⸙ 11 ! Masa yang Indah

105 13 2
                                    

Agave mendudukkan dirinya di trotoar dengan sedikit kasar. Ia menghembuskan nafasnya lelah. Dia mengusap keringat di dahinya menggunakan lengannya.

Kepalanya dimiringkan bingung saat melihat satu buah botol air minum yang ditujukan untuknya. Ia mengangkat kepala sambil mengernyit karena sinar matahari yang menyilaukan pandangannya.

Athena memajukan botol itu. Tapi dia tidak mengatakan apapun.

Agave tersenyum kecil. Dia segera menerima minuman itu dan meminumnya.

Athena duduk di sebelahnya dan meminum minumannya sendiri. Mereka berdua tenggelam dalam keheningan selama beberapa saat.

Di depan mereka terdapat pemandangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ketika mereka melihat sebagian besar Dewa-dewi Olympus sedang menyamar sebagai manusia dan membantu perkerjaan kuli di sana untuk membuat jembatan.

Bahkan Zeus ada di sana.

Agave terkikik, dia kemudian menyenggol lengan Athena. Tatapannya menunjuk ke arah pasangan suami istri yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Sepasang suami istri itu sedang memperhatikan kerja para dewa seolah-olah mereka adalah atasannya.

Athena ikut tertawa singkat. Tentu dia tahu siapa sosok dibalik kedua pasangan manusia itu. Mereka adalah Hades dan Persephone. Sangat jarang melihat mereka muncul di Bumi, 'kan?

Tiba-tiba Zeus menghampiri Agave dengan tatapan tak terimanya. "Hei, suadaramu itu juga pernah berselingkuh, 'kan?"

Agave tertawa. "Itu tergantung apakah Persephone sudah memaafkan kesalahannya atau belum."

Persephone mengangguk yakin. "Aku sudah memaafkan suamiku."

Zeus menatap Agave tak percaya. "Kau belum memaafkanku?"

"Apakah kau sendiri sudah memaafkan kesalahanku?" Agave bertanya dengan nada menantang.

"Tidak. Tidak akan pernah. Tidak sekarang. Dan aku tidak boleh memaafkanmu," tegas Zeus penuh penekanan. Tentu saja, jika dia memaafkan Agave, maka wanita itu bisa kembali ke Olympus sekarang. Sedangkan Agave tidak memaafkannya, itu artinya dia harus tetap di sini.

Dengan langkah kesal Zeus kembali menyelesaikan tugasnya. Agave tertawa lagi melihat tingkah lelaki itu.

Hades mengerutkan keningnya menatap Agave penuh selidik. Wanita itu terlihat lebih banyak tertawa dari biasanya. Dia tentu jarang bertemu Hera, tapi sejak dulu Hera memang jarang sekali tertawa.

Melihat Agave sekarang, dia merasa yang di depannya itu bukan adiknya.

Persephone mengajak suaminya untuk berbalik. Sambil berjalan menjauh, dia berbisik, "Hera terlihat aneh, 'kan? Ibuku juga mengatakannya."

Hades mengangguk setuju. "Dia tidak pernah tersenyum kepadaku. Tapi sekarang dia bahkan tertawa di depan umum."

Agave tiba-tiba memutar kepalanya untuk menatap dua sejoli yang baru saja menggunjingnya. Dia menatap Hades sesaat sebelum menarik satu sisi sudut bibirnya. Dan tepat pada detik itu, Hades sadar bahwa sosok di hadapannya itu bukanlah Hera yang dia kenal.

Tentu, Hades memang bukan Dewa Kematian, tapi tugasnya sebagai dewa berhubungan dengan itu. Dia masih bisa merasakan jiwa-jiwa makhluk di sekitarnya. Dan kali ini, dia bisa merasakan jiwa manusia di tubuh Hera.

Tatapan Hades berubah menjadi lebih tajam. Dia menatap dewa-dewi di sekelilingnya penuh selidik, dan menemukan satu kejanggalan lain. Tapi sebelum dia meneliti lebih jauh, Persephone sudah lebih dulu menarik lengannya.

"Aku ingin kembali ke Istana Olympus, bisa kah kau mengantarku?"

Hades mengangguk meski masih dengan perasaan penasaran yang menggugah hatinya.

Agave you a chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang