⸙ O6 ! Persahabatan Ketiganya

57 5 0
                                    

Agave mendudukkan dirinya dengan kasar di kursi. Dia berdecih, "Apa-apaan mereka ini? hanya diam ketika berhadapan denganku? tapi mereka tetap saja merundung Ares."

"Bukankah Ares yang sejak dulu sering merundung banyak nyawa tak bersalah?" Suara lain menginterupsi.

Agave menoleh ke arah itu, menemukan Zeus di sana. Dia menatap tajam lelaki itu sebentar sebelum memutuskan kontak mata segera. "Dia juga seperti itu karena perilaku mereka yang merundungnya sejak awal."

Zeus berdecak. "Kau ini kenapa, sih? bukankah dulu kau juga biasa mengabaikannya. Kenapa sekarang kau justru emosional sekali."

Agave tampak berpikir cepat. "Y-ya, justru karena aku tahu itu salah. Aku hanya berniat memperbaikinya. Apa itu salah?" Dia memberanikan diri untuk mendongak menatap Zeus.

"Selama ini kalian semua selalu menganggap aku yang salah, 'kan? baiklah, akan ku ubah sikapku mulai sekarang. Mari kita lihat apakah kalian tahu cara menghargai usaha orang lain." Setelah berucap seperti itu, Agave segera bangkit dan beranjak dari sana meninggalkan Zeus yang masih dikepung berbagai pertanyaan.

[-⸙-]

Hari ini, sidang istana sedang dipenuhi oleh dewa-dewi Olympus yang berdiskusi tentang hasil peperangan antara kota Thebes dan Athena.

"Zeus. Thebes pemenangnya, bahkan Athena saja pergi entah kemana." Aphrodite berucap membela Ares.

"Tidak. Tidak ada keputusan yang adil dari pertempuran itu." Artemis berucap.

"Kota Athena sudah kalah. Kotaku pemenangnya. Tidak sadarkah kau akan kenyataan itu?" Ares berucap.

"Tidak mungkin. Kau sudah merencanakan sesuatu, 'kan?"

"Sesuatu seperti apa?"

"Menculik Athena misalnya? agar dia tidak bisa membantu kotanya. Dan kini kau menjebaknya di dalam gudang yang sudah kau bakar!" Hephaestus berucap keras.

Ares menghela nafas panjang. Jika ada yang teliti, mereka pasti bisa tahu bahwa ada kekecewaan yang tertampung di netra Ares. "Kau tidak punya hak untuk menentukan siapa pemenangnya. Tidak hanya kau, semua yang ada di sini pun tidak punya hak untuk itu. Karena peperangan ini hanya melibatkan aku dan Athena saja."

Kemudian Ares beralih menatap Zeus. "Kau hanya perlu mengakui saja. Putri kesayanganmu kali ini telah kalah melawanku."

Agave yang mendengar itu sedikit menarik satu sudut bibirnya. Dia melirik Zeus yang terlihat tak suka. "Cara curang apalagi yang kini kau gunakan?"

Sontak, Agave segera menatap Zeus. Baru saja dia ingin protes namun Zeus lebih dulu mengangkat tangannya mengisyaratkan Agave untuk tetap diam.

Zeus menatap Ares dengan tajam. "Aku tak akan terima jika sesuatu yang buruk terjadi pada Athena, dan itu disebabkan olehmu!"

Ares terdiam sesaat. Dia tersenyum miris. "Mau sampai kapan kau terus melindunginya? tunjukan saja pada dunia bahwa Athena memang tidak sekuat itu. Kau lah yang lebih sering berbuat curang dengan membantunya ketika melawanku!" Ares berseru pada akhir kalimatnya.

"Berani sekali kau menuduhku?" Zeus memicingkan matanya.

"Menuduh? itu kenyataannya. Kau lupa? pura-pura lupa? atau tidak sadar?-ARES!" Suasana menjadi genting kala Zeus tiba-tiba membentak putranya. Namun meski begitu, tidak ada sedikitpun rasa takut yang muncul di tatapan Ares.

Agave you a chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang