Seongmin merasa lapar sore ini. Dapur adalah tujuan utamanya Seongmin menuju dapur itu lalu menghentikan langkahnya karena keberadaan Minhee di sana namun sekuat tenaga ia menahan rasa takutnya dan rasa sakit yang berkali-kali lipat menyerang perut dan wajah tampannya itu.
Pria itu mencari gelas lalu mengisinya dengan air putih lalu kembali lagi ke kamarnya. Sungguh, dia sangat lapar bahkan perutnya juga berbunyi tapi dia berusaha menahannya lalu menidurkan badannya yang terasa lelah itu.
"HYUNG PULANG, YA KALIAN KEMANA? KENAPA SEPI SEKALI?" Suara itu melengking kemana-mama itu tandanya Allen benar-benar pulang ke Seoul setelah menyelesaikan tournya. Tournya sebenarnya bersakutan dengan acara CREAL yang memang di adakan di Amerika.
"Hyung kau sudah pulang?" Tanya Wonjin yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Apa kau pikir hyungmu ini adalah makhluk halus?"
"Tidak seperti itu. Ah, mana Hyeongjun? Aku merindukan adik kesayanganku itu"
"Mungkin sebentar lagi mereka semua pulang karena mereka sedang berkuliah"
Seongmin yang mendengar percakapan itu hanya tersenyum miris bahkan Hyungnya tidak mencarinya sama sekali. Seongmin kembali ke kamarnya setelah mendengar pembicaraan mereka.
"Di mana anak sialan itu?" Bukan Allen yang mengatakan ini tapi Serim.
"Mungkin dia tidur"
"Ya sudah baguslah dia tidak menganggu kesenangan kita. Oh bagaimana tourmu Hyung? Apakah seru?"
"Tidak sama sekali aku memikirkan Eomma dan aku ingin ke pemakaman eomma dan appa besok"
"Baiklah Hyung"
🌙🌙
Seongmin yang tidak nyaman dengan posisi tidurnya mambangunkan dirinya ke posisi duduk lalu menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya agar lebih segar. Rasa perih menyambar ketika wajah penuh lukanya itu terkena air namun bukan Seongmin jika dia tidak menahan rasa sakitnya.
Setelah membersihkan wajahnya dari luka-luka yang belum terlalu mengering itu dia kembali ke kursi di mana di kursi itu telah tersedia meja untuk di tempatnya belajar. Ia masih sangat ingat ini adalah hadiah dari Hyungnya beberapa bulan lalu. Mengingat hal itu membuatnya sedih dan setetes air mata pun lolos dari pelupuk mata itu dan mengenai buku di depannya yang telah terbuka. Ia mengusapnya kasar sebelum ada Hyungnya yang masuk ke kamar itu walau hanya sekedar mandi saja. Jika Hyungnya melihatnya menangis Seongmin akan di siksa lebih kejam lagi.
"Eomma, appa, peringkat adek gak pernah turun barang sekalipun apakah eomma dan appa bangga?" Tanyanya pada foto yang telah di ambilnya dari laci meja itu. "Adek janji, adek akan berbakti sama kalian berdua dan para Hyungku" lanjutnya.
Setelah itu Seongmin memasukkan kembali foto itu ke laci lalu ia melanjutkan untuk membaca buku yang telah di belinya kemarin setelah anak itu pergi ke perpustakaan terkenal di Seoul.
"Hyung apakah anak itu sudah makan?" Tanya Taeyoung pada Serim yang di jawab hanya seadanya saja.
"Apa peduliku? Kau peduli dengan si sialan itu?"
"Tidak, maksudku bukan seperti itu"
"Lalu?"
"Anak itu tadi sore menuju dapur entah untuk apa dan aku melihatnya hanya mengambil segelas air saja. Bahkan sepulang sekolah anak itu tidak makan dan dia hanya langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri lalu tidur"
"Apa kau mempedulikannya Taeyoung-ssi?" Woobin membuka suara.
"Andwae"
"Yasudah lanjutkan makan malam kalian dan siapa yang berhenti makan paling akhir dialah yang membersihkan semua ini" Wonjin bercanda agar acara makan malam mereka tidak terganggu kali ini. Apalagi ini har pertama kedatangan Allen.
Seongmin masih lapar, segelas air saja tidak cukup untuk untuknya. Seongmin memberanikan diri untuk menuju lemari oendingin di mana di dekan lemari pendingin tersebut ada para Hyungnya. Seongmin membuka lemari itu dan mengambil beberapa buah lalu tanpa sepatah katapun ia kembali ke kamarnya dengan pisau dan air di tangannya. Hyungnya? Mereka tidak peduli dengan keberadaan Seongmin dan mereka tetap bersenda gurau.
🌙🌙
"Hyung aku merindukan kalian"
"Tidak-tidak. Mereka tidak peduli"Ucapnya seraya membuka apel yang di ambilnya dari lemari pendingin tadi. Setelah acara makan buahnya telah selesai ia bergegas keluar kamar lalu membuang sampah bekas buah tadi.
"Berhenti di situ" ucapan Allen mengintimidasi Seongmin. Seongmin berhenti setelah mendengar ucapan itu. Takut? Tentu saja, Serim dan Allen sama sekali tidak ada bedanya. Manusia kembar itu selalu mengintimidasinya tanpa peduli perasaan lawan bicaranya.
"Kenapa kau bertengkar lagi sialan? Aku bahkan baru meninggalkanmu seminggu yang lalu. Kau ingin jadi apa?" Rasa takutnya bercampur aduk ketika tangan kekar Allen memukul tepat pada wajahnya yang telah penuh luka itu.
"Jawab aku sialan?" Pukulan keras itu mengenai kepala Seongmin dan perutnya berkali-kali hingga ia tersungkur. Semua makanan yang tadi di makannya serasa ingin keluar dan dengan tenaga seadanya Seongmin menuju ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perutnya.
"Anak itu sepertinya tidak tau sopan santun" Taeyoung yang tersulut emosi pun kini mengikuti Seongmin ke kamar mandi yang berada di kamarnya dan Seongmin.
Minhee, Wonjin, Woobin, dan Hyeongjun tidak ingin merusak moodnya hari ini untuk anak itu. Mereka hanya duduk sambil memainkan game di ponsel mereka masing-masing. Sedangkan Jungmo mengikuti langkah Taeyoung pria itu ikut tersulut emosi dengan Seongmin.
🌙🌙
Seongmin membersihkan kamar mandi itu karena ulahnya. Sungguh, hatinya sangat sakit di bentak oleh Hyung kesayangannya itu tapi apa boleh buat semuanya telah berubah bahkan Hyungnya tidak mencintainya lagi dan mingkin saja Hyungnya tidak menganggapnya lagi sebagai adik.
"APA KAU TIDAK MEMILIKI RASA SOPAN SANTUN KEPADA HYUNGMU?" Suara itu menggelegar di kamar Taeyoung dan Seongmin. Rasa takut itu semakin menjadi ketika melihat Hyungnya yang telah sabar selama ini kini tersulut emosi terlihat jelas di matanya bahwa pria itu sangatlah marah dengan kelakuan Seongmin. Ya, siapa lagi jika bukan Jungmo.
"APA SEMUA YANG KAMI BERIKAN PADAMU KURANG?"
"SIAPA YANG MENGAJARKANMU MENJADI ANAK YANG KURANG AJAR?" pertanyaan itu tidak di jawab oleh Seongmin sama sekali bahkan menatap wajah Hyungnya ia tidak bisa saling takutnya.
Seongmin yang mencoba menahan amarahnya tiba-tiba membuka suara dan berteriak di hadapan Jungmo.
"APA PEDULIMU TENTANGKU HYUNG? APA JIKA AKU MENJAWAB KAU AKAN MENERIMA JAWABANKU? TENTU TIDAK BUKAN?"
"SIAPA YANG MENGAJARIMU MELAWAN ANAK KURANG AJAR? APA KARENA TEMAN-TEMAN SATU SEKOLAHMU ITU?"
Seongmin capek berdebat dan menghentikan perdebatan itu lalu menuju ke kasur king size itu. Tapi bukan Taeyoung jika ia mengizinkan anak itu pergi begitu saja. Pukulan yang teramat keras mengenai wajah Seongmin. Taeyoung dan Jungmo peduli? Tentu tidak setelah melakukan Hal itu akhirnya mereka berdua keluar meninggalkan Seongmin yang terduduk di lantai dan dengan gerakan lunglai akhirnya ia sampai ke tempat tidurnya lalu merebahkan dirinya tanpa peduli darah yang terus mengalir dari sudut bibirnya yang pecah.
Vote ya aku butuh vote kalian.
Selamat membaca
By: NURUL HIKMAH
KAMU SEDANG MEMBACA
REALIZE || AHN SEONGMIN[✓]
Teen FictionNote: Jangan bawah cerita ini sampai ke rl ini hanyalah fiksi. [follow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca] "bukan aku yang melakukan itu Hyung percayalah" "Maafkan aku Hyung" Start : 20 November 2021 Finish: 08 Januari 2022 #1-Realize: 25 Nov...