kakak gue sendiri jadi milik gue. Hhha gak masuk akal kan? Tapi mau gimana? Melihat senyumnya aja bikin gue bahagia. Gue juga sadar kok kalo dia kakak gue, gue tau itu d...