❄️ 04 - inure ❄️

554 37 4
                                    

Mohon support aku ya gaess vote dan komen 😊

Cerita ini tidak cocok dibaca untuk yang berusia dibawah 18 tahun karena mengandung kata-kata vulgar dan berbau unsur dewasa, harap bijak dalam membaca😊
.

.

.

.

Nanami menatap Hana yang masih bergelut dalam selimut dengan mata memejam rapat dan nafas teratur sesekali mendengkur halus sambil tersenyum kecil. Waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi, setengah jam lagi Nanami harus pergi bekerja.

Pria itu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh Hana sembari mengelus sayang surai istrinya. Ia tidak tega membangunkan istrinya yang nampak sangat nyenyak dalam tidurnya.

***
Mengendarai mobil bermerk Lexus GS dengan kecepatan yang standar, Nanami menepi sebentar untuk membeli roti favoritnya dan juga minuman penambah energi .. rupanya ia belum sempat sarapan.

Kebetulan minimarket yang di kunjunginya, adalah minimarket yang belum pernah sama sekali di jamahnya-- mungkin pagi hari ini merupakan hal kebetulan saja.

Ketika ia berdiri tegap diseberang seorang kasir yang nampak terperangah menatapnya, ia pun juga ikut menegakan kepalanya menatap pegawai minimarket itu.

"Nanami-kun?" Bibir wanita muda itu sedikit terbuka dengan matanya yang tidak berkedip, wanita tersebut 3 tahun lebih tua dari istrinya.

"Seina-san?" Sama halnya dengan pemuda tampan ini, ia juga memiliki refleks yang sama ketika melihat wanita ini dihadapannya.

"A-ah! La-lama tidak bertemu Na-Nanami-ku-san." Terlihat canggung sekali .. tapi Seina mencoba untuk tampak 'baik-baik' saja.

"Kenapa kau ada disini?" Wajah Nanami kembali dingin seraya tangannya mengambil beberapa lembar uang dari dompet miliknya.

"A-aku bekerja disini, ba-bagaimana kabarmu?" Seina menunduk dan membungkus rapih roti pesanan Nanami.

"Aku baik, aku tidak perlu menanyakan kabarmu bukan? Kau terlihat baik-baik saja." Pun Nanami mengambil pesanannya dan meninggalkan Seina yang terdiam kaku menatap punggung tegak pemuda dengan stelan jas rapih.

***
Nanami sesekali mengusap frustasi wajahnya, ia sama sekali tidak bisa fokus ke pekerjaannya sejak ia tiba di kantor-- bahkan ia sempat hampir menabrak pengendara lain karena lamunan serta pikiran yang menghampirinya.

"Nanami-san?" Tidak ada jawaban

"Nanami-san?"

"Permisi, Nanami-san?"

"A-ah! ada apa Geto-san?" Nanami tersentak dari lamunannya.

"Ini ada berkas yang harus kau tangani, CEO Shin membutuhkannya besok." Nanami mengiyakan dan menerima lembaran kertas yang tersemat apik dalam map tersebut.

Matanya menatap ke arah komputer kerja namun pikirannya berkecamuk liar, hanya dengan bertemu dengan wanita yang pernah sangat ia cari keberadaannya.

"Sepertinya aku sudah gila." Nanami merutuki dirinya dan mengusap kasar air wajahnya.

***
"Kento-san pasti suka!" Hana tersenyum dengan pipinya yang tersipu, suasana hatinya sangat baik hari ini karena itu ia memasakan makanan kesukaan Nanami.

Shrimp Ahijo adalah makanan favoritnya.

Shrimp Ahijo adalah makanan favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Pinterest

"Aku pulang!" Sontak tubuh mungil itu berbalik ke arah suaminya yang baru saja pulang.

"Selamat datang!" Saking semangatnya Hana langsung berlari ke arah Nanami dengan tidak pedulinya ia langsung memeluk pria tinggi itu.

"Sayang." Hana mengusap-usapkan pipinya di dada bidang Nanami dengan manja, suaminya itu tersenyum kecil dan mengusap pelan kepala istrinya.

"Kau memasak apa? Harum sekali."

"Itu! Shrimp Ahijo kesukaan Kento-san! Ayo mandi dan makan!" Hana menarik tangan Nanami dan menyuruh pria itu untuk cepat mandi.

Nanami hanya bisa menggeleng kecil melihat tingkah laku istrinya yang masih seperti anak kecil. "Aku membelikanmu daifuku isi stroberi tadi, ada di tasku." Mata istrinya langsung berbinar mendengar penuturan Nanami.

"Terima kasih, suami!!" Girang Hana sambil berlari menuju kamar mereka untuk mengambil daifuku stroberi kesukaannya.

***
"Enak?" Tanya Hana pada Nanami yang diam saja sedari tadi seperti orang melamun.

"Iya, enak." Jawab Nanami setelah itu kembali ke dalam lamunannya.

"Kento-san, tadi aku pergi ke klinik untuk periksa kesehatan .. kata dokter kalau ada mual atau keluhan lain bisa kembali kesini lagi." Penuturan Hana rupanya membuat Nanami sedikit tertarik, istrinya memang selalu cek kesehatan setiap satu bulan sekali .. bahkan ia juga sedang melakukan program hamil sejak empat bulan yang lalu.

"Kenapa dokter bilang begitu?"

"A-ah! Aku bilang kalau aku belum datang bulan sejak bulan lalu."

"Begitu .. apakah ada yang dikatakannya selain itu."

"Tidak ada sih, dokter hanya memberiku banyak vitamin dan menganjurkanku untuk sering Yoga di rumah." Nanami mengangguk-angguk saja.

"Kento-san, kenapa dari tadi melamun terus?"

Suaminya sedikit mengerinyit antara terkejut dan 'tidak suka' atas perkataan istrinya. "Tidak apa-apa." Entah kenapa ia merasa tidak terlalu nyaman Hana yang terlalu memperhatikannya.

"H-hah?" Bibir Hana terperangah melihat pria diseberangnya menghabiskan makanan dengan begitu cepat.

"Cepat habiskan makananmu setelah itu kita tidur, sepertinya aku sangat lelah hari ini." Di dalam hati wanita itu, ia selalu bertanya-tanya .. 'Sejak kapan pria ini memiliki gelagat aneh?'

Sadar akan Hana yang terlihat curiga Nanami lekas-lekas merapihkan piring kotor, "Aku tidak apa-apa, Hana-san tidak perlu khawatir."

"Kalau kau lelah nanti akan aku pijit, kau sering mengeluh sakit pundak 'kan?" Nanami adalah tipe pria yang suka menyelesaikan masalahnya sendiri, ia juga sangat jarang bercerita tentang masalah ataupun masa lalunya dengan Hana.

"Tidak perlu." Tolaknya tanpa menatap istrinya sedikitpun.

Takut untuk berdebat dan menjadi pertengkaran, Hana memilih bungkam padahal dalam hati kecilnya ia sangat ingin tahu apa yang mendasari Nanami menjadi sangat aneh seperti ini. Suaminya itu seperti mayat hidup yang jarang sekali menampakan perasaan ataupun ekspresi alami di wajahnya.

Nyatanya Nanami Kento adalah pria yang bertameng baja, enggan untuk memperlihatkan perasaannya maupun membuka pikiran atas apa yang sudah istrinya lakukan untuk mendapatkan cintanya. Pria itu selalu dihantui oleh masa lalu yang menikamnya habis-habisan sehingga ketika wanita itu datang 'Hana' merupakan 'obat' yang 'mungkin' dapat mengobati hatinya.

-TBC-

Halooooo👋🏻👋🏻👋🏻

Sdh berapa lama ya aku gak update😂😂
Kangen bgt sama dunia perwattpad-an ini fufufufuu🥺🥺
Akhir-akhir ini temen aku byk yg sakit entah terpapar varian Omicron ataupun sakit tenggorokan/radang tenggorokan biasa🙃 dan kali ini aku sendiri yang sakit tenggorokan plus suara serak😭😭 emang lagi musim orang kena flu sih gaiss🥵🥵

Semoga kita yang sakit cepat sembuh dan yang sehat terus jaga kesehatan aamiin🙏🏻🙏🏻

Btw di tempat kalian masih sekolah/kuliah tatap muka gak sih?

Terima kasiiii😗😗😗

Tacenda • nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang