05

70 16 0
                                    

Akhir-akhir ini Seongmin selalu saja bangun di tengah malam akibat perutnya yang lapar minta di isi. Wajar saja, dia tidak pernah mendapat makan malam selama 2 hari ini. Seongmin menuju dapur untuk mencari roti dan apa saja yang berada di dapur tanpa sepengetahuan Hyungnya. Setelah bangun dari tempat tidurnya ia berjalan pelan keluar agar dapat makanan. Ia menyusuri dapur bahkan perutnya tidak bisa di ajak bekerja sama lagi lalu ia mencoba mengambil minum terlebih dahulu untuk mengganjal rasa laparnya.

"Akhirnya perutku terisi juga walau hanya segelas air pun tidak apa. Apa tidak ada persediaan roti? Aku sangat lapar" ucapnya entah pada siapa. Seongmin membuka lemari pendingin dan di lihatnya beberapa buah dan dia mengambil 2 buah apel saja cukup baginya dan di bawahnya kedua buah apel tersebut ke meja dan di kupasnya kulit buah itu dengan telaten namun teliti. Setelah itu, di belahnya buah itu menjadi beberapa bagian lalu di makannya.

Woobin keluar dari kamarnya karena merasa sangat haus dan mencoba menuju dapur dia sangat terkejut karena keberadaan Seongmin namu tetap saja tidak peduli dan mencoba menjauh setelah mengambil air minum.

🌙🌙

"Hyung, kau dari mana?" Tanya Wonjin.

"Aku dari dapur karena merasa haus dan anak itu berada di sana"

"Ya sudah, aku mau tidur"

"Sebentar, apa kau tidak merasa bersalah karena membencinya terus?" Tidak ada jawaban dari Wonjin beberapa saat lalu Wonjin kemudian bertanya kepada Woobin.

"Apa Hyung peduli terhadap anak itu?" Woobin hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tau. Jika boleh jujur sebenarnya Woobin sangat menyayangi adiknya itu akan tetapi rasa dendamnya sangat tinggi, bahkan gengsi untuk memaafkan seorang adik kesayangannya itu.

"Tidurlah Hyung kurasa kau lelah"

"Iya" jawaban singkat itu menjadi penutup pembicaraan mereka lalu mereka pun tidur.

🌙🌙

Pagi yang indah untuk mengawali hari Seongmin mencoba berjalan menyusuri trotoar untuk menaiki bus, berhubung hari ini ia tidak memasuki sekolah anak itu bergegas segera untuk ke tempat kremasi kedua orang tuanya di tengah perjalanan Seongmin berhenti sejenak ke toko bunga untuk membeli beberapa bunga lalu segera menuju tempat kremasi karena bunga itu akan ditempatkan di tempat kremasi tersebut.

"Apakah aku harus membeli bunga mawar hari ini?"

"atau aku harus membeli makanan terlebih dahulu, aku benar-benar lapar karena sejak kemarin aku hanya memakan buah saja "

"Andai saja Hyungku masih seperti dulu mereka sangat menyayangiku dan aku selalu bisa mengandalkan mereka ketika aku berada di titik terendah seperti sekarang " ucapnya pada dirinya sendiri sambil menatap tempat kremasi itu. Sangat sedih rasanya jika ia harus terus di benci oleh hyungnya akan tetapi Seongmin harus tetap kuat agar bisa membanggakan Hyung ya suatu saat nanti.

"Eomma, Appa. Apa kalian marindukanku?"

"Setiap ke sini aku akan bertanya seperti itu ke kalian. Apa kalian dengar perkataan ku?"

"Eomma dan Appa baik-baik di sana. Aku permisi dulu sebelum Hyung datang ke sini. Aku ingin ke taman selamat tinggal eomma, appa"

Karena jarak taman yang tidak terlalu jauh Seongmin mencoba berjalan menyusuri jalan kota yang masih bisa di bilang masih sangat pagi karena jam baru menunjukkan pukul 7:30 pagi. Seongmin mencari kursi taman lalu duduk di kursi itu dengan kolam ikan di hadapannya bahkan melihat hal itu saja bisa membuat pikirannya fresh.

REALIZE || AHN SEONGMIN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang