enam

99 4 0
                                    

6.

"Kurasa menjadi fangirl diam-diam juga nggak ada salahnya, asal masih dalam batas wajar,"---Aisha Valerie.

.
.
.
.

"Cuy, boleh minta waktunya sebentar nggak?"

Nada seriusnya membuat teman-temannya hening seketika. Menunggu Reyes kembali berbicara.

"Kan tim kita masuk ke kabupaten. Tantangannya juga lebih banyak. Apalagi sebentar lagi juga kita bakalan ulangan kenaikan kelas. Dan anggota kita cuma berenam." Reyes sedikit menimang perkataannya sendiri sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ega langsung menyambung," maksudnya kita harus gimana?

"Apa perlu anggota tambahan?" lanjut Abyan.

"Hmmm, kayaknya gitu sih. Soalnya ya biar kita nggak terlalu hmmm---keteteran pas ada yang lagi nggak bisa hadir," jawab Reyes menatap satu-persatu wajah teman-temannya seperti memohon.

Ega, Abyan, Adit, dan Bimo merenung sejenak.

Tiba-tiba...

"Oke fix, mulai besok kita bakal nyari anggota baru!" tegas Abyan membuyarkan lamunan teman-temannya.

"Butuh berapa orang Bro?" Daniel menyahut sambil mengunyah.

"Nggak usah banyak-banyak. Tiga orang aja udah cukup kayaknya," jawab Abyan melirik ke arah Reyes. Reyes mengangguk.

Mereka kembali menikmati daging barbeque bersama. Sesekali bercanda ala anak tongkrongan.

--------

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Aisha belum juga terlelap. Ia memainkan ponselnya sesekali menghela napas pelan. Tidak ada chat dari orang istimewa. Akhirnya ia hanya menyecroll akun twitter, meretweet cuitan-cuitan lucu yang mewakili perasaannya.

"Ngapain ya? Mau nonton drakor tapi udah kemaleman," gumamnya pelan.

Lagu yang ia putar sudah kembali ke urutan awal. Nada mellow romantis memanjakan indra pendengarannya. Lambat laun, ia terbuai dengan lagu.

Ia menatap boneka panda yang terletak di sampingnya. Seandainya saja ia memiliki seseorang yang benar-benar bisa mencintainya, mungkin ia bisa merasakan indahnya kisah cinta. Setiap kali ia jatuh cinta, ia selalu menjatuhkan hatinya pada orang yang salah.

Lelah menyescroll timeline twitter, ia beralih ke instagram. Tidak ada apa-apa di sana, sama saja---sepi. Melihat akun-akun rekomendasi untuk difollow. Setelahnya ia baru kepikiran untuk stalking akun Reyes. Ya, ia ingin mengetahui seluk beluk lelaki idaman siswi SMA Alastair itu. Apa istimewanya sih?

Jemarinya dengan lihai mengetikkan sebuah nama di kolom pencarian.

Reyes_delvin.

"Woow, followersnya udah ceban," gumam Aisha sambil memandang profil Reyes.

Ia segera mengulik postingan-postingan Reyes sejak awal. Kira-kira ada sekitar 20 foto. Foto saat Reyes bermain bola voli, foto saat Reyes membaca buku, foto saat Reyes fitness di gym, foto saat Reyes ulang tahun dan lain-lain. Namun, tidak ada satupun foto cewek di postingannya.

"Yang nge-like fotonya bejibun, akun gue nggak ada apa-apanya."

Ia kembali melirik postingan saat Reyes memenangkan piala perlombaan dengan wajah tersenyum.

Dalam foto itu, alis agak tebalnya menukik sempurna.

'Kalau aku ikutan ngefans, nggak ada salahnya kan ya? Semoga Tiara nggak tahu akan hal ini.' Batin Aisha ragu.

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang