08. BALAPAN

154 59 756
                                    

Hai semua! Aku harap kalian sehat terus yaa!

Oh iya kalian suka panggil Revaldo dengan sebutan apa?

Rev atau Aldo?

Gadis itu menatap jam tangan berwarna pink yang melingkar dipergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 08:05 tak terasa ia dan Revaldo sudah 1 jam duduk di balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menatap jam tangan berwarna pink yang melingkar dipergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 08:05 tak terasa ia dan Revaldo sudah 1 jam duduk di balkon.

"Kak, Clara pamit ke kelas dulu ya udah jam segini," ia menepuk pelan pundak Revaldo dan segera melangkah kan kakinya namun langkahnya terhenti, cowok itu menarik pergelangan tangan Clara sontak gadis itu  terduduk.

Revaldo mengecup kening gadis itu, membuat sang empu terkejut ini kecupan kedua kali dari nya, wajah Clara berbinar ini benar-benar gila Revaldo berhasil membuat dirinya salting. "Hati-hati ya jalan ke kelas, banyak buaya."

Gadis itu mengangguk dengan senyum yang lebar. "Siap bos."

Dengan cepat ia beranjak pergi dari balkon, sebelum dirinya salting berkali-kali. Hampir saja Revaldo membuat dirinya tambah gila.

Clara menghela nafas seraya mengelus dada. "Huh.. Ra jantung aman kan?"

Di sisi lain Revaldo masih setia berada di balkon menatap langit yang cerah pagi itu, namun tiba-tiba ada suara notifikasi handphone membuyarkan lamunannya ia menoleh kearah handphone yang berada di sampingnya.

"Ini kan handphone Clara," ia mengambil benda pipih itu tanpa melihat notifikasi dari siapa karna ia tau handphone itu adalah privasi, walaupun dirinya kadang terlihat posesif ia tidak pernah mengecek handphone tanpa seizin pemiliknya, lalu ia pun berdiri ingin mengejar Clara tetapi belum ia melangkah gadis tak asing di hadapannya menghentikan pergerakannya.

"Aldo," lirihnya.

Cowok itu tak menggubris, ia kembali melanjutkan langkahnya melewati gadis itu, tetapi gadis itu mencoba untuk menghentikan langkah Revaldo.

"Ngapain sih ni cewek kesini," batin nya.

"Maafin gue soal mading tadi, tapi Do kenapa sih lo gak pernah sedikit pun notice gue?" tanya gadis itu sambil menundukkan kepala.

"Lo itu gak penting."

"Seenggak penting apa gue Do? Kenapa Clara gampang banget dapetin lo sementara gue?" ia menghela nafas panjang dengan tangis yang terisak-isak. "Lo gak pernah sedikit pun buka hati lo buat gue."

"Itu bukan urusan lo," Revaldo membalikkan badannya dan mencengkram pagar besi berwarna hitam.

Gadis itu memeluk Revaldo dari belakang dan lagi-lagi Revaldo tak menggubris. "Izinin gue peluk lo sebentar, jujur gue sayang sama lo."

Clara kembali untuk mengambil handphone miliknya yang ketinggalan, namun ia melihat pemandangan yang tak pernah ia duga selama ini, gadis itu melebarkan kedua bola matanya seketika hatinya seperti tertusuk ribuan pisau belati, dadanya begitu sesak.

REVALDO ALDEBARAN DINATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang