Tak lama setelah Zeus menaiki keretanya, Agave juga menyusul dan duduk di sampingnya. Selama perjalanan, lelaki itu hanya diam membuat Agave semakin tak nyaman.
Namun ada saat dimana Zeus menoleh menatap ke arah Agave dan justru menemukan luka di dahi wanita itu. "Ada apa dengan keningmu?" Dia mendekatkan tubuhnya.
Namun Agave justru menjauh. "Ini hanya luka kecil."
Zeus menatap curiga. "Siapa atau apa yang menyebabkan luka itu?"
Agave meliriknya tanpa berniat menjawab. Zeus semakin gusar. "Jawab, Hera," katanya.
Agave menghela nafas dan memilih untuk mengalah. Dia mulai menjelaskan semua yang terjadi dan tentu saja hal itu menyebabkan kemarahan dari sang raja.
"Dan kau membiarkan dia begitu saja?"
"Poseidon yang membiarkannya. Saudaramu itu bilang nanti akan ada yang menjemput Arsen dan membawanya padamu." Agave menjelaskan dengan meninggikan nada bicaranya.
Dia menatap keluar dengan kesal. "Kau juga menghukum Ixion, padahal kau sendiri membantunya karena berniat mendekati istri Ixion, Dia. Aku sudah bilang kepadamu jika dia bernafsu kepadaku, namun kau tidak percaya kepada istrimu sendiri. Bahkan setelah terbukti pun kau tidak menghukumnya, kau hanya menurunkan dia ke Bumi. Barulah ketika dia membual menikahiku kau marah."
Agave beralih menatap Zeus lagi. Netranya berkaca jika mengingat kisah-kisah dewinya yang menyedihkan itu. "Kau hanya ingin semua makhluk hidup mengetahui aku milikmu. Tapi kau tidak peduli dengan apa yang terjadi padaku, juga tentang perasaanku. Kau terus berselingkuh ke sana kemari, tapi kau mengekangku atas segala hal yang aku lakukan."
Zeus menatapnya tajam. "Kapan aku melarangmu, Hera? aku hanya tak ingin orang lain berpikir kau, Ratu dari Olympus, Dewi Pernikahan, telah memiliki suami lebih dari satu, sang Dewi Pernikahan berselingkuh, pikirkan apa yang akan dipikirkan oleh mereka yang lain.
"Aku tak pernah melarangmu. Kau ingin menghukum Leto, menyiksa Hercules, mengucilkan Hermes, aku membiarkanmu bertindak sesuai kehendakmu. Tapi sadarlah, kau sendiri yang bertindak keterlaluan. Kau bahkan sangat dekat ketika bersama Poseidon di depan mata suamimu sendiri!—itu karena dia yang menolongku!" Agave memotong ucapan Zeus.
"Dia yang menolongku sekaligus menyelematkanku dari Arsen. Dimana kau saat itu? jika Poseidon tidak datang akan bagaimana nasibku? bahkan jika Arsen sudah berhasil menodaiku pun kau tidak akan percaya dengan ucapanku, 'kan?" Netra Agave semakin berlinang air mata saat berucap seperti itu.
Keheningan melanda mereka berdua untuk sesaat. Nafas mereka juga sama-sama memburu tak beraturan.
"Zeus, ingatlah. Istrimu ini tidak bisa selamanya diam saja. Semuanya punya batas masing-masing, termasuk kesabaran. Jika batas kesabaran istrimu sudah habis, maka kau juga akan tamat pada saat itu juga." Agave berucap tajam. Tatapannya menggebu-gebu penuh emosi.
Zeus menatap datar meski di dalam dirinya penuh keterkejutan. Istrinya tidak pernah seperti ini. Juga tidak pernah semarah ini. Paling-paling marahnya Hera wanita itu akan meninggalkannya seperti pergi ke pulau lain dan enggan kembali meski dibujuk, itu sudah pernah terjadi dulu.
Tapi kali ini. Bagaimanapun permainan kata dari Agave tadi mampu membuat sang Raja Olympus merasa terkejut juga merasa bersalah. Dia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.
[—⸙—]
Tapi Agave ialah Agave. Berbanding jauh dengan Hera yang selalu ingat akan kesalahan makhluk lain dan mengungkit-ungkit masalah itu hingga bertahun-tahun ke depan. Agave justru bisa dengan mudah melupakan masalah-masalah sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agave you a chance
FantasyAgave ingin memulai kehidupan baru dengan mengabdikan diri kepada salah satu dewi Yunani yaitu, Hera. Dia tak menyangka jika lama kelamaan Hera justru ingin menjadi dirinya dan menawarkan sebuah tawaran yang tak terduga yaitu... "Bertukar hidup?!" [...