⸙ O5 ! Tragedi di Luar Peperangan

56 7 0
                                    

Netra Athena melirik ke arah timur. Cahaya kuning mulai muncul dari sana. Matahari akan segera terbit. Dan itu adalah tanda dimulainya perang.

"Aku akan melambatkan keretaku. Aku ingin melihat perang yang sebenarnya."

Itu ucapan Helios tadi sebelum mereka berangkat ke medan perang. Athena menghela nafas panjang. Dia melirik lagi perisai dan senjata di kedua tangannya.

Kemudian kepalanya mendongak menatap ke barisan prajurit di depannya. "Lancarkan rencana B saja." Athena memberi isyarat kepada salah satu bawahannya.

Lelaki itu terkejut. "T-tapi, dewi-lakukan saja." Athena memotong ucapannya. Dewi Kebijaksanaan itu segera menyuruh panglima perangnya untuk pergi dari tempatnya tadi.

Dia memejamkan matanya erat-erat berusaha meyakinkan dirinya sendiri atas pilihan yang dipilihnya. 'Tidak masalah, tidak masalah. Jika aku pergi maka aku tidak perlu merasakan rasa sedih dan malunya.'

Sementara di sisi lain, Ares juga sudah bersiap. "Bagaimana?" Dia menatap Deimos.

"Panglima Perang pihak Athena tiba-tiba pergi ke arah Timur tadi," ucap Deimos pada sang ayah.

Ares mengerutkan dahinya. Dia berpikir keras. "Untuk apa dia ke sana? Memangnya di sana ada apa?"

"Di sana hanya ada gudang bekas yang tampaknya sudah hampir roboh. Itu gudang yang sangat tua sekali." Fobos yang menjawab.

Deimos menatap suadaranya dan ayahnya bergantian dengan bingung. "Mungkin Athena sudah merencanakan sesuatu."

"Ares." Tiba-tiba Eris memanggil. "Ini peringatanku kepada kalian semua. Jangan mencoba pergi ke arah timur. Athena pasti merencanakan sesuatu yang buruk. Intinya jangan pergi ke arah itu."

Enyo juga mengangguk setuju. "Aku khawatir dia justru menjebak kita."

Ares terlihat diam berpikir sebentar. Dia menoleh ke arah timur dimana matahari sebentar lagi akan menunjukkan wujudnya. Tangan Sang Dewa Perang itu menggenggam erat-erat pedang pusakanya. "Itu tidak akan terjadi. Bersiap saja. Peperangan akan segera dimulai."

[-⸙-]

Pertempuran itu sudah berlangsung beberapa jam yang lalu dengan sengit. Para Dewa memperhatikan dari atas dengan tak sabaran ingin segera tahu hasilnya.

Ares sedari tadi tanpa henti menjelajah ke seluruh sudut medan perang mencari Athena. Agave yang melihat itu dari atas mengigit kukunya tak sabaran.

Bola matanya berpindah-pindah ke kanan-kiri. Dia ingin mencari Athena juga. Beberapa dewa di belakangnya juga ikut memperhatikan medan perang bingung.

"Aku sama sekali tidak menemukan keberadaannya." Apollo menyahut.

Agave melirik sekilas ke arah Hermes. Lelaki itu terlihat santai saja. Tentu, Hermes pasti sudah tahu dimana Athena berada. Tapi, Agave menangkap sesuatu yang mencurigakan dari netra Hermes.

Lelaki tiu terlihat seolah tak bertenaga? mungkin. Dia terlihat murung, bingung, merasa bersalah, benci, dan entahlah. Apa yang dipikirkan dewa itu?

Di bawah sana, Fobos menghampiri ayahnya. "Ayah, dimana Athena? kita harus segera mengalahkannya!" Dia berseru agar suaranya bisa terdengar di tengah keramaian perang.

Agave you a chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang