"AKHH!" Tubuh Hera terjatuh seketika.
Agave merasa jiwanya seolah tertarik sebelum pandangannya menggelap.
Hera memegangi perutnya yang mengeluarkan darah akibat sebuah tombak yang menusuk tubuhnya.
Athena melebarkan netranya penuh keterkejutan. Dia melihat ke depan untuk mencari keberadaan sosok yang melemparkan tombak tersebut, tapi dia tidak menemukan siapapun di sana.
Lebih terkejut lagi kala dia menyadari Hera baru saja melindunginya.
Athena berlutut di depannya. Dia panik, benar-benar panik. Dan dia tidak tahu harus bagaimana.
"Hera.."
Hera menggigit bibirnya sendiri menahan ringisannya.
"Tunggu sebentar, aku—Athena?"
Athena langsung memutar tubuhnya, bersamaan dengan Hera yang juga mendongak menatap ke atas dimana Hermes datang bersama beberapa prajurit.
"Ibu Ratu!" Hermes kesetanan sendiri. Dia bisa merasakan auranya bahwa yang di depannya ini benar-benar Hera, bukan lagi Agave.
Hermes langsung menghampiri keduanya. Athena melupakan segalanya, segala upaya buruknya, upaya menyamar atau yang lainnya. Dia lebih mengkhawatirkan kondisi Hera saat ini.
"Kau membawa kereta?" Athena bertanya cepat.
Hermes mengeluh. "Aku meninggalkan di luar hutan."
"Cepat, kalian bawa keretanya ke sini!" Hermes menitahkan kepada prajurit-prajurit yang lain.
"Hera, tahan sebentar lagi." Athena berucap lembut, untuk pertama kalinya kepada Hera.
Hermes sedikit mengerjap bingung, tapi dia tidak terlalu memperdulikan itu untuk sekarang.
Setelah beberapa menit, para prajurit datang dengan kereta mereka. Hermes dan Athena segera membawa Hera ke dalam kereta itu.
Kereta itu tidak berjalan biasa, melainkan langsung terbang ke langit, membelah ranting-ranting pohon yang menghalangi jalannya.
[—⸙—]
Agave membuka netranya dengan tiba-tiba. Dia memperhatikan sekitarnya. Tangannya meraba-raba tubuhnya sendiri. "Eh?"
Gadis itu terkejut kala dia kembali ke rumahnya. Dia duduk tadi pingsan di lantai dan segera bangun untuk melihat ke cermin.
Dia meraba wajahnya sendiri. Netranya benar-benar membulat memperhatikan dirinya yang sudah kembali ke raga Agave-nya.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. "Dewi?"
Sedikit berlari, gadis itu memutari rumahnya. Namun kosong, tidak ada siapapun di sana selain dirinya.
"Aku... tadi..." Agave berpikir cepat. Dia terkejut kala berhasil memahami semuanya.
Dia ingat jelas bahwa dia tidak sedang berusaha melindungi Athena, namun tubuhnya yang bergerak sendiri. Dan setelah dipikir-pikir, ternyata itu adalah ulah Hera.
Hera yang menggerakkan tubuhnya kemudian segera mengambil alih raganya. Hera ingin melindungi Athena, namun dia tidak mau Agave merasakan sakitnya tertusuk oleh senjata itu. Jadi dengan terpaksa dia menukar tempat mereka berdua.
Sekarang, pikiran Agave tertuju tentang bagaimana Hera bisa mengetahui segalanya? Jelas-jelas dia terbangun di rumah, berarti raganya terakhir kali juga berada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agave you a chance
FantasíaAgave ingin memulai kehidupan baru dengan mengabdikan diri kepada salah satu dewi Yunani yaitu, Hera. Dia tak menyangka jika lama kelamaan Hera justru ingin menjadi dirinya dan menawarkan sebuah tawaran yang tak terduga yaitu... "Bertukar hidup?!" [...