sembilan

89 3 0
                                    

9.
"Apa tidak ada kesempatan untukku? Bahkan untuk menyapamu,"---Aisha Valerie.
.
.
.
.

Teng
Teng

Bel istirahat berdentang. saat menuruni anak tangga, Aisha bebarengan dengan Reyes. Aisha memandang wajah Reyes disebelahnya sambil membatin 'tinggi banget. Aku berasa kayak kurcaci di sampingnya' sedang Reyes hanya fokus pada jalannya. Jarak perbedaan tinggi mereka sekitar 25 cm.

Mereka masih berdekatan sampai di halaman sekolah, Reyes berjalan menuju kantin. Aisha celingukan di halaman.

"Loh Tiara sama Feyla mana?" gumam cewek itu.

Aisha menepuk dahinya... kesal. Ia baru mengingat bahwa niatan mereka adalah ke perpus, dan ia salah alamat malah menuju kantin.

"Semoga aja nggak ada yang ngelihat gue, sumpah malu banget," gumamnya lirih.

Ia menghembuskan napas kasar, lalu berbalik.

---------

Reyes sudah berada di kantin bersama gengnya. Menikmati semangkuk mie ayam dan segelas es teh.

"Eh, eh gue tadi kayak liat si anak baru itu ngikutin elo?" ucap Ega sedikit berbisik.

"Masa sih?" Reyes menaikkan sebelah alisnya.

"Trus pas lo jalan kesini, dia kayak kebingungan gitu," sambung Bimo yang mendengarnya.

"Suudzon mulu lo berdua, mungkin dia itu kehilangan arah, tak tau jalan pulang," Abyan menggigit kembali gorengannya lalu melanjutkan kata-katanya, " dan akhirnya ngikutin elo." Abyan mengarahkan pandangannya ke Reyes.

"Dia itu udah lama sekolah disini bego!" tukas Ega.

Reyes tidak mau menanggapinya. Ia menoleh ke Adit dan Daniel yang kembali berebut gorengan.

"Rebutan mulu dari kemaren-kemaren, ngambil lagi aja ke Bu Sari," celetuk Reyes.

"Hey, tapi duit gue? Masa ngutang lagi?" ucap Daniel.

"Daniel utangnya masih sepuluh ribu," sahut Bu Sari.

Aiden sedang berjalan ke kantin. Saat melihat Reyes, ia langsung diajak bergabung. Aiden memesan makanannya lalu kembali duduk di sebelah Reyes. Setelahnya mereka disusul Nando dan Louis.

Saking menikmati obrolan, hari ini mereka lupa untuk menggombal kepada setiap cewek yang lewat.

---------

Suasana lapangan sekolah lumayan sepi. Namun, saat anak-anak DEBARA datang. Keadaan berubah ramai.

Ini adalah latihan pertama sejak mereka menambah tiga anggota baru. Aiden, Louis dan Nando.

Aiden berkata," ini kali pertama kita bertiga latihan bareng kalian."

"Santai ae kali," sahut Ega.

Abyan menepuk satu persatu pundak mereka. "Sekarang kan kalian udah jadi anggota kita-kita, ya nggak?"

"Yok mulai," ucap Reyes sambil memegang bola voli.

-----------

Kelas X MIA 4 belum sepenuhnya kosong. Masih ada tiga orang cewek yang sedang sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka masih belum memikirkan untuk pulang.

Aisha tidak bisa menahan rasa kesalnya gara-gara Matematika. Cewek itu masih meratapi nilai hasil ulangan hariannya.

Mapel itu ia temui tiga kali dalam seminggu. Sungguh ia sangat membenci pelajaran satu itu. Namun, kenapa ia memilih jurusan IPA bukan IPS atau Bahasa? Entahlah, anggap saja ia sedang mencari peruntungan di kelas IPA. Karena ada mapel favoritnya, Biologi.

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang