11. SADAR

90 26 297
                                    

Finally! Aku kembali nih dengan cerita Aldo 💖

Ikutin terus ya, makasih yang masih stay nemenin Aldo

Langsung aja ya gausah lama-lama

Tanpa terasa satu bulan sudah berlalu. Gadis itu masih terlihat murung, sejak kejadian nahas menimpa Revaldo.

Sekolah pun tampak sepi tanpa kehadiran cowok itu, bagaikan kerajaan tanpa pangeran. Mereka sangat merindu kan sosok Aldo dengan sifat-sifat bunglon yang ada pada diri nya.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Supri.

"Selamat pagi Pak!" Jawab seluruh siswa sembari membenahi letak duduk masing-masing.

"Silahkan buka buku paket kalian halaman 107, sesuai janji saya kemarin, kita hari ini latihan soal dan akan saya tunjuk satu per satu secara acak," seluruh murid di kelas mulai sedikit tegang.

"Set dah buset, ni guru pagi-pagi gak biarin gue nafas dulu apa yak," gerutu sang ketua kelas.

"Tau nih, aduh mampus gue belom belajar coy," ucap salah satu murid yang berada di belakang Clara.

"Ra, lo udah belajar?" Tanya Jefina, namun gadis itu tak menjawab.

"Ra?" Lanjutnya menepuk bahu Clara.

"Eh, iya Je? Sorry gue lagi gak fokus," gadis itu menggaruk lehernya yang tak gatal.

Jefina memutarkan kedua bola matanya. "Pasti masih mikirin kak Aldo si mas pacar yang paling ganteng di sekolah?"

Clara tersenyum lalu mengangguk tipis. "Ya iya lah, karna gimana ya? Gue kangen banget sama dia,"

"Jefina Fahra kerjakan nomor satu, Clara Evania Agustin kerjakan nomor dua, terus siapa lagi ya.. Sindy kerjakan nomor tiga, oke silahkan maju."

Seketika obrolan mereka terhenti oleh panggilan dari Pak Supri. Mereka begitu santai jika di suruh maju, karna keduanya termasuk murid pandai di kelas, hebat sekali bukan.

"Yuk bisa yuk! Jawab soal!" Jefina memberi semangat untuk dirinya dan Clara.

"Siap bos!"

🌹🌹🌹

Mata yang tertutup sejak satu bulan perlahan terbuka. Kelopaknya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam penglihatan. Bola matanya menelusuri ruangan sekitar, ia mengernyitkan dahi.

"Ini dimana?" Aldo bertanya-tanya dalam hati.

Sena tak sengaja melihat kearah anak itu, ia berjalan mendekati Aldo untuk memastikan bahwa apakah benar ia melihat mata Aldo telah terbuka.

"Nak? Kamu sudah sadar?" Wanita paruh baya itu menitikkan air mata, tak percaya melihat Aldo telah sadar.

"A-anda siapa?" Aldo menepis genggaman Sena.

"Ini mamah kamu nak!" Sena menempelkan kedua tangan ke dada.

"Mamah?"

Sena tau bahwa anaknya tidak mengingat diri nya ia berinisiatif langsung pergi dari ruangan itu untuk memanggil dokter.

Ketiga sahabat Aldo yang berada di luar ruangan sentak terkaget melihat Sena keluar dengan tergesa-gesa.

Azka, Mahen, dan Gilang spontan berdiri. "Ada apa tante?"

REVALDO ALDEBARAN DINATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang