sebelas

76 2 0
                                    

11.

  "Seseorang berhasil menjadikan badmoodku menjadi goodmood, i love you so much if you know,"---Aisha Valerie.
.
.
.
.

Pagi ini sungguh cerah. Usai mengikuti upacara. Sebagian siswa-siswi menghambur ke kelas masing-masing, sedang yang lainnya  melihat nilai UTS yang  dipajang di papan pengumuman.

Hari Senin memang memiliki makna tersendiri bagi setiap orang. Ada yang bahagia dengan hari Senin,  namun tak urung banyak yang tidak menyukai. Terutama bagi siswi seperti Aisha.

Nilai bahasa indonesia oke, bahasa inggris oke, biologi oke, fisika oke, kimia no, matematika no. Sudah ia duga.

'Matematika, kimia kalian berhasil merusak moodku hari ini' batin Aisha.

Sedang nilai matematika Aisha lebih buruk dari ulangan harian kemarin. Jika ditanya apakah ia belajar? Tentu tidak, Aisha hanya mempelajari mata pelajaran yang disukainya.

-----------------

Mata pelajaran pertama adalah matematika wajib sampai jam kedua. Ia tetap tidak paham apapun. Menurutnya, matematika itu sulit sejak ia duduk di bangku SMP sampai sekarang.

Bosan, Aisha menyenderkan kepalanya di atas meja. Padahal guru matematika adalah Bu Lana, guru yang terkenal killer dan disiplin.

"Sampai ada yang  kepalanya nyender di meja, saya panggilkan guru BK!" ucap Bu Lana tegas.

Tiara menyenggol lengan Aisha. "Bangun Cha!?"

"Hmm?" Posisi cewek itu masih tetap sama.

"Lo nggak denger apa yang barusan diomongin sama Bu Lana?"

"Denger, bentar lagi deh. Nyaman banget ini kepala gue," jawab Aisha setengah berbisik.

Saat itu Bu Lana berjalan menuju meja Aisha dan Tiara.

Tiara yang menyadari langsung gerak cepat memberi tahu sahabatnya.
"Cha, Bu Lana mau ke sini!" bisiknya.

Dengan sigap cewek itu langsung menegakkan kembali kepalanya. Sang guru menatapnya dengan tajam, namun Aisha pura-pura fokus memahami matematika yang ada di papan tulis.

---------
Teng~
Teng~~

Bel yang ditunggu-tunggu telah berbunyi. Itu artinya Aisha sudah bisa bebas dari siksaan matematika selama hampir dua jam. Senyumnya merekah saat Bu Lana sudah mengucap salam penutup.

Ia pergi ke kantin bersama Tiara dan Feyla. Memesan makanan, lalu menyantapnya dengan lahap.

Baru mendapat setengah mangkok, ada seorang siswi yang diutus memanggil Aisha, menyuruhnya ke ruang BK.

Saat menyebut 'dipanggil ke ruang BK' Aisha menepuk dahinya pelan.

"Mati deh gue!"

Dengan terpaksa ia meninggalkan separuh soto di mangkuknya dengan tatapan melas. Perutnya belum sepenuhnya kenyang.

"Tiati Cha, jangan lupa berdoa!" ucap kedua temannya.

Aisha mengerucutkan bibirnya dan berlalu.

Ruang BK terletak di sebelah koperasi siswa. Cewek itu berdiri di depan pintu.

'Ketuk tidak ya? Ketuk tidak ya?' batin Aisha.

Dengan perasaan was-was, Aisha memasuki ruangan horor itu.

"Assalamu'alaikum, Ibu manggil saya?" ucap Aisha pelan.

"Waalaikumsalam, iya. Silahkan duduk!"

Sebenarnya penampilan guru BK tidak segalak yang ia bayangkan. Namun, tetap saja ini pertama kalinya Aisha berada di ruangan itu.

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang