❄️ 08 - tough ❄️

273 23 26
                                    

Boleh minta supportnya gak?

Vote dan komen ya gaess
Supaya aku lebih semangat lagi berkarya😊🤗
Terima kasih

Cerita ini tidak cocok dibaca untuk anak dibawah 18+ , terdapat kata-kata vulgar dan unsur dewasa harap bijak dalam membaca😊
.

.

.

.
Mobil milik Nanami terparkir di depan garasi mereka, artinya Nanami sudah pulang .. Hana mengecek mobil itu meletakan tangannya di atas mesin depan mobil itu.

"Masih hangat artinya Kento-san baru pulang." Ia tidak tahu jika Nanami akan pulang secepat ini, pukul sudah menunjukan 20.00 berarti baru jam 8 malam.

Ketika Hana masuk ke dalam rumah ia melihat ada seseorang lagi yang di depan Nanami, siapa itu?

Betapa terkejutnya ia ketika melihat orang ini adalah seorang wanita terlebih lagi ia adalah Seina.

"Kento-san-"

"Seina akan menginap satu malam di rumah ini." Mulut Hana melongo, ia tidak menyangka Nanami akan seperti ini. Seina berdiri dengan ekspresi yang tidak nyaman terpampang di sekali di wajahnya.

"Aku akan menjelaskannya nanti." Ungkap Nanami sambil mengangkat tas tentengan milik Seina.

Hana syock sekali, ia hanya terpaku diam tanpa bicara, ia tidak percaya bahwa suaminya akan bertindak sedemikian rupa.

***
Hana memejam ketika mendengarkan helaan napas gusar dari Nanami, ia diam saja tidak menjawab-- Hei dimana sifat bebal tidak mau kalahnya itu.

"Seina sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang, tolong mengertilah."

"Lalu apa hubungannya dengan kau memungutnya?" Hana ketus, ia membelakangi Nanami tanpa mau mengiyakan kenormalan yang dianggap Nanami membawa perempuan laki ke rumah itu adalah hal yang layak.

"Aku kasihan padanya, ia baru saja dipecat dari pekerjaanya."

"Ya .. bagus, bagaimana tidak di pecat jika suami orang saja ia goda, kalau aku menjadi istri bos tempat ia bekerja, aku pasti akan menjebloskan dia ke penjara."

"Hana mulutmu!" Mulut Hana? Apa yang salah dari mulut Hana? Toh! Benar Nanami itu suaminya lagi pula mereka sebentar lagi akan memiliki bayi.

"Apa aku salah Kento-san? Apa aku salah jika tidak suka dengan keberadaanya? Kau pikir saja jika aku mantan kekasihku kesini apa Kento-san juga akan marah? Apa menormalisasikan segalanya adalah hobimu yang terbaru?" Hana duduk menatap marah Nanami di depannya, ia mulai melawan dengan pria itu.

"Hana .. dia hanya akan satu malam disini." Nanami mencoba menenangkan

"Satu malam juga bisa menjadi kesempatan untuk merebut suami orang!" Tungkas Hana, ia tetap tidak mau menerima permintaan Nanami.

"Aku tidak merasa direbut!"

"Tapi aku merasa kalau Kento-san masih mencintainya!" Nanami seketika tersentak ketika mendengar penuturan Hana, ia juga merasa ada yang salah di dalam dirinya akan tetapi Nanami tetap menekankan bahwa dirinya hanya simpati kepada Seina.

"Untuk apa kau menikahiku jika kau masih mencintainya? Kau menjadikanku pelampiasan ya?" Setetes air mata Hana meluncur bebas dari pipi mulusnya, Nanami merasa bersalah disini.

"Sudah ku bilang aku-"

"Kau berubah Kento-san." Nanami berjalan mendekati Hana, ia ingin istrinya tenang pasalnya mereka jarang sekali bertengkar semenjak menikah.

Tacenda • nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang