❄️ 05 - wrangle ❄️

536 40 7
                                    

Boleh minta supportnya gak?

Vote dan komen ya gaess
Supaya aku lebih semangat lagi berkarya😊🤗
Terima kasih

Cerita ini tidak cocok dibaca untuk anak dibawah 18+ , terdapat kata-kata vulgar dan unsur dewasa harap bijak dalam membaca😊
.

.

.

.

Hana mengusap dahinya yang berkeringat dingin, sudah empat hari ia selalu merasakan mual yang amat mengganggunya. Saat ini Nanami sedang bekerja seperti biasa, pria jangkung itu belakangan ini lebih sering menutup mulut dan pergi bekerja lebih pagi lagi.

"Huekk." Hana menutup mulutnya seraya kakinya berlari menuju kamar mandi kecil di toilet kamar mereka.

Wanita 21 tahun itu rupanya tengah mengandung satu bulan jabang bayi ia dan Nanami di dalam rahimnya, ia iseng pergi cek up seperti biasa ke dokter langganannya karena ia merasa aneh dan gampang marah akhir-akhir ini. Setelah dokter memberinya alat pengetes kehamilan, Hana dinyatakan tengah mengandung dan saat di periksa pun ia tengah hamil satu bulan.

Tentu saja Hana begitu senang, toh ia sangat menunggu kehadiran bayi kecil ditengah hubungan pernikahannya dengan Nanami Kento. Sementara waktu ia tidak ingin memberi tahu suaminya dulu melihat keadaan Nanami yang mengkaku dan juga gelagat aneh .. Hana kira, ia sudah melakukan kesalahan jadi ia ingin suasana menjadi tenang dulu.

"Kento-san, kira-kira kenapa ya?" Gumamnya sambil mengusap bibirnya menggunakan tisu usai mengeluarkan isi perutnya.

Hana takut kalau ia membuat kesalahan yang tidak di sangka-sangka, Nanami itu orangnya tertutup. Ia jarang menunjukan perasaannya ataupun bersedia menye-menye hanya untuk memberi tahu semua keluh kesahnya.

Sebenarnya bukan Hana yang memiliki kesalahan disini, salahkan saja pikiran Nanami yang kalut atas pertemuan wanita itu-- wanita yang masih mengisi relung hati terdalamnya.

***
Nanami memberhentikan mobilnya di persimpangan jalan di depan toko roti tempat Seina bekerja.

"Seina-san." Ucapnya halus menatap Seina yang telah lama menunggunya di depan toko tersebut.

"Nanami-kun! Te-terima kasih karena ma-mau memenuhi pe-permintaanku." Nanami hanya memasang wajah datar padahal di dalam hati dan pikiran pria itu terdapat banyak pertanyaan juga kecamukan yang menggenang bagaikan air.

"Cepat aku tidak punya waktu untuk mendengarkan ocehanmu." Seina agak sedikit terkejut namun sebisa mungkin ia tersenyum manis dihadapan Nanami agar tidak terlihat terlalu memaksakan keadaan.

"A-aku i-ingin menyampaikan alasan k-kenapa kita ada di posisi ini." Wanita dengan badan mungil dan sedikit berisi tersebut menatap wajah Nanami yang masih saja menunjukan raut datarnya.

"Se-sebenarnya aku juga tidak ingin di posisi ini, aku memilih Ryuuki bukan karena kehendakku, aku minta maaf karena memilih meninggalkanmu disaat Nanami masih menjadi mahasiswa dan juga berjuang untuk mencari uang, sa-saat kau dalam musibah pun aku malah memilih Ryuuki karena ia memaksaku, ia memintaku untuk putus denganmu kalau tidak ia pasti akan membuat hidupmu menjadi berantakan. Aku tidak mau karena aku, Nanami menjadi tidak bisa hidup tenang. Aku pun sudah mendapat karmanya .. tepat tiga bulan Ryuuki dan aku menikah .. ia malah meninggalkanku karena aku tidak bisa memiliki anak. Dokter yang bilang bahwa aku tidak akan pernah bisa punya anak." Seina menjelaskan panjang lebar penuturannya dihadapan Nanami.

Tacenda • nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang