❄️ 06 - eloquence ❄️

392 32 19
                                    

Boleh minta supportnya gak?

Vote dan komen ya gaess
Supaya aku lebih semangat lagi berkarya😊🤗
Terima kasih

Cerita ini tidak cocok dibaca untuk anak dibawah 18+ , terdapat kata-kata vulgar dan unsur dewasa harap bijak dalam membaca😊
.

.

.

.

"Awww!" Hana meringis ketika ia baru bangun tidur, seluruh tubuhnya rasanya sakit. Nanami benar-benar menggempurnya tadi malam seperti orang kesetanan.

"Bagaimana dengan tubuhmu?" Ia duduk dipinggiran ranjang sambil membenarkan dasinya yang belum terlalu rapih.

"Sedikit sakit." Hana mengeluhkan sakit dipunggungnya-- salah satu karenanya yaitu kehamilannya.

"Hari ini tidak perlu banyak memasak, aku akan makan diluar."

"Kento-san, makan sama siapa?" Ada hening sebelum Nanami menjawab pertamyaan istrinya.

"Dengan rekan kantorku."

"Siapa?" Tangan Nanami berhenti merapihkan dasinya.

"Kenapa kau menjadi lebih curigaan?" Kening Hana bertaut sambil mencari-cari potongan pakaian yang sebelumnya dibuang Nanami dengan sembarang.

"Aku hanya merasa aneh, Kento-san jarang di rumah." Terdengar si suami menghela napas, tangannya terulur untuk mengusap surai panjang istrinya.

"Aku akan libur besok, aku akan di rumah dan menemanimu kemana kau mau." Bibir yang awalnya membentuk lengkungan sedih mendadak tertarik ke atas menandakan bahwa ada hati yang merasa senang.

"Janji?" Karena istrinya tersenyum, Nanami pun ikutan tersenyum.

"Iya, janji."

"Kalau begitu ada yang ingin aku katakan besok!"

"Tentang apa?"

"Kento-san, akan tau besok." Hana ingin kehamilannya menjadi kejutan, sudah lama sekali ia dan Nanami tidak pergi berlibur. Karena itu ini akan menjadi hadiah untuk hari anniversary 1 tahun pernikahan mereka.

***
"Bagaimana dengan istrimu, Nanami-kun?"

"Dia tidak apa-apa." Dengan santainya ia menyeruput teh dengan beraroma jasmine kesukaannya. Seolah tidak memperdulikan istrinya.

 Seolah tidak memperdulikan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Pinterest

"Aku tidak enak dekat-dekat dengan orang yang sudah beristri." Jari Seina menaut gelisah.

"Ini uang untukmu." Segepok uang ia serahkan dengan mudahnya.

"T-tidak p-perlu r-repot-repot ak-"

"Kau harus menerimanya, aku tidak suka wanita berbadan kurus kering." Seina nampak memerah malu karena penuturan orang yang berada di seberangnya.

Tacenda • nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang