PART 19

1.2K 68 16
                                    

Happy Reading

Anna terbangun ketika matahari telah menusuk melalui jendela kamarnya, seperti biasa ia akan terbangun dengan seseorang yang memeluknya dengan begitu posesif, seakan tidak ingin Anna jauh walau hanya sejengkal.

Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Alexander Dalbert, pria yang telah menjadi suaminya selama beberapa waktu yang lalu.

Masih dibawah selimut yang sama tanpa busana, Anna memandang pria yang masih bergelut dengan alam mimpinya.

Ada rasa tidak percaya bahwa pria angkuh ini adalah suaminya, pria hebat yang sangat di hormati di seluruh New York, dengan kemampuannya di bidang bisnis ini adalah, pria yang selalu ada saat Anna membuka retinanya ketika pagi menjelang.

Anna tidak bisa lagi membohongi perasaannya bahwa ia masih memilik rasa pada Alex, bahkan rasa itu telah merambat menjadi rasa sayang yang amat dalam dan tulus. Ditambah lagi sikap Alex yang sedikit berubah menjadi lembut, walaupun begitu Anna terbawa perasaan dengan perubahan tersebut.

Perasaan ini nyata dan Anna tidak bisa menepis fakta itu, entah apa yang dilakukan Alex hingga membuat Anna menjadi seperti ini, padahal pria itu selalu bersikap seperti biasa. Angkuh dan sombong. Entah kenapa Anna bisa sangat menyukai pria brengsek ini.

Tapi apa Alex memiliki perasaan yang sama? Apa pria itu mencintai Anna?

Anna tersadar dari lamunannya saat suara serak Alex menusuk Indra pendengarannya.

"Selamat pagi." Dengan posesif Alex semakin merapatkan tubuhnya pada Anna.

"Pagi Alex," balas Anna dengan sedikit tidak nyaman, walaupun hal ini sering ia lakukan tapi ada kenyataan Anna masih belum terbiasa.

Anna kadang merasa bahwa Alex mencintainya dengan sikap posesif dan manjanya, tapi Anna sangsi mengkaui hal tersebut. Sebab ia takut dengan fakta yang sebenarnya, karena pada dasarnya Alex bukan orang yang mudah di tebak. Alex tetaplah Alex, pria angkuh dan juga sombong yang penuh banyak kejutan.

Anna hanya tidak ingin berlebihan menanggapi sikap Alex yang kadang berubah-rubah, atau ia akan merasa sakit dengan harapannya sendiri.

❤️❤️❤️

Setelah mengurus segala keperluan Alex sebelum pria itu pergi ke kantor, Anna segera melesat menuju rumah sakit tempat ibu Sofie dirawat.

Seorang pegawai rumah sakit mengatakan bahwa beliau telah sadar dari komanya, setelah melakukan operasi.

seperti biasa Anna kembali menjaga ibu Sofie hingga sore menjelang, walau belum sadar tapi dokter mengatakan bahwa ibu Sofie telah melewati masa kritisnya.

Dan kabar tersebut membuat Anna merasa sangat bersyukur dan bahagia.

Ketika Anna akan kembali, tanpa sengaja ia bertemu Arron, teman sekaligus sahabat.

"Anna?" Sapa Arron terlebih dahulu.

"Arron? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Anna saat melihat Arron berada di rumah sakit.

"Aku menjenguk temanku yang sakit. Kau sendiri? Apa yang kau lakukan disini?"

Anna bingung menjawabnya karena ini penjelasan yang amat sangat panjang. Akhirnya Anna membawa Arron ke kantin terdekat untuk menceritakan segala masalahnya.

"Jadi ibu Sofie sakit selama itu dan kau baru mengatakannya padaku sekarang?" Teriak Arron dengan tidak terima, dengan spontan ia berdiri dengan rasa terkejut bercampur amarah.

"Arron dengarkan dulu penjelasanku." Arron kembali duduk walau rasa amarah ingin keluar dari mulutnya.

Arron telah lama mengenal ibu Sofie karena ia pernah tinggal di sebelah panti asuhan tempat Anna tinggal dulu, hal itu juga yang membuat mereka lebih akrab. Hubungan mereka sudah seperti saudara, seperti itulah Anna menganggap Arron.

"Aku tidak bisa mengatakan padamu, karena aku telah menikah. Aku tidak memiliki biaya untuk operasinya ibu Sofie, tapi suamiku mampu untuk itu.

"Kau menikah demi operasi ibu Sofie, hal itu juga yang membuatmu berhenti bekerja?" Tanya Arron dengan tidak percaya.

"Arron aku tidak punya pilihan lain, yang ku inginkan hanya keselamatan ibu Sofie."

"Tapi bukan berarti kau..." Arron tidak dapat melanjutkan protesnya saat suara Anna menyebutnya dengan begitu lirih.

"Arron." Lirih Anna tidak ingin dibantah.

"Baiklah aku mengerti, sekarang biarkan aku menggantikanmu menjaga ibu Sofie. Tapi sebelum itu aku akan mengantarmu pulang." Keinginan Arron tidak dapat di ganggu, jadi Anna hanya bisa pasrah.

❤️❤️❤️

Mobil Arron berhenti tepat di depan Mansion Alex ketika matahari telah pergi dan tergantikan dengan bulan yang menerangi malam.

Ketika Anna dan Arron keluar dari mobil, tiba-tiba pukulan keras mendarat dengan mulus ke wajah Arron.

"BAJINGAN!!, BERANI SEKALI KAU PERGI DENGAN ISTRIKU SIALAN!!" Pukulan terus dilemparkan Alex kewajah Arron, tanpa memperdulikan teriakan histeris Anna.

Anna dapat melihat dengan jelas rasa amarah yang membuncah dari diri Alex. Ia segera berusaha untuk menghentikan Alex, tetapi hasilnya nihil karena kekuatannya tidak sebanding dengan tubuh suaminya.

Arron tidak dapat membalas atau menghindar pukulan Alex, karena ia tau siapa yang ia hadapi. Jadi Arron hanya bisa pasrah menerima keadaannya.

Dengan spontan Anna memeluk tubuh Alex dari belakang. Berusaha agar sentuhannya dapat menghentikan keberutalan Alex. "Kumohon stop, tolong." Bulir bening itu lolos dari retina coklat Anna. Ia tidak bisa hanya diam saja dengan kesalah pahaman ini.

Alex menegang dengan pelukan Anna, tubuhnya terasa kaku saat pelukan tangan Anna menyentuh kemejanya dengan sangat kuat, Alex tau bahwa ia harus berhenti sekarang.

Pada akhirnya Alex menghentikan pukulannya pada Arron, lalu meninggalkan pria itu tanpa peduli dengan luka lebam ditubuhnya, karena ulahnya.

Kemudian Alex menarik lengan Anna, kuat genggamannya hingga membuat Anna meringis. Walau begitu, Anna hanya mengikuti tanpa protes.

Anna menatap Arron dengan rasa bersalahnya, sebelum ia benar-benar masuk ke dalam Mansion.

Entah apa yang akan terjadi setelah ini.

TBC

Ni udah mulai masuk konflik yaaa huwahahaha😈

kalian tau ngga apa yang akan terjadi selanjutnya?🌚

Vote dan komentar nya jangan lupa yaaa, thank you so much

LOVE FIRST CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang