Jangan lupa untuk tinggalkan komen serta vote, terimakasih.
Typo✌
Happy reading
=======🌹🌹🌹🌹🌹
Keesokkan paginya, Jennie terbangun dengan mata sembab karena menangis semalam, dan juga tubuh yang terasa remuk akibat malam pertama yang menyakitkan yang dilaluinya. Malam pertama yang jauh dari kata romantis, dan dilakukan atas dasar emosi yang melingkupi hati suaminya.
"Hh...," Jennie menarik napas dalam kala mengingat kejadian semalam. Hatinya kembali diliputi rasa sedih yang teramat sangat, harga dirinya sebagai seorang wanita dan juga seorang istri serasa telah direndahkan oleh suaminya sendiri. Kini haruskah ia membenci suaminya, atau justru memaafkannya demi kedua orang tuanya. Tidak, mungkin bukanlah kata benci atau kata maaf yang ada di pikirannya saat ini, melainkan kata bertahan. Ya, dia hanya harus bertahan menjalani pernikahannya ini demi kebahagiaan orang tuanya.
Dengan tertatih sambil menahan rasa sakit dibagian intimnya, Jennie pun berusaha bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan pelan-pelan menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dan setelah itu, ia berencana untuk membereskan kekacauan diatas tempat tidurnya yang amat sangat berantakan akibat kejadian semalam. Bahkan bercak darah keperawanan miliknya pun masih terlihat jelas diatas sprei kasurnya.
***
Jam demi jam berlalu, bahkan hari kini telah menjelang siang, namun Yoongi tak kunjung kembali kerumah untuk melihat keadaan istrinya setelah apa yang telah ia lakukan semalam padanya.
Jennie pun enggan untuk menghubungi ponsel suaminya untuk menanyakan keberadaannya saat ini. Rasa kesal dihatinya membuatnya seolah tak perduli dengan kepergian suaminya kali ini.
Jennie duduk sendiri sambil menatap secangkir coklat hangat buatannya yang kini berada diatas meja makan. Ia hanya menatapnya kosong, tanpa mencicipinya sedikitpun. Ia bahkan belum mengisi perutnya dengan makanan sedikit pun sejak tadi pagi, seolah nafsu makannya kini telah hilang.
Namun tak lama kemudian, ia pun merasakan pusing di kepalanya. Reflek Jennie pun memegangi keningnya dan baru menyadari bahwa suhu badannya terasa panas, mungkin ia terserang demam pikirnya.
Ditengah rasa pusingnya itu, tiba-tiba bunyi dering dari ponselnya pun mengusiknya. Dengan lesu, ia pun menjawab panggilan tersebut.
"Hallo," ucapnya pada seseorang diseberang telepon yang belum diketahuinya, karena ia tadi langsung menjawab panggilan itu begitu saja tanpa memeriksa terlebih dulu siapa yang menghubunginya saat ini.
"Jennie," sahut seseorang diseberang telepon.
"Ahh...Taehyungie? Kau mau apalagi?" tanya Jennie sambil memegangi kepalanya yang semakin berdenyut.
"Tidak apa-apa. Hanya saja, tiba-tiba aku mengkhawatirkanmu. Jadi aku meneleponmu untuk menanyakan keadaanmu, apakah kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, Taehyungie. Kau tidak perlu khawatir!" jawab Jennie dengan suaranya yang terdengar semakin lemah.
"Benarkah? Tapi dari suaramu, kau sepertinya tidak sedang baik-baik saja?" tebak Taehyung.
"Hh...Taehyungie...aku mohon berhentilah...aku...ahhkk...!!" rasa sakit di kepala Jennie yang semakin menjadi, membuat Jennie merintih kesakitan dan tak sanggup meneruskan ucapannya, sehingga ponselnya pun terjatuh dari genggamannya, seiring dengan tubuhnya yang kini juga terjatuh kelantai.
"Jennie?...Jenn?...Jennie??!! Katakan apa yang terjadi padamu!!" Taehyung yang sempat mendengar suara rintihan dan juga suara seperti sesuatu yang terjatuh dari seberang telepon itupun kini menjadi sangat panik, terlebih lagi karena Jennie kini tak lagi bersuara meskipun ponselnya masih dalam keadaan aktif menerima panggilan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Marry (YoonNie) End√
Roman d'amourKim Jennie terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, karena dijodohkan dengan putra dari rekan bisnis Ayahnya yang bernama Min Yoongi. Min Yoongi yang merupakan putra dari pengusaha terkaya nomor 3 di Korea, sebenarnya adalah anak y...