5.
"Pernah menang tidak akan menjanjikan dirimu selalu menang. Perlu perjuangan lebih keras untuk menghadapi rintangan di masa depan,"---Reyes Delvin Anderson.
.
.
.
.Hari demi hari telah terlewati, pertandingan pun semakin ketat. Club DEBARA berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini tinggal melawan salah satu club terberat yaitu dari anak IIS 2, dengan nama club SUPER A. Yang mana semua nama anggotanya berawalan dengan huruf A. Ini adalah pertandingan final. Sebelumnya club DEBARA juga pernah bertanding dengan SUPER A saat awal semester 1. Waktu itu mereka hampir saja kalah. Namun akhirnya berhasil bangkit mencetak skor melampaui SUPER A.
Kedua tim sudah berada di lapangan. Wajah-wajah sangar anak IIS terlihat begitu menantang. Reyes yakin, jika skill anak IIS pasti telah meningkat banyak.
Raut wajah Reyes terlihat agak kaku dibanding teman-temannya yang terlihat santai. Dalam pikirannya, demi apapun ia harus bisa mengalahkan mereka.
Penonton pun terlihat lebih banyak hari ini. Menyaksikan jagoan mereka, berharap memenangkan pertandingan.
------
Priiit~~
Skor SUPER A bertambah. Riuh suara penonton memekakkan gendang telinga. Nilai skor saat ini 6: 8.
Reyes tidak bisa tenang melihat keadaan. Kenapa pertahanan timnya melemah?
Bola melambung kembali, Reyes dan timnya bersiap siaga. Bola masih bisa dihalau. Namun saat smasher dari SUPER A, Argan menembak bola. Reyes hendak menadah, ternyata bola meleset beberapa derajat dari perkiraannya.
Skor SUPER A bertambah---lagi.
Reyes semakin gusar.
"Lo kenapa Rey?" tanya Abyan yang melihat keanehan Reyes.
"Nggak tau gue!" Raut kecewa terpampang jelas dari wajahnya.
"Yakin kita bisa bangkit, bismillah," ujar Abyan menenangkan.
Reyes mencoba mengaplikasikan perkataan dari tosser. Ia juga menatap teman-teman satu timnya yang berada dibelakang.
Mereka saling beradu pandang, sorot matanya menyiratkan agar menguatkan satu sama lain. DEBARA pasti bisa.
Saatnya pergantian tempat. Reyes sangat berharap semoga kali ini keberuntungan masih berpihak kepada timnya.
Peluh menetes dari wajah para pemain. Matahari sudah agak bergeser menuju tempat peraduan. Permainan tak kunjung selesai. Menyisakan debaran harapan untuk tim dukungannya. Menangkah? Atau mungkin kalah?
Tap
DughBola masuk pertahanan tim SUPER A tanpa bisa dihalau.
Reyes si cowok dengan nomor punggung delapan kembali menunjukkan smash andalannya.
Perlahan tapi pasti, skor tim DEBARA mulai mengungguli tim lawan. Hanya tinggal menunggu peluit wasit untuk menghentikan permainan.
Wajah-wajah yang semula menampakkan raut kecewa itu, kini terlihat begitu sumringah. Seolah tak pernah merasa lelah. Padahal mereka telah berlari-lari, melompat demi bola, di lapangan yang ukurannya sedikit tak lebih lebar dari lapangan sepak bola.
Priitt
Priitt~~Permainan benar-benar selesai. Sorak-sorai penonton terdengar seperti dengungan kumpulan lebah ketika mendapat tempat baru.
Skor berakhir dengan 12:25
Selesai berjabat tangan dengan tim lawan, mereka saling merangkul, lalu keluar dari arena pertandingan dengan sebuah trofi kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Mas Atlet
Teen FictionAisha Valerie yang menyukai dalam diam, dan malah berkesempatan dekat dengan atlet volly most wanted, Reyes Delvin Anderson. Gara-gara nilai matematika yang anjlok. Lantas apakah pertemuan antara Aisha dan Reyes memiliki timbal balik? Apakah Aisha b...