delapan

87 4 0
                                    

8.

"Saat ingin mengetahui sesuatu tentang seseorang. Kita tidak perlu selalu bertanya kepada orang lain. Karena ada kesempatan untuk kita menjadi stalker,"---Aisha Valerie.
.
.
.
.

Siang hari setelah bell pulang sekolah Aisha berniat pergi ke supermarket untuk membeli beberapa alat tulis dan keperluan pribadinya. Ia tidak perlu repot-repot pulang ke rumah untuk berganti pakaian... ia malas.

Aisha berjalan santai di supermarket dengan mendorong troli kecil di depannya. Ia sudah berada di rak alat tulis dsb. Mengingat stok camilan di rumah sudah hampir habis. Akhirnya ia belok ke rak camilan. Hampir dua jam dia memilih dan memilah makanan, baru ia membawanya ke kasir.

Ia melangkahkan kaki menuju sepeda miliknya. Menaruh plastik barang belanjaan di keranjang depan. Lalu mulai mengayuh sepeda. Sebenarnya orangtuanya pernah menawari untuk dibelikan motor biar lebih mudah kalau mau kemana saja, tapi ia menolak. Alasannya karena lebih sehat memakai sepeda, juga umurnya yang belum menginjak tujuh belas tahun. Dan ia malas berurusan dengan surat-surat atau apapun itu.

Kini matahari sudah berwarna oranye kekuningan. Sinarnya juga sudah tidak terlalu menyengat kulit.

Seperti tidak percaya, Aisha melihat Reyes berboncengan dengan cewek. Matanya mengikuti arah kemana Reyes melaju... dengan cewek itu. Ia menghentikan kunyahan permen karet di mulutnya.

"Wah, gila. Ternyata---," Aisha mengatupkan bibirnya. "Dahlah ngapain juga. Bukan urusan gue."
Akhirnya ia kembali fokus ke jalanan.

Sesampainya di rumah, Aisha meletakkan barang belanjaannya di kursi teras.

"Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Adiknya membukakan pintu untuk Aisha.

"Kakak darimana? Kok masih pake seragam?" tanya Shila heran.

"Ah udah, nggak usah ditanya. Gue habis dari supermarket. Btw, bawain barang belanjaan gue dong. Capek nih!" jelas Aisha sambil menunjuk ke arah kursi.

--------

"Jam segini baru pulang?" tanya mamanya saat Aisha mengekor di belakang Shila.

"Eh Mama! Tadi habis belanja Ma, hehehe." Aisha kaget.

Ibunya hanya menggeleng sekilas.

"Yasudah. Cepat ganti baju sana! Makanannya sudah ada di meja! Lain kali kalau pulang telat, bilang dulu!"

Setelahnya wanita paruh baya itu kembali menyetrika.
Aisha mengangguk menurut. Ia berjalan ke kamarnya. Melemparkan tas ke kasur. Berganti pakaian lalu rebahan beberapa menit.

"Huhhh, capeknya."

Ia meregangkan pergelangan tangannya.

"Sepertinya cewek yang sama Reyes bukan Tiara deh. Tapiii... siapa ya?" gumam Aisha--lagi.

Karena jiwa keponya yang meronta. Ia mengambil handphone dari saku tasnya. Mengecek akun ig doi.

Dan...

Sebuah foto selfie Reyes dengan seorang cewek yang sedang duduk di sebuah kafe. Foto itu di unggah di feed instagram milik cewek, lalu di re-post oleh Reyes.

"Mereka couple goals banget. Yang cowok ganteng plus manis. Yang cewek juga lumayan hmmm... cantik."

Ia mencari nama cewek itu di kolom pencarian miliknya.

Jovita__

Ia mengulik foto Jovita hingga postingan akhir. Saat ini Aisha merasa bahwa ia benar-benar menjadi stalker handal. Ia tersenyum sumringah.

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang