Prolog

170 13 0
                                    

Putih. Hanya itu hal yang bisa aku lihat untuk saat ini. Tidak ada apapun dan siapapun. Aku mencoba berseru, tapi aneh. Suaraku tidak keluar.

Aku melihat ke sekitar barangkali ada seseorang yang bisa membantuku menemukan jawaban akan teka-teki ini. Namun sayangnya, tidak ada siapapun di sini.

Aku sedikit berlari ke tengah-tengah —entah ini ruangan atau apa— dan tetap tidak menemukan hal apapun.

Hingga tiba-tiba, satu helai bulu burung merak tiba-tiba muncul dan berterbangan di sekitarku. Aku mengikuti kemana perginya bulu itu hingga netraku mendapati sosok wanita yang duduk di singgasananya tidak jauh dariku.

Wanita itu menggunakan mahkota di atas rambut coklatnya. Terlihat anggun dan sangat amat cantik. Ia mengenakan pakaian —seperti kain, mungkin— berwarna putih yang dilapisi beberapa perhiasan emas.

Aku hendak bertanya namun suaraku lagi-lagi menghilang. Aku mencoba memaksakannya namun tidak ada satupun huruf yang keluar dari mulutku.

"Agave?" Wanita di depanku bertanya.

Aku mengernyit sekali lagi. Bagaimana dia bisa mengenaliku?

Wanita itu tersenyum sekilas. "Kau adalah salah satu pendeta wanita di kuilku. Iya, 'kan?"

Aku tercengang seketika. Apakah wanita di depanku ini, Hera?!

Aku spontan membungkuk penuh rasa hormat. Kurasakan dirinya tersenyum dan mengangguk sekilas.

"Aku selalu kagum akan pelayananmu, Agave. Aku juga..." dia mengantung ucapannya.

"Kagum akan kehidupanmu. Aku rasa kau manusia pertama yang bisa membuatku sekagum ini. Bahkan jarang sekali ada dewa yang bisa membuatku merasakan hal yang sama." Aku tersenyum senang mendengar pujiannya.

"Tapi kenapa kau memilih untuk mengabdikan kehidupanmu padaku?"

Dia memberiku pertanyaan. Tapi tunggu dulu. Apa aku bisa mengeluarkan suara?

"Tentu bisa." Hera mengangguk. Membuatku terkejut, dan aku hampir saja melupakan fakta bahwa dia adalah Dewi.

"Ekhem." Aku menutup mulutku dengan satu tangan. Aku benar-benar bisa bersuara.

"Jadi, apa jawabanmu?" Hera menagih jawabannya.

Aku berpikir sebentar. "Aku punya perasaan kagum yang sama sepertimu, Dewi. Aku kagum denganmu, juga kehidupanmu."

Hera tertawa sebentar. "Apa yang kau kagumi dari kehidupanku ini?"

"Tentu karena kaulah Ratu dari Olympus. Kau adalah Dewi yang paling dihormati oleh dewa-dewi lainnya. Kastamu tinggi sekali." Aku berucap dengan membayangkan.

Semua yang aku katakan ini memang sepenuhnya dari hati, aku memang selalu kagum dengan kehidupannya. Beliau terlihat sangat berwibawa, cantik, pintar, juga cakap dalam hal bertarung. Entah apa yang Dewa Zeus pikirkan sehingga dengan mudahnya menduakan Dewi semulia Dewi Hera. Ya, mungkin perselingkuhan Dewa Zeus merupakan satu-satunya masalah yang membebani kehidupan Dewi Hera.

"Apa gunanya kasta tinggi jika kau tidak bahagia? Semua itu tidak menjamin kebahagiaan, Agave," ujar Dewi Hera.

Dia mendongak seolah menerawang ke masa depan. "Aku melihatmu memiliki kehidupan yang sempurna, nyaris sempurna. Kau memiliki kekasih yang setia, orang tuamu selalu mendukung keputusanmu, teman-temanmu juga selalu ada di sampingmu ketika kau butuh mereka, kau dikelilingi orang-orang baik, Agave."

Dewi Hera beralih menatapku lagi. "Tidakkah kau perlu lebih sering bersyukur?"

Aku tertawa canggung. "Aku rasa, kita semua memang memiliki masalah masing-masing."

"Lalu..."

Aku mengangkat kepalaku menatapnya menunggu dia melanjutkan kata-katanya. "Kenapa tidak mau mencoba untuk menjadi diriku saja? Agar kau bisa tahu susah senangnya menjadi aku."

Aku terkejut bahkan hampir terperanjat. Apa ini? Aku? Ditawari oleh Sang Ratu Olympus untuk menjadi dirinya?

Seharusnya aku menolak. Sesuatu seperti ini terlalu mulia untuk aku dapatkan, namun pertanyaan yang keluar dari mulutku justru tak sejalan.

"Apakah boleh? Dan, apakah bisa?" Aku merutuki itu.

Dewi Hera terkekeh. "Kau sendiri yang bilang aku punya kekuasaan besar. Apa yang terlarang bagiku?"

Ia berdiri menghampiriku dengan mengulurkan tangannya. "Ingin mencobanya?"

[—⸙—]

Halo, kembali lagi sama cerita baruku. Ini cerita terbaru aku, kali ini cast nya bukan bts dulu ya, ini aku kasih cerita mitologi Yunani.

Kalau kalian kurang paham sama karakter di mitologi Yunani ini nanti bakal aku kasih satu chapter khusus buat perkenalan yaa

Semoga kalian suka

Agave you a chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang