satu

589 10 0
                                    

1.

    "Ketika aku berada di tempat baru, di situlah letak harapan baruku dimulai,"---Aisha Valerie.

.
.
.
.

   Pagi hari lumayan cerah, sebening harapan seorang gadis yang memulai kehidupan di sekolah barunya yang tergolong sekolahan favorit. Aisha Valerie namanya. Biasa dipanggil Icha. Dia baru saja pindah dari sekolah lama, karena ia merasa tidak cocok dengan teman-temannya. Dan di sekolah baru ini, di SMA Alastair. Ia sudah mengenal salah satu dari mereka, tak lain adalah sahabat yang kini duduk di sebelahnya.

"Cha, lo masih inget 'kan. Cowok yang gue ceritain waktu itu?" bisik Tiara.

"Ooh, yang katanya jago main voli itu ya?" ucap Aisha.

"Sttt, jangan keras-keras ngomongnya. Ntar ketahuan lagi!"

"Orangnya yang mana sih?" tanya Aisha penasaran.

"Dia nggak sekelas sama kita, doi di kelas X MIA 3. Ntar pas istirahat ke dua, gue kasih tau."

Aisha hanya ber oh ria mendapat jawaban dari Tiara.

"Ra, btw tadi pagi gue ketemu cogan, manis banget senyumnya," bisik Aisha.

"Eh, yang bener lo?" Tiara agak kaget dibuatnya.

"Iya, bener." Aisha mengangguk antusias. Binar matanya terlihat begitu terang. Jangan sampai sahabatnya tau kalau pagi tadi Aisha hampir saja salah masuk kelas. Dan untung saja seorang cowok yang duduk di barisan meja kedua memberitahunya.

***
Aisha berjalan cepat menaiki anak tangga. Ia mengingat rute ke kelasnya yang telah guru berikan dua hari lalu.

"Nah, itu kelas baru gue," gumam Aisha sambil lalu.

Beberapa sorot mata menatap asing ke arahnya.

"Anak baru ya?" tanya beberapa siswa-siswi. Ada yang saling berbisik, ada juga yang penasaran.

"Iya, apa benar ini kelas X MIA 4?"

"Maaf, kelas X MIA 4 ada di sebelah," ujar cowok itu.

"Makasih," jawab Aisha kikuk.

Cowok itu menampilkan senyum manisnya.

Saat Aisha keluar, ia baru menyadari kebodohannya sendiri. Ternyata di depan pintu kelas sudah ada tempelan kelas X MIA 3. Salahkan dirinya yang tergesa-gesa.

***

Bel istirahat berbunyi. Tiara mengajak Aisha agar bergegas cepat menuju kantin. Menurut Tiara, kalau tidak cepat-cepat nanti tidak mendapat tempat duduk yang strategis.

"Kenapa harus lari sih?"

"Siapa cepat dia dapat!"

Pesanan mereka sudah tersaji di depan mata. Dua gelas es teh dan dua mangkuk soto. Tiara yang memesan semua. Saat Aisha menyesap es tehnya. Tiara mulai membuka pembicaraan.

"Jadi----"

Sebelumnya Tiara melihat sekeliling. Biasanya ia menemukan idolanya saat di kantin. Tapi kenapa doi belum juga muncul?

"Gue mau ceritain tentang doi, jangan bilang siapa-siapa ya tapi," lanjut Tiara. Aisha mengangguk saja.

"Doi itu----"

Tiara menceritakan semuanya dengan antusias. Mulai dari bentuk mata, alis, bulu mata, bibir dsb. Kadang sambil senyam-senyum tidak jelas yang membuat Aisha ingin tertawa.

------------------

Seorang cowok kini duduk santai di kursi paling belakang bersama teman-temannya. Ketika mereka membicarakan hal-hal konyol sesekali ia ikut tertawa.

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang