Nama : Abiyan
1 : Setiap malam, cairan ini terus mengenai wajahku. Tatkala mendongak, mata itu selalu melihat pada diriku yang tengah terlentang. Namun, bukankah di bawah tanah ini aku sendiri?
2 : Waktu berlarian, menyisakan deru napasku untuk terakhir kalinya.
3 : Terbangun dari mimpi, aku melihat wajahku di cermin. Namun, aku terbangun lagi, kali ini aku yang berada di dalam cermin.
4 : Sunyi. Hanya tersisa napas ibu sebelum kematiannya menjemput. Gas beracun yang aku coba mainkan ternyata berefek besar pada kematian, ya? Tak apa. Aku tak perlu repot mengotori tangan untuk merebut nyawanya.
5 : Ibu selalu mengeluh karena setiap harinya gelas-gelas di lemari dapur hilang, tanpa jejak. Sedangkan aku hanya terdiam, tatkala malam datang menyelinap masuk untuk menelan gelas-gelas itu. Rasanya menyakitkan, tetapi makhluk yang menempel di perutku ini sangat menyukainya.
6 : Kemarin kami pergi bersama. Ia seorang yang mudah senyum, selalu tertawa sampai aku muak melihatnya. Kala kemarin kami bermain lagi, ia sudah membeku di dalam peti mati. Aku tak pernah yakin apa yang terjadi malam itu nyata, tetapi aku ingat jelas bisikan terakhirnya malam itu, berkata, "Terima kasih, aku sudah lelah menutupi semua dengan senyumku."
7 : Setiap malam tiba, dinding-dinding rumahku selalu menangis, berteriak, dan meringis. Memang siapa yang hidup di dalamnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CREEPY PASTA
رعبSaat kau sendiri bersama sunyinya malam, kegelapan menyelimuti, dan dia pun datang. Apa kau menyadari kehadirannya? Dia, ada di sampingmu. Saat kegelapan jiwa merajalela, saat itulah dia menunjukkan wujudnya. © @Inthe_micasa